Prolog

191 10 0
                                    

Suara decitan tajam disusul tabrakan keras yang memekkan telinga memenuhi pendengaranku. Tidak ada yang sempat terlintas di kepalaku ketika keadaan ini melemparku seringan kapas jauh dari tempat kejadian. Tidak ada yang bisa kurasakan selain rasa sakit yang memenuhi seluruh kepala dan darah yang mengucur dari bagian belakang.

Rasanya seperti bom baru saja meledak di hadapanku.

Telingaku berdengung terus sampai aku tidak bisa mendengar kegaduhan yang terjadi disekelilingku setelah tabrakan antara mobil dan motor yang kukendarai langsung menarik perhatian orang-orang.

Kulihat mereka berkerumun diatasku ketika aku tergeletak mengenaskan di aspal, masih sempat kulihat terik matahari dari balik punggung mereka, lalu kulihat seragam putih sekolahku yang sudah berubah warna menjadi merah.

Cahaya dan warna terakhir dalam hidupku.

Lalu gelap.

Hitam.

Sepi.

Menakutkan.

Dan sakit.

kejadian itu berputar-putar di kepalaku dengan penayangan tiga dimensi, seperti kaset rusak yang tidak bisa berhenti dengan cara apapun.

Aku sadar ini mimpi, aku menyadari tengah tidur di ranjang dengan posisi telentang. Tapi aku seperti dikunci, tidak bisa kugerakkan tangan dan kakiku, suaraku tercekat padahal aku sudah berusaha berteriak sekuat mungkin.

Keringat dingin membasahi sekujur tubuhku, rasa pening dikepala persis yang kurasakan hari itu. Kupaksa diriku terbangun. Dalam sekali hentak aku membawa diriku duduk.

Aku terengah, menjadi sangat bodoh mengatur napas, mengeluarkannya lewat mulut. Tubuhku bergetar semua, aku ketakutan.

Kulipat lutut untuk mendekap diriku, kuusap wajah yang basah karena keringat dan air mata.

Lalu ketika aku perlahan - mati-matian - menguasai diriku lagi, berusaha menenangkan diriku yang lagi-lagi berhasil dikuasai ketakutan terbesarku, aku tidak sengaja merasakan benda dingin yang melingkari jari manis tangan kananku. Kuraba benda itu untuk bisa kurasakan lebih dingin lagi, sampai seolah-olah ikut mendinginkan tubuhku. Bersamaan dengan itu indra pendengaranku seperti baru saja dibuka penutupnya.

Perlahan kudengar suara berat yang memenuhi sekelilingku yang gelap. Suaranya semakin jelas, sampai aku tidak bisa lagi mendengar suara lainnya.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ ۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
"Maha Suci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,"
الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ
"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,"
الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا ۗ مَا تَرٰى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمٰنِ مِنْ تَفٰوُتٍ ۗ فَارْجِعِ الْبَصَرَ ۙ هَلْ تَرٰى مِنْ فُطُوْرٍ
"yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?"
ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ اِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَّهُوَ حَسِيْرٌ
"Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih."
وَلَـقَدْ زَيَّـنَّا السَّمَآءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَجَعَلْنٰهَا رُجُوْمًا لِّلشَّيٰطِيْنِ وَاَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيْرِ
"Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang dan Kami menjadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala."
وَلِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ
"Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya, akan mendapat azab Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."
اِذَاۤ اُلْقُوْا فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا شَهِيْقًا وَّهِيَ تَفُوْرُ
"Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu membara,"
تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ ۗ كُلَّمَاۤ اُلْقِيَ فِيْهَا فَوْجٌ سَاَلَهُمْ خَزَنَـتُهَاۤ اَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌ
"hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan kedalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia)?"
قَالُوْا بَلٰى قَدْ جَآءَنَا نَذِيْرٌ ۙ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللّٰهُ مِنْ شَيْءٍ ۖ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ كَبِيْرٍ
"Mereka menjawab, Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya di dalam kesesatan yang besar."
وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْۤ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ
"Dan mereka berkata, Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala."
فَاعْتَرَفُوْا بِذَنْۢبِهِمْ ۚ فَسُحْقًا لِّاَصْحٰبِ السَّعِيْرِ
"Maka mereka mengakui dosanya. Tetapi jauhlah (dari rahmat Allah) bagi penghuni neraka yang menyala-nyala itu."
اِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar."
وَاَسِرُّوْا قَوْلَـكُمْ اَوِ اجْهَرُوْا بِهٖ ۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ
"Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati."
اَ لَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ ۗ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ
"Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Maha Halus, Maha Mengetahui."
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَـكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖ ۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
"Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahi lah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan."

Sampai disini aku akhirnya sadar dan kukenali dengan baik suara khas pria yang melantunkan Ayat suci ditengah malam di dalam kamarku, diwaktu dimana aku biasanya terbangun karena mimpi buruk yang terus mencekikku selama sepuluh tahun terakhir. Pada akhirnya semuanya akan berubah. Untuk pertama kalinya setelah dibangungkan oleh mimpi buruk itu aku mendengar suara selain decitan dan suara ambruk kendaraan yang bertabrakan, untuk pertama kalinya aku tidak sendirian.

Walau aku tidak bisa melihatnya, aku mendengarnya.

Walau aku hanya menerka disudut mana dia malaksanakan sholat, tapi aku merasakan kehadirannya.

Untuk pertama kalinya, rasa takutku menguar dengan cepat. Jadi kudengarkan terus suara pria itu selagi dia melaksanakan sholat malamnya. Kucuri semua kesempatan merasa tenang dan aman yang menyelimutiku dari setiap ayat yang dia baca. Kunikmati perlahan-lahan bagaimana perasaan itu berubah menjadi kebutuhan sehingga aku tidak ingin dia berhenti. Lalu aku mendapati diriku telah jatuh pada kagum, dan aku betul-betul tahu bagaimana dia dengan suara berat miliknya telah membuatku mencintainya di sepertiga malam gelap, di dalam kamarku yang telah lama tidak bercahaya.





d'voiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang