8'361:2= 6':28

1.7K 133 10
                                    

Happy Reading...




Gara kembali ke dalam mobil dengan dua kantong plastik berisi berbagai macam makanan. Tak hanya roti dan snack Gara juga membeli kopi hitam untuk dirinya. Ia menaruh plastik berisi makanan itu ke kursi belakang.

"Mas! Jangan minum kopi dulu, dari siang perut kamu belum diisi makanan berat, nanti asam lambungnya naik,"

Rentetan kalimat larangan yang dilontarkan oleh Ava tak membuat Gara marah, ia malah senang dimarahi begitu, itu berarti Ava memperhatikan kesehatannya.

"Di sekitar sini emang nggak ada restoran?"

"Nggak ada, By. Kalo ada juga udah dari tadi aku mampir."ucap Gara gemas.

"Yaudah, cari rumah makan biasa aja,"

"Em– aku nggak biasa makan di pinggir jalan,"ucap Gara ragu.

Ava melototkan matanya, 'jadi seumur hidup Gara tak pernah makan di pinggir jalan?'

Ava menjulurkan tangannya kebelakang, mengambil satu bungkus roti kemudian membukanya.

"Ini ganjal perut dulu pake roti, jangan minum kopi,"ucap Ava.

"Suapin, aaaa..."Gara membuka mulutnya.

Ava pun menurunkan bungkusnya separuh, mengeluarkan ujung roti kemudian menyodorkannya di depan mulut Gara. Gara terus menerima suapan roti dari Ava hingga tandas.

"Mau lagi?"tanya Ava.

Gara menggeleng, ia kemudian menyeruput kopi hitamnya. Hari yang semakin malam, tak ada penginapan terdekat. Gara membeli dua cup kopi hitam untuk berjaga-jaga agar tak mengantuk saat menyetir.

Mobil gara kembali melaju dengan kecepatan sedang, menurut perkiraan Gara alamat yang dituju ditempuh dalam waktu satu jam lagi.

Cukup lama melewati perjalanan, akhirnya mobil Gara berhenti di sebuah mansion mewah bergaya Eropa. Gerbang hitam menjulang tinggi, bangunan yang didominasi oleh warna putih serta dua pilar yang menjulang tinggi menambah kesan megah. Seorang penjaga menghampiri dan mengetuk kaca pintu mobil Gara.

"Maaf ada keperluan apa?"

"Saya ingin bertemu pemilik rumah ini,"ucap Gara.

"Apa kau mengenal anak ini?"lanjut Gara sembari menunjuk ke arah Gean yang sedang tertidur pulas.

"Tuan muda!"seru penjaga itu.

Penjaga langsung menekan tombol untuk membuka pintu gerbang, mobil gara pun masuk ke dalam. Gara turun dan mengambil alih Gean dari gendongan Ava.

"Mari ikut saya,"ucap penjaga membawa mereka masuk.

"Gean!"teriak seorang wanita langsung merebut Gean dari gendongan Gara.

Gean yang merasa terganggu pun membuka matanya, ia langsung berteriak.

"Mommy!!"teriak Gean.

Gara dan Ava bernafas lega melihat Gean yang kembali pada keluarganya.

"Terimakasih telah membawa Gean kami, pulang."ucap wanita yang diketahui sebagai ibu Gean.

"Sama-sama, berhubung hari sudah malam kalian menginap saja disini. Besok baru kembali pulang. Saya berhutang budi pada kalian, daddy-nya Gean masih di kantor. Dia pasti sangat senang melihat Gean kembali pulang."tutur Mommy Gean.

"Oh iya, nama saya Laras,"ucapnya.

"Saya Ava dan ini suami saya Gara,"ucap Ava menyambut tangan Laras.

PSYCOPATH  INSAF (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora