SEBELAS 🌷❤️

35 2 0
                                    

Note: Sudah direvisi

H a p p y R e a d i n g
🌻

Sepuluh hari, bersama Asatya. Membuat rasa sukanya pada cowok itu terus menumbuh sampai ia sadar kalau rasanya perlahan berubah menjadi cinta.

Padahal baru sepuluh hari, ya.

"Kak Asaa. Garamnya habiss, anterin beli yuk. Aku juga mau beli yang lain, sih."

Asatya yang duduk di meja makan sambil bermain hp terdongak, "Males."

Setelah berucap, Asatya berpikir sejenak. Dirinya tidak jahat, 'kan karna berbicara seperti itu?

"Masa aku pergi sendiri?" gerutu Dyra cemberut.

"Terserah lo."

"Kak Asa kenapa, sih? Gak bisa, ya, dikit aja peduli?"

Cowok itu tertegun. Sepertinya ia sudah terlalu jahat pada Dyra. Namun, dirinya juga bingung apa yang harus dilakukan, secara ia tidak ada rasa apa-apa dengan Dyra.

"Yaudah, ayo."

Ekspresi Dyra langsung berubah sumringah setelah mendapat jawaban iya dari Asatya.

"OKE, AKU GANTI BAJU DULU."

"Gak perlu, itu udah cantik."

Hah? Apa? Asatya bilang apa!? Bentar-bentar, kuping Dyra salah dengar mungkin, ya? Gak, gak mungkin Asatya bilang seperti itu.

"Apa, kak?"

"Lo cantik."

Oke. Ini sudah fiks Asatya mengakui dirinya cantik, bukan masalah kupingnya yang dongo.

"Hah?" Dyra langsung tiba-tiba cengo.

"Cepetan, sebelum gue berubah pikiran."

Dengan sat-set Dyra merapikan rambutnya, dan melepas celemek bekas masak nya tadi. Tidak ganti baju, karna perintah Asatya.

Asatya bangkit dan berjalan mengambil kunci mobil. Sementara Dyra, ia mengambil dompet di kamar dan bergegas keluar menyusul Asatya sebelum cowok itu berubah mood.

Sampainya disebuah Swalayan yang cukup besar, mereka berdua masuk dengan Asatya yang mengintil Dyra dari belakang seraya memainkan ponselnya.

Kemana pun arah Dyra berjalan, cowok itu hanya menguntit di belakang tanpa protes sedikitpun. Tugasnya kan hanya mengantar gadis itu.

"Kak Asa pengin makan sesuatu gitu, gak?"

Asatya mendongak menatap Dyra, "Eum? Gue mau Pancake Vanilla. Gimana?"

"Boleh, aku siap bikinin!"

Asatya melotot tertegun, semudah itu Dyra menerima permintaannya. Bahkan, tanpa basa-basi menolak sekalipun. Gadis itu pandai memasak?

Sembari terus berjalan, Dyra selalu nyerocos, "itu kan buat dessert nya. Kalo makanan beratnya mau apa?"

"Lo nanya kaya gitu seolah lo bisa masak semuanya tau, gak?"

My (ICE) Husband [Revisi]Where stories live. Discover now