SATU 🌷❤️

205 47 13
                                    

Note: Cerita ini sudah pernah di publish. Dan kembali di revisi dengan penggalan kata yang nyaman.

HAPPY READING

🌷🌷🌷

Keadaan di ruang UGD begitu riuh penuh peluh tangis, seluruh orang yang berada di dalam menangis sesenggukan.

Tampak seorang pria paruh baya berbaring lemah di brankar rumah sakit. Mungkin karna itu lah mereka menangis.

"Papah ... bangun, pah!" seorang gadis berusaha membangunkan papa nya dengan menggoyang-goyang kan tubuh beliau.

"Mah ... Papah kenapa, mah?" tanya gadis itu sembari menangis kencang.

Dengan perasaan yang tak karuan, orang yang ia panggil mama itu menjawab, "P-papah ... Pa-papah ... hiks ... Papah kecelakaan, Ra."

Deg!!

Gadis itu langsung melemah lalu ambruk ke lantai, tangisnya semakin pecah. Ia tak mampu jika harus kehilangan orang yang ia cintai sekarang.

"Mah ... hiks ... Papah pasti sembuh 'kan, mah ...."

"Papah gak mungkin ninggalin aku, mah!"

"Enggak! Papah gak boleh tinggalin aku, mah ...."

Nila lantas memeluk putri bungsu nya, ia berusaha menguatkan putrinya, memberi ketenangan.

"Papah pasti sembuh kok, Ra. Kamu tenang, ya ...," ucap Nila dengan air mata yang masih mengalir.

Andyra Jovinka Brahma, gadis cantik nan lugu itu terus saja menangis menatap papa nya yang masih setia memejamkan mata.

Dia di kabarkan bahwa papa nya kecelakaan saat ia sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah.

Dyra mengambil kursi lalu duduk di samping papanya, memegang tangan beliau lalu menciumnya tulus.

"Papah cepet buka mata ... Dyra pengen di peluk papah."

"Ra, kamu gak ganti baju?"

"Gak, Mah. Aku gak bawa baju ganti."

"Yaudah, kalo gitu makan dulu, kamu kan belum makan siang." Nila membujuk putrinya yang memang susah jika disuruh makan.

"Gak nafsu, mah."

"Kamu harus makan! nanti maag nya kambuh, mamah beliin dulu di kantin." Nila beranjak pergi ke kantin Rumah Sakit.

Dyra melengos, "Ih, kan aku nya gak mood makan," gumamnya menggerutu.

Brak!

Hampir saja Dyra jantungan mendengar gebrakan pintu yang cukup kencang itu, untung dia tak punya riwayat jantung. Jika punya, sudah mati terkejut dengan mata melotot.

Ternyata yang datang adalah kakaknya, Venzo Erlangga Brahma. Kakak laki-laki yang usianya terpagut 2 tahun darinya.

Dyra baru kelas 11, dan kakak nya sudah kuliah.

My (ICE) Husband [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang