Part 13

8 3 0
                                    

"Dunia mungkin akan mengecewakan, tetapi Allah yang mampu meredakan"

***
Disaat mereka tengah asik memilih, tiba-tiba..

"Assalamualaikum Ana" suara laki-laki itu menyapa.

Anak mendongakkan kepalanya seraya menjawab salam tersebut. Belum sempat selesai Ana menjawab salam ia berhasil mematung, tidak dapat berbicara apalagi bergerak. Ana sangat terkejut atas kehadiran laki-laki itu, bagaimana bisa disaat ia mencari alasan sibuk malah bertemu di tempat seperti ini. Apa ini yang dinamakan sibuk?

"Gus?" wajah Ana panik dan takut. Campur aduk.

"Iya. Kebetulan ya kita ketemu disini" kata Gus Athaar sambil tersenyum.

"Eh iya, lagi anterin Disa milih-milih masker" jawab Ana sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Gimana kalo kita bareng cari tempat makannya? Ada yang ingin saya bicarakan juga sama kamu"

"Hm.." Ana sedang berpikir keras, saat ini bagaimana ia bisa menolak nya lagi, "saya tanya Disa duku deh Gus" lanjutnya sambil menghampiri Disa dan memberi kode.

Disa yang ikut kaget pun menoleh ke belakang, "eh Gus Athaar. Maaf banget Gus kayaknya kita gak bisa gabung, kita lagi mau makan sushi soalnya" kata Disa yang diikuti anggukan Ana.

"Oh kalau begitu sama. Kebetulan saya juga lagi mau makan itu, kita bareng saja ya"

Ana dan Disa saling melempar pandang, saling menyalahkan dalam diam. Kalau sudah begini apa boleh buat? Terpaksalah mereka ikut bergabung dengan Gus Athaar.

Mereka sudah memilih tempat duduk dan memesan menu. Keadaan sedikit kaku, Ana dan Disa tegang.

"Oh iya sambil nunggu saya mau tanya sama kamu Na" kata Gus Athaar memulai pembicaraan. Ana pun mengangguk.

"Kamu pernah pacaran sama Kafka?" tanya nya yang berhasil membuat Ana membulatkan matanya.

"Astagfirullah Kafka! Dia benar-benar cari masalah terus sama gue!" batin Ana.

"Iya, kenapa ya Gus?"

"Oh gakpapa" kata Gus Athaar sambil tersenyum, "kenapa kamu tinggalin dia Na? Dia sayang banget sama kamu. Maaf ya kalau saya ikut campur urusan kalian, cuma Kafka minta tolong untuk sampaikan ini jika saya bertemu kamu" lanjutnya merasa tidak enak dengan Ana.

"Apa saja yang sudah dia katakan ke Gus?"

"Hm. Maaf ya sebelumnya Na, dia bilang kalau kamu ninggalin dia demi laki-laki lain"

Ana dan Disa terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Gus Athaar tersebut. Ternyata Kafka tidak main-main dengan perkataannya semalam. Oke! Game baru di mulai ya Kafka Arkananta!

"Oh. Ketika Gus Athaar di sia-siakan oleh orang yang dulunya amat sangat menginginkan Gus Athaar. Apa Gus Athaar akan diam saja menerima semua itu?"

Gus Athaar pun terdiam, masih belum paham dengan apa yang Ana maksud.

"Selama ini Kafka yang sudah selingkuhin saya. Dan Gus Athaar tau? Dia bercerita seakan-akan saya lah penjahatnya. Dia bercerita bahwa saya yang meninggalkannya. "Ya" saya akui memang saya yang meninggalkannya. Tapi, Kafka gak pernah menceritakan penyebab saya pergi dari dia. Lucu kan? Dia hanya menceritakan dampak yang dia terima saja, namun tidak dengan penyebabnya. Bukan kah tidak akan ada asap kalau tidak ada api?"

Surat cinta dari AiyanaWhere stories live. Discover now