Part 03

20 6 3
                                    

"Jika melepaskan mu, menjadi sebuah pilihan. Maka aku akan melakukan nya."

-Ana

***

Pagi yang cerah, Ana menjalani hari nya seperti biasa. Kabar putus nya Ana dengan Kafka sudah menyebar keseluruh kampus. Beberapa dari kalangan perempuan ada yang bahagia dan menyebarkan isu bahwa Ana lah yang sudah berselingkuh di belakang Kafka. Tetapi, berbeda dengan kalangan laki-laki yang justru menjadikan ini sebuah kesempatan untuk mendapatkan hati Ana.

Semenjak kabar putusnya menyebar Ana selalu mendapatkan bunga dan banyak coklat. Dulu Ana yang menyukai kalau ia banyak di kejar laki-laki, namun sekarang berbeda. Ana menutup hati nya rapat-rapat, trauma. Ana sangat trauma atas kandasnya hubungan dengan orang yang sangat ia sayangi.

"Dis, gue mau coba ikut kajian islami deh. Biar gue bisa lupain Kafka" ucapnya dengan Disa yang baru saja duduk di meja sebelah Ana.

Disa yang terkejut dengan perkataan Ana barusan mencoba memastikan, "serius Na? Alhamdulillah, kebetulan hari ini ada acara bedah buku nya Gus Athaar, mau ikut?" ajaknya.

"Hm, boleh deh yuk"

***

Sesampainya di acara bedah buku, Ana dan Disa pun langsung memilih tempat paling depan tepat di depan Gus Athaar.

Ana terpesona dengan wajah tampan Gus Athaar. Sempurna.

Gus Athaar yang merasa diri nya di perhatikan oleh Ana pun tersenyum dan mengalihkan pandangan nya ke arah lain.

"MasyaAllah, indahnya ciptaan-Mu ya Allah. Di notice pulaaa, mimpi apa gue semalem" batin Ana.

Disa yang menyadari teman nya senyum-senyum sendiri pun segera menyenggol Ana, "kenapa Na?" tanya nya.

"Dis gue boleh teriak gak sih?" bisik nya kepada Disa yang sudah tak tahan ingin teriak.

"Ya jangan atuh Na, emang ada apa sih?"

"Kenapa lo gak kasih tau gue kalo Gus ini lebih ganteng dari si Kafka" bisik nya lagi.

"Astagfirullah Na, istigfar kamu. Ingat kita kesini cuma buat nyari kesibukan biar kamu gak galau terus, bukan mau liat Gus Athaar aja"

"Bisa gak ya gue jadi pacar Gus?" ucap Ana yang menghiraukan omongan Disa.

"Ya Allah Na, Gus mana yang mau pacaran" kata Disa di iringi tawa kecil.

"Oh emang gak ada ya? Gus setingkat sama malaikat kah? Suci amat gak mau pacaran"

Disa geleng-geleng heran. Sahabatnya pura-pura bodoh atau memang tidak tau sih? Ya ampun.

"Na kamu serius gak tau Gus itu siapa?"

"Nggak, emang apaan?" ucapnya penasaran.

"Gus itu anak pemilik pondok pesantren Na, sudah pasti ilmu agama nya kuat. Jadi, menurut seorang Gus lebih baik ta'aruf di banding pacaran"

"Oh iya kah? Ta'aruf itu yang tiba-tiba nikah kan?"

"Bukan tiba-tiba Na, ta'aruf itu sebenarnya semacam perkenalan atau pendekatan secara Islam gitu Na"

Surat cinta dari AiyanaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant