08. Ucapan Shanin

102 5 0
                                    

Happy reading



Hari ini Shanin sudah rapi menggunakan seragam sekolah lengan panjang dan juga dengan jilbabnya. Pesantren Darussalam itu modern, jadi disini juga disediakan sekolah. Biasanya jam sekolah disini sama kaya sekolah pada umumnya yaitu pagi cuma sampai dhuhur doang, sorenya digunakan untuk mengaji. Shanin tetap melanjutkan sekolahnya disini kelas 12 yang sebentar lagi akan lulus.

"Ayok Nin." ajak Mawar, berhubung Mawar juga kelas 12 dan beruntungnya mereka satu kelas.

Shanin hanya menganggukkan kepalanya dan menghampiri Mawar, mereka keluar dari kamar secara beriringan. Dua temannya yang satu kamar sudah berangkat duluan, mereka juga tidak satu kelas. Diluar kamar juga banyak santri berjalan menuju gedung sekolah.

Sesampainya di gedung sekolah Shanin dan Mawar menelusuri koridor untuk ke kelasnya yang lumayan di pojok. Mereka memasuki ruangan kelasnya, semua orang yang ada di ruangan tersebut memandangi Shanin mungkin karena baru melihatnya. Beda halnya dengan Shanin yang tidak mempedulikan itu semua. Di kelas ini Mawar duduk sendirian karena jumlahnya yang ganjil, kedatangan Shanin menjadikan Mawar memiliki teman sebangku.

Shanin merasa gabut karena di Pesantren ini tidak boleh bawa hp jadi ia memutuskan untuk tidur sebentar,"Gue mau tidur dulu ya War, nanti kalau gurunya masuk bangunin aja." dengan melipat kedua tangannya diatas meja.

"Iya siap." jawab Mawar yang sedang membaca buku mapel hari ini.

10 menit kemudian...

"Asalamualaikum." ucap seorang yang berjalan mendekati meja guru, membiarkan pintu kelas terbuka lebar karena guru tersebut pria yang tidak ingin menimbulkan fitnah, sebab kelas tersebut berisi perempuan semua, sebenarnya ia mengajar santri putra namun guru yang mengajar santri putri sedang cuti melahirkan jadi terpaksa ia menggantinya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." jawab semua santriwati yang ada di ruangan ini.

Mawar yang melihat Shanin asik dengan tidurnya langsung menyenggol lengannya,"Shanin bangun gurunya sudah datang." bisiknya, namun Shanin tidak terbangun.

"Sebelum pelajaran akan saya absen terlebih dahulu." nama semuanya sudah terpanggil, tinggal satu nama.

"Shanin Assyfa Aldara." panggil guru tersebut.

Hening tidak ada yang menyauti ucapannya. Arah pandang semua santri menuju ke bangkunya Mawar dan juga Shanin termasuk sang guru yang melihat seorang santri tengah tertidur di jam pelajaran. Mawar kembali menyenggol lengan Shanin,"kenapa?" tanya Shanin melihat samping ke bangku Mawar, akhirnya bangun juga.

"Tuh nama kamu dipanggil." tunjuk Mawar kearah depan. Mata Shanin mengikuti arah tunjuk Mawar.

"Gus Arga." gumamnya setelah melihat siapa guru tersebut. Ya, guru tersebut adalah Gus Arga. Gus Arga memang mengajar disini baik sekolah maupun mengaji, karena ia yang akan meneruskan Pesantren milik Abahnya.

*****

"Gus Arga!" Shanin mengejar Gus Arga sambil berteriak, karena jam mengajar di kelas Shanin sudah selesai Gus Arga langsung keluar meninggalkan kelas itu.

Gus Arga yang mendengar seorang meneriaki namanya beliau membalikkan badan, "iya kenapa?" tanyanya melihat keberadaan gadis itu.

Huh hah hah, nafas Shanin yang masih terengah-engah dihadapan Gus Arga dengan membungkuk.

"Ada keperluan apa?" Gus Arga yang kembali bertanya.

Shanin menegakkan tubuhnya,"Gus mau nggak pacaran sama saya?" pertanyaan macam apa ini.

Gus Arga tidak menghadap wajah Shanin melainkan melihat ke lapangan banyak santri yang berlalu-lalang disana."kamu tidak salah tanya begitu?"

Shanin menggelengkan kepalanya,"nggak."

"Kamu tau kan kalau pacaran itu dosa, sudah ada di Al-Qur'an surah Al-Isra Aya 32 yang berbunyi: Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk." ucapnya yang langsung meninggalkan Shanin.

"Ini gue ceritanya ditolak? baru kali ini ada yang menolak seorang Shanin." gumamnya sendirian.

Shanin kembali ke kelasnya karena jam sekolah belum selesai,"Shanin kamu habis dari mana?" tanya Mawar setelah Shanin kembali duduk di bangkunya.

"Kejar Gus Arga." jawabnya memandangi Mawar.

"Seriusan, kamu ngomongin apa?" tanyanya lagi.

"Masa Gus Arga gamau gue ajak pacaran sih."

Mawar melongo yang mendengar ucapan Shanin barusan, "ya gak bakal mau lah, apalagi bahasanya pacaran."

"Lah terus apa?" giliran Shanin yang bertanya ke Mawar.

"Calon imam."

*****

Sore harinya Shanin akan pergi ke ndalem untuk meluluhkan hati seorang Gus Arga.

Shanin pergi seorang diri ke kantin, walaupun makanan sudah disediakan dari Pesantren, namun kadang santri membeli makanan di kantin.

Berjalan mendekati salah satu pedagang, ia berniat untuk membeli martabak manis untuk dibawa ke ndalem."Asalamualaikum Bu." ucap Shanin ke pedagang tersebut.

"Waalaikumussalam mau beli martabak nduk?" tanya si penjual.

"Iya Bu satu dibungkus." Shanin selama martabaknya dibuatkan ia menunggunya duduk di kursi yang disediakan di kantin ini.

"Ini nduk martabaknya sudah jadi." akhirnya setelah menunggu lumayan lama tuh martabak jadi juga.

Shanin berdiri dari duduknya dan mendekati warung martabak,"ini uangnya Bu." dengan menyerahkan uang.

*****

Shanin berjalan ke arah ndalem dengan tangan kanan menenteng keresek berisi martabak tadi. Di luar ndalem ada Gus Arga yang sedang duduk di kursi depan ndalem, sepertinya sedang muroja'ah karena dapat dilihat mulut yang tengah komat-kamit.

Shanin mendekati Gus Arga,"asalamualaikum calon imam." ucapnya diiringi cengengesan.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." jawab Gus Arga yang menghentikan muroja'ah nya.

"Gus." panggil Shanin.

"Hmm."

"Gimana cara mendapatkan cintanya Gus Arga?" tanya Shanin yang tidak tau malu.

Hening

Tiba-tiba ada Ning Kayla diantara mereka berdua, gatau kapan datangnya tiba-tiba nongol aja,"eh Shanin, ada apa?"

"Ini Ning, mau ngasih ini ke Ummah." ujarnya dengan mengangkat barang bawaannya. Gus Arga dan Ning Kayla melihat bawaan Shanin yang tersenyum tipis.

"Oh bentar ya aku panggilin Ummah dulu." yang langsung melenggang pergi ke dalam ndalem.

"Cintai dulu penciptanya baru mencintai hambanya." jawab Gus Arga soal pertanyaan Shanin tadi, Gus Arga berdiri dari duduknya dan langsung meninggalkan Shanin sendirian. Kalau ada yang tanya umur Gus Arga berapa, jawabannya adalah 21 tahun.

"Cintai dulu penciptanya baru mencintai hambanya." Shanin yang mengulangi ucapan Gus Arga.

Shanin yang masih memikirkan ucapan Gus Arga pun tidak mengetahui keberadaan Ummah Aisyah,"kenapa nduk?" tanya Ummah Aisyah yang memecahkan lamunan Shanin.

"Ah ini Ummah martabak semoga suka." Shanin memberikan plastik yang ia pegang ke Ummah Aisyah.

"Kalau begitu Shanin pamit Ummah." izinnya.

"Tidak mau mampir dulu?" tawar Ummah Aisyah kepada santrinya itu.

"Tidak usah Ummah, asalamualaikum." pamitnya diiringi menunduk.

Sudah cukup jauh dari ndalem, Shanin memutuskan untuk duduk di bawah pohon mangga yang kebetulan ada bangkunya,"padahal gue cuma mau ngetes Gus Arga, tapi kenapa gue setiap ketemu Gus Arga selalu deg-degan ya." monolognya ke diri sendiri.

*****

Jangan lupa tinggalkan jejakkk❤️

Chasing Love "Gus" [End]Where stories live. Discover now