d'voice - 21

46 9 1
                                    

Dicintai olehmu ternyata bukan perkara mudah, harus kutanggung perasaan berbunga yang menguar dimana-mana.


🍂


Aku tidak tahu, inikah yang Namanya suami bucin atau ini memang hanya karaktek Ibrahim tapi menurutku sifat itu semakin menjadi-jadi setelah kami sama-sama mengutarakan perasaan.

Mungkin makan satu piring dan dia menyuapiku tidak masalah, yang menjadi masalahnya adalah dia mengabaikan beberapa kursi kosong yang ada dan mamilih duduk di satu kursi yang sama dengan dia memangkuku.

Aku tidak akan semalu ini jika saja tidak ada Bibi disini, tapi bisa kudengar Bibi terkikik geli bahkan menggoda kami berdua. Barulah setelah kudengar Bibi berlalu setelah menyajikan semua makanan diatas meja ke kamarnya, aku berani memeluk leher Ibrahim untuk berpegang padanya.

"Mas-"

"Sesuap lagi dulu."

Baiklah, aku menerima satu suapan makanan, mengunyahnya, lalu menelan, menerima pemberian air yang juga Ibrahim pegangi untukku.

"Tadi mau bilang apa?"

"Desta ngajak Bila serius."

"Oh. Desta udah cerita juga."

"Menurut Mas gimana?"

"Bagus."

"Kok bagus?"

"Ya bagus, dari pada dekat-dekat tanpa hubungan jelas kan malah jadi dosa."

"Bener sih, cuma aku tuh penasaran Desta tuh orangnya gimana, menurut Mas, Nabila sama Desta cocok gak kira-kira?"

"Hm... Gini! Yang cocok itu belum tentu jodoh, yang jodoh udah pasti cocok."

"Jadi?"

"Ya tergantung, kalua mereka jodoh yang pasti cocok."

"Nabila tuh gantung Mas, ragu. Gimana pun kan dia baru ketemu sama Desta, mereka belum kenal banyak, aku udah nyuruh Istikharah sih tapi menurut pengalamanku sendiri setelah minta petunjuk pun kadang masih bingung. Papa yang akhirnya ngasih tau kalua Istikharah tuh ternyata bukan sekedar minta petunjuk tapi apapun hasilnya percaya kalua itu yang terbaik."

"Nah itu Papa bener banget. Makanya kemarin setelah Sholat saya langsung yakin."

"Oh ya?"

"Iya, Saya yakin apapun hasilnya, itu yang memang sudah ditakdirkan untuk saya. Dan saya gak tahu kebaikan mana yang sudah Allah balas sampai ngasih saya Istri seperti kamu."

"Aduh tolong deh, ini aku lagi mau ngulik soal Desta dari Mas buat laporan ke Nabila, bukan malah di gombalin gini."

Dalam satu gerakan cepat aku melayang karena Ibrahim sudah menggendongku, dengan kakiku melingkar di pingangnya, satu tangannya berada di kakiku sedang yang lain di belakangku untuk menahan bobot tubuhku, "Pegangan!" aku langsung mengalungkan kedua tanganku pada leher Ibrahim.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
d'voiceWhere stories live. Discover now