17. Resepsi

83 4 0
                                    

Happy reading
.

.

.


Kedua mata yang masih terpejam mulai membukanya sedikit demi sedikit, setelah sepenuhnya kesadaran sudah kembali dan sudah membaca doa bangun tidur kemudian ia menoleh kesamping tepatnya meja nakas, melihat jam weker yang ada diatas meja.

"Ternyata sudah jam tiga pagi." gumamnya, dengan menoleh kesamping ternyata ada seorang yang masih nyaman tidur, orang tersebut adalah Gus Arga yang tengah memandangi wajah damai Shanin yang tengah tertidur, tangan Gus Arga terulur menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Shanin dengan pelan.

Shanin merasa ada pergerakan tangan seorang diwajahnya, ia membuka mata yang pertama ia lihat adalah wajah wajah Gus Arga.

"Astaghfirullah." kaget Shanin langsung dengan posisi duduk, karena melihat ada seorang pria di kamarnya.

"Eh maaf, keganggu ya." karena suara istighfar Shanin tadi membuat Gus Arga menarik tangannya dari wajah Shanin, dan mengikuti Shanin untuk duduk.

Shanin Lo apa-apaan sih, Gus Arga kan sekarang suami Lo, Batin Shanin.

"Ah engga Gus." balas Shanin dengan menggelengkan kepala.

"Jangan panggil Gus." spontan Gus Arga.

"Ha?" beo Shanin yang masih bingung dengan ucapan Gus Arga.

"Udah lupain aja."

"Eh beneran, tadi bilang jangan panggil Gus, terus panggilnya apa?" tanya Shanin yang memandangi wajah Gus Arga.

"Gimana kalau Mas?" setelah cukup lama Shanin memikirkan panggilan yang cocok untuk suaminya.

"Boleh, jangan tidur kita Salat Tahajud dulu," balas Gus Arga, mulai bangkit dari kasur untuk mengambil air wudhu.

"Oke Mas." Shanin sengaja menggunakan panggilan barunya itu, yang membuat langkah Gus Arga terhenti tanpa membalikan badan menghadap Shanin, karena ia tau sekarang pasti wajahnya sudah seperti kepiting rebus dan tidak mau kalau Shanin melihat dirinya yang sedang salting, ini semua gara-gara ucapan Shanin barusan.

Hati Shanin merasa senang karena ia bisa salat dengan imam suaminya, setelah selesai Salat Tahajud mereka berdua melanjutkan membaca Al-Qur'an sambil menunggu adzan Subuh, tetapi kali ini Gus Arga hanya menyimak bacaan Shanin, kalau ada yang kurang tepat Gus Arga yang membenarkannya.

******

Matahari mulai menampakkan sinarnya, burung-burung juga sudah berterbangan, menandakan hari sudah pagi. Tadi selepas Salat Subuh mereka berdua tidak melanjutkan tidur karena itu tidak baik.

Shanin sekarang sedang berada di dapur membantu Bundanya untuk menyiapkan sarapan.

"Mau berangkat ke pesantren jam berapa Nin?" tanya Bunda Eni sambil memotong wortel untuk sup sayur.

Pagi ini rencananya Shanin serta Gus Arga akan kembali ke Pesantren Darussalam karena hari besok resepsi pernikahan mereka akan digelar, sekaligus memboyong Shanin untuk menetap tinggal di pesantren ikut dengan Gus Arga.

"Nanti habis sarapan langsung berangkat Bun." balasnya dengan tangan sibuk menggoreng ayam.

"Terus ini Arga kemana?" tanya Bunda Eni lagi, pasalnya dari tadi ia belum melihat mantunya itu.

"Tadi sih bilangnya mau ke depan, paling lagi ngobrol sama Ayah." karena tadi waktu Shanin izin mau bantu Bundanya, Gus Arga juga bilang mau ke depan rumah.

Chasing Love "Gus" [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang