±192

2.6K 183 11
                                    

Happy Reading...










Di tengah malam Ava terbangun dari tidurnya, ia sudah terbiasa terbangun untuk melaksanakan salat sunah.

Dengan begitu khusu Ava berdoa agar selalu dalam lindungan Allah SWT. Ava ingin diberi petunjuk agar bisa kembali ke pesantren dan berkumpul lagi bersama kedua orang tuanya.

Setelah selesai Ava tak kembali tidur, ia pergi ke dapur mengambil air minum untuk melepaskan dahaganya.

Saat ingin ke dapur Ava tak sengaja melihat ke arah pintu yang tak tertutup rapat. Karena penasaran ia pun mengintipnya.

Ava melihat pria yang bernama lengkap Garaka Guamancapac itu seperti sedang frustasi. Ia sedang mengepulkan asap yang ada di mulutnya, terduduk dengan penampilan berantakan.

Tak ingin ikut campur, Ava kembali melanjutkan tujuan awalnya. Setelah sampai dapur ia langsung mengambil gelas dan mengisi air, kemudian meneguknya sampai tersisa setengah.

"Buatkan aku makanan!"sebuah suara mengejutkan Ava.

"Apa telingamu bermasalah?"tanya Gara.

"Baiklah, tapi bisakah kamu menunggu saja di ruang makan, jangan terlalu dekat seperti ini. Kita bukan mahram,"jelas Ava.

"Ckk. Cepat aku lapar!"ucap Gara kemudian pergi ke ruang makan.

Ava pun membuat menu sederhana, ia mengambil dua butir telur dan menggorengnya menjadi telur ceplok mata sapi.

Ava sengaja membuatnya dua, porsi makan Gara pasti berbeda dengannya. Setelah siap dengan menu dadakannya, Ava pun mengantarnya menuju meja makan.

Gara yang merasa lapar pun segera melahapnya dengan cepat, sampai tersedak.

"Uhuk... Uhuk...,"

Dengan cepat ava menuangkan air kedalam gelas, kemudian menyodorkannya pada Gara.

"Apa telur nya tak enak?"tanya Ava.

"Lumayan enak."jawab Gara setelah meminum air.

"Permisi aku kembali ingin ke kamar,"pamit Ava.

"Bisakah kau menemaniku makan,"ucap Gara dengan suara datar.

"Maaf, tapi tak baik jika hanya berdua. Itu akan menimbulkan fitnah."jelas Ava masih menunduk.

"Kau duduk saja di kursi paling ujung,"ucap Gara.

Meja makan di mansion itu berukuran sangat panjang, bisa ditempati sekitar dua puluh orang dengan kursi saling berhadapan. Ava kembali membalikan langkahnya menuju kursi paling ujung dan mendudukkan tubuhnya.

Gara sedikit menaikan sudut bibirnya sehingga menimbulkan senyuman yang sangat tipis. Ia kembali melanjutkan kegiatan makannya.

'tunggu setelah aku menyelesaikan semua misiku, kau akan menjadi milikku sepenuhnya.'batin gara melihat Ava yang terduduk sembari menundukan kepalanya.

—o00o—

Pagi hari ini seluruh penghuni mansion dikejutkan oleh sebuah kiriman berupa kardus besar. Kardus itu berisi sebuah bangkai tikus dengan darah yang begitu banyak.

"Tuan kardus ini di kirim oleh seseorang yang kenal denganmu,"ucap Saga setelah membaca selembar kertas.

"Tapi aku tak mengerti arti tulisan ini,"lanjut Saga kemudian memberikan kertas itu pada gara.

Isi surat:

(8  (2  (7  (((2  (((1  (  ((3 
((  (2  ((8  (  ((7
(  (8  (  ((3
(1 (  (((1  (  ((3  (4.

PSYCOPATH  INSAF (END)Where stories live. Discover now