Part 18

6 3 1
                                    

"Siapa?" tanya Ana penasaran.

"Dia itu—" Kafka berhenti bicara saat ada yang panggil namanya.

"Kaf!" teriak orang itu.

Ana dan Kafka menoleh ke arah Kavi yang sedang berjalan santai ke arah mereka.

"Clbk nih yee" goda Kavi.

"Gak jelas lo datang-datang!" kata Ana malas, Ana segera meninggalkan dua sejoli itu.

"Eh Na?! Gak mau tau lo?" teriak Kafka.

"Gak, gue sibuk!" jawab Ana yang masih terus berjalan.

"Ah bego lo!" kata Kafka kesal dan meninggalkan Kavi sendiri, Kavi pun membuntuti Kafka sambil tertawa.

"Ah Kavi! Kenapa datangnya disaat gak tepat sih tu anak!" batin Ana yang merasa ingin tau dengan omongan Kafka tadi.

Ana selalu pulang lebih awal dari anggota BEM lainnya. Yang dulu Ana selalu menghabiskan waktunya untuk nongkrong bareng teman-teman BEM, kali ini Ana sudah malas melakukan itu. Menurutnya itu hanya membuat dirinya lebih terasa lelah.

"Ana" panggil seseorang di belakangnya.

Ana menoleh ke arah sumber suara itu, orang tersebut segera menghampiri nya.

"Boleh bicara sebentar Na?"

"Apa lagi sih Dis? Tadi gak cukup?" jawab Ana malas.

"Sebentar ya, tolong kamu dengerin aku" kata Disa sambil menarik nafasnya, "aku sadar aku udah salah banget sama kamu, gak seharusnya aku kayak gini ke kamu" lanjutnya.

"Intinya aja deh" serobot Ana.

"Aku salah Na, aku yang sudah maksa bunda untuk menjodohkan aku sama Gus Athaar. Karena aku tau Gus Athaar suka banget sama kamu, aku cemburu Na" jelas Disa.

"Kenapa baru ngaku? Tadi pagi gak gini ngomongnya"

"Hm, sebenarnya aku sudah janji tapi aku gak mau bohong in kamu lagi Na. Kafka yang sudah maksa aku untuk ngaku ke kamu, dia nyesel udah sia-sia in kamu Na. Cuma dengan cara ini yang bisa Kafka kasih untuk membantu kamu, dan aku sadar ternyata aku adalah orang yang paling jahat karena sudah berbuat seperti ini ke kamu Na. Aku minta maaf yaa Na" jelas Disa panjang lebar.

"Kafka?"

"Iya Na. Kafka masih sayang sama kamu, tapi dia sadar bahwa bahagia nya kamu bukan sama dia"

Ana tak menyangka tingkah laku manis Kafka kembali untuk Ana? Ana percaya akan kata-kata ini.

"Allah tidak akan menyegerakan sesuatu kecuali itu yang baik, dan tidak pula melambat-lambatkan sesuatu kecuali itu yang terbaik"

"Terus lo? Kalau lo mau sama Gus Athaar ya gakpapa Dis. Lo lebih cocok" kata Ana.

Disa meraih tangan Ana, "gak Na. Disini bukan cocok atau gak cocoknya, ini tentang hati. Gimana bisa aku memaksakan seseorang untuk suka sama aku, itu akan menyakitkan kita berdua. Aku mohon sama kamu, tolong dengerin penjelasan Gus Athaar ya Na. Gus Athaar sayang banget sama kamu" kata Disa sambil tersenyum.

Surat cinta dari AiyanaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ