18. Kecelakaan

71 4 0
                                    

"jodoh, rezeki, maut, kita semua tidak tau kapan itu datang."

*****

Happy reading

Setelah acara resepsi pernikahan selesai, Gus Arga dengan Shanin sudah kembali lagi di ndalem. Shanin berniat untuk ke asrama tempatnya ia dulu tidur, mau mengambil buku yang tertinggal.

"Mas Arga." panggil Shanin yang melihat Gus Arga baru keluar dari kamar mandi.

"Kenapa?" tanya Gus Arga menaikan alisnya, sambil berjalan menghampiri Shanin.

"Mau ke asrama sebentar, ngambil buku yang ketinggalan." jelas Shanin menyampaikan niatnya untuk ke asrama.

"Boleh, hati-hati." mendengar Gus Arga memperbolehkan untuk ke asrama, Shanin langsung mengambil tangan Gus Arga untuk dikecup punggung tangganya.

"Asalamualaikum." pamitnya dengan hati berbunga-bunga, dapat dilihat dari raut wajahnya juga bibir yang menyungging tersenyum.

Gus Arga menggelengkan kepala melihat kelakuan istrinya itu,"waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

*****

Sepanjang jalan menuju asrama Shanin banyak bertemu santriwati yang menyapanya dengan menundukkan kepala. Shanin merasa bingung dengan semua itu, tapi ia tidak terlalu mempedulikan itu.

Akhirnya sampai juga di depan kamar yang pernah Shanin tempati dulu.

Tok tok

"Asalamualaikum." ucap Shanin di depan pintu kamar.

Pintu kamar terbuka menampakkan Mawar dari dalam,"waalaikumussalam, silahkan masuk." balasnya dengan menunduk.

Shanin memasuki kamar asrama yang terdapat cuma Mawar, tidak tau kedua teman yang lainnya. Shanin menduduki kasur yang biasa ia pakai, sedangkan Mawar hanya berdiri di samping Shanin. Shanin yang melihat itu berniat untuk menyuruh Mawar duduk di sampingnya.

"Sini duduk." ajaknya dengan tangan menepuk sisi samping yang kosong.

"Eh engga usah Ning." tolak Mawar dengan sopan.

"Ning?" gumam Shanin pelan, tapi masih terdengar oleh Mawar.

"Kan sekarang Ning Shanin sudah jadi istrinya Gus Arga, jadi manggilnya Ning kan." penjelasan Mawar membuat Shanin mengangguk.

"Gausah panggil Ning, panggil Shanin kaya biasanya aja." karena jujur Shanin merasa aneh jika dipanggil Ning, menurutnya karena ilmu tentang keagamaan ia masih minim jadi merasa tidak pantas aja di panggil Ning.

"Tapi bakal kurang sopan." celutuk Mawar.

"Udah gak papa." balas Shanin, ditariklah dengan pelan tangan Mawar agar duduk disampingnya.

"Oh iya kamu ngapain kesini?" tanya Mawar menanyakan tujuan Shanin ke kamar ini.

"Hampir aja lupa, itu aku mau ngambil buku yang ketinggalan." Shanin mendekati lemari samping kasurnya, dibuka lah lemari tersebut yang terdapat dua buku, buku risalah dan kitabnya.

Chasing Love "Gus" [End]Where stories live. Discover now