TUJUH 🌷❤️

95 13 6
                                    

Note: Sudah direvisi.

H a p p y  R e a d i n g

🌷❤️

Selasa, H-2 pernikahan Dyra dan Asatya. Kedua belah keluarga sudah mempersiapkan seluruh kebutuhannya, termasuk gaun pengantin mereka.

Sepulang dari sekolah, dua orang itu pergi ke sebuah butik langganan Mama Asatya. Cowok itu mendengus pelan mengingat jadwal pernikahannya sudah kurang 2 hari.

Dyra sedari tadi hanya diam melongo dengan tubuh yang nurut nurut saja saat ditata para pekerja disana. Asatya? Ia hanya diam di luar ruangan dan menatap ponselnya.

Para pekerja itu dengan telaten mengenakan dan menata gaun Dyra. Dyra yang masih tak percaya dengan kenyataan ini, terus memerhatikan para mbak mbak pekerja dengan tatapan polos.

"Ini gue beneran nikah sama Kak Asa, ya?" Pertanyaan itu terus saja terbatin oleh Dyra sembari melihat pantulan dirinya di cermin yang terlihat anggun dengan gaun itu.

"Cantik banget, ya ampun!" celetuk salah satu pekerja.

"Manis banget, sumpah. Ini kalo si Delan lihat, bakal terpesona."

Dyra tersenyum geli mendengar ucapan mereka. Ia termasuk 10% orang beruntung yang bisa menikah dengan crush sendiri.

Gadis itu tersenyum ramah pada kedua pekerja, "Makasih, ya, kak. Udah selesai, kan?"

"Iya, udah." Pekerja tersebut menjawab dengan sumringah.

Kemudian, Dyra keluar ruangan guna ingin menghampiri Asatya. Saat ia berada tepat di depan lelaki itu, ia berdehem.

Asatya mendongak ke asal suara, lalu mematung beberapa saat. Siapa dihadapannya ini? Cewek alay yang selalu menggangu hidupnya?

"L-lo?"

Dyra tersenyum, "Gimana, kak? Cocok, gak?"

"Cantik," gumam Asatya yang ia yakin tak akan didengar Dyra.

"Hihi, makasih." Oh, Asatya salah. Gadis itu mendengarnya.

"Gak usah geer."

"Gapapa, yang penting Kak Asa bilang aku cantik, hahaha."

Lucu sekali adik kelasnya ini, senyum manis ceria terlihat jelas di matanya. Gadis itu tampak sangat bahagia, sebahagia itu kah karna akan menikah dengannya?

"Aneh."

"Kak, habis ini beli seblak, yuk."

"Apasih, Dyr. Seblak mulu."

Dyra memain-mainkan gaunnya, mengunyel-unyel sembari mulutnya menggerutu, "Kemarin kan gak jadi beli. Masa sekarang gak boleh juga?"

"Yaudah, tapi jangan pedes."

"Dih, mana enak seblak gak pedes."

"Enak enak aja."

"Ayo, lah, kak." Dyra menggoyang-goyangkan bahu Asatya.

My (ICE) Husband [Revisi]Where stories live. Discover now