Part 15

12 4 2
                                    

Ana menuliskan lagi jawaban untuk surat tersebut. Ana berencana untuk menemui sahabat pena nya tersebut. Kebetulan mereka satu kota, mereka sepakat bahwa tidak akan kepo satu sama lain. Setelah Ana mengirimkan surat tersebut, Ana mendapat balasan yang sesuai dengan kemauan nya. Ya, sahabat pena nya menyetujui untuk bertemu. Mereka sudah merencanakan tempat dan waktu.

Setelah menunggu selama satu minggu, tepat hari ini Ana akan bertemu dengan sahabat pena nya. Ana sudah tidak sabar, ia berdandan cantik menggunakan dress dan pashmina. Ana sudah siap, Ana memesan ojek online karena motornya akan dipakai oleh mama untuk pergi arisan. Setelah sampai Ana terkejut dengan kehadiran Gus Athaar.

Loh?!

Apa Gus Athaar membuntutinya? Ah tapi tidak mungkin. Ana hanya memberikan senyum manisnya tanpa basa-basi. Ana sudah menunggu sekitar setengah jam di tempat itu, belum ada tanda-tanda kedatangan sahabat pena nya tersebut.

"Kamu nunggu siapa?" tanya Gus Athaar mencairkan suasana.

"Teman saya Gus"

"Saya juga lagi nunggu sahabat pena saya, sudah setengah jam setelah jam yang di sepakati kita, tapi dia belum datang juga"

APA?! SAHABAT PENA?

Ana tersentak kaget. Apa jangan-jangan sahabat pena nya itu adalah Gus Athaar? Rasanya tidak mungkin.

"Saya juga lagi nunggu teman saya, namanya Alby" kata Ana yang berhasil membuat Gus Athaar menoleh ke arahnya dengan tatapan kaget.

"Alby? Kamu Nafeeza?!"

"Hah? Bagaimana Gus Athaar tau nama pena nya tersebut?!" batin Ana.

"Gus Athaar adalah Alby?" tanya Ana kaget.

"Kamu adalah Nafeeza?!"

"Astagfirullah selama ini gue cerita sama Gus Athaar?! Jadi Gus Athaar tau gue lagi naksir seseorang?! Malunyaaaa T_T" batin Ana menjerit malu.

"Ana?! Kamu sahabat pena saya? Yang sering kamu ceritain ke saya itu Kafka?!" tanya Gus Athaar menyadarkan Ana dari lamunannya.

"Hm.. Gus saya pamit pulang dulu ya" kata Ana sambil buru-buru mengambil tasnya dan berdiri.

Langkah kaki Ana kurang cepat, sehingga tangan Gus Athaar lebih dahulu menarik tangannya.

"Maaf saya gak tau kalau itu kamu" kata Gus Athaar.

"Hm.. iya gakpapa Gus. Saya juga gak tau kalau itu Gus Athaar"

"Sudah sampai disini masa mau pulang lagi. Kita buka puasa dulu saja ya, nanti saya antar pulang" kata Gus Athaar. Ana pun tidak bisa menolaknya.

Mereka memesan makanan, sambil menunggu pesanannya datang mereka hanya bisa saling terdiam. Masih tak menyangka bahwa sahabat pena nya adalah orang yang ia sukai. Apa-apaan ini niat mau suka dalam diam, malah curhat sama orang yang di suka. Ana merasa sangat malu hari ini, bagaimana tidak ia terus-terusan mengirim surat berisi surat cintanya untuk Gus Athaar ke sahabat penanya.

"Sebenarnya saya sudah tau siapa orang yang kamu suka itu. Itu saya kan? Saya mulai menyadari ketika kamu bercerita awal bertemunya kamu dengan dia. Tapi saya benar-benar tidak menyangka bahwa itu semua dari kamu"

Surat cinta dari AiyanaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum