Part 10

11 4 1
                                    

"Jangan pernah mengatakan 'gak mungkin' Nothing impossible when Allah said 'Kun Fayakun'."

-Disa

***

Jarum jam menunjukkan pukul 08.30, sebentar lagi acara seminar pun akan di laksanakan. Ana yang bertugas untuk menerima pemateri dan peserta seminar pun sudah standby di depan aula. Banyak peserta sudah mulai berdatangan. Mungkin nanti ia akan lebih banyak waktu di luar aula, karena ia bertugas sebagai seksi keamanan. Ia meminta ke kak Dimas agar di jadikan seksi keamanan di luar aula, karena ia tau akan secanggung apa nanti ia di dalam dan bertemu dengan Gus Athaar.

Pukul 08.45..
Ana mencari Gus Athaar yang sampai saat ini belum terlihat wajahnya, "mana ya kok belum datang" katanya sambil melihat ke kanan dan kiri.

Mobil hitam memasuki area kampus, Ana ingat mobil ini yang mengantar nya pulang waktu itu. Ana membuang nafas lega, takut kalau Gus Athaar tak bisa datang. Seorang lelaki pun keluar dari mobil hitam itu. Tapi, itu bukan Gus Athaar. Siapa dia? Kenapa menaiki mobil Gus Athaar? Ana tercengang ketika mengetahui siapa laki-laki tersebut.

KAFKA?!

Ya benar, itu Kafka Arkananta. Ana pun kembali di kaget kan dengan sosok laki-laki yang baru saja keluar dari bangku pengemudi.

GUS ATHAAR?!

KAFKA?!

Seperti tersambar petir, Ana bingung ada apa sebenarnya? Ana masih mematung sambil melihat ke arah dua orang laki-laki yang sedang mengobrol dan berjalan ke arah nya.

"Assalamualaikum Na, maaf telat ya" kata Gus Athaar yang berhasil membuat Ana tersadar.

"Eh waalaikumsalam gakpapa Gus, silahkan masuk" jawab Ana yang terpaksa tersenyum.

Gus Athaar dah Kafka pun segera masuk ke dalam.

"Kenapa dia pura-pura gak kenal gue? Ada apa lagi ini ya Allah" batin Ana cemas.

Jarum jam menunjukkan tepat pukul 09.00. Acara Seminar kesehatan mental "Pulih dan Tumbuh dari Luka" pun segera di mulai oleh MC. Ana yang masih terdiam sejak kedatangan Gus Athaar pun memilih tidak masuk ke aula sama sekali.

Acara seminar berjalan dengan lancar, tak terasa sudah pukul 11.30 dimana acara seminar akan segera selesai. Masing-masing peserta dan pemateri pun mendapatkan makan siang. Ana yang berusaha mengontrol diri nya untuk tidak membuat kekacauan di acara dengan masalah pribadi nya pun ikut serta dalam membagikan makanan tersebut. Selesai sudah acara makan siang bersama, para tamu yang hadir sudah mulai beranjak untuk pulang kerumah nya masing-masing.

"Assalamualaikum Ana" kata seseorang yang baru saja menghampiri nya.

"Waalaikumsalam Gus" jawab Ana sambil menundukkan kepala nya.

"Hm kenalin Na ini Kafka sepupu saya" kata Gus Athaar mengenal kan mangan pacarnya itu.

"Oh iya salam kenal. Saya Aiyana bisa di panggil Ana" kata Ana sambil membungkukkan sedikit badan nya.

"Hai Ana, salam kenal"

Ana melihat ada sesuatu yang sedang di rencanakan Kafka dari bola mata nya.

Surat cinta dari Aiyanaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن