08 || Penuh Kejutan

11.1K 645 41
                                    

Evening all

My name's bianglala, u can call me biang.
Thank u.

Enjoy for reading...




Kanaya menuruni anak tangga dengan seragam yang sudah lengkap, ditambah legging dan sweater yang ia pakai hari ini. Seragamnya pun tidak terbilang rapi, sebab baju tidak dikasih masuk. Tangannya menggenggam handphone yang berada di telinga. Ia tengah menelpon Marina.

"Gimana? Ada gak?" Tanya Kanaya. Gadis itu sudah berada di lantai bawah tapi ia merasakan rumah yang sudah sepi. Dahinya mengernyit saat ia tidak mendapati seorang pun di dalam rumah.

Saat ia melihat jam, ternyata sudah menunjukan pukul tujuh pas. Pantas saja sepi, mereka sudah berangkat menuju kesibukannya masing-masing.

"Oh, kayaknya udah dateng deh." Kanaya berjalan menuju pintu depan saat mendengar suara mobil di halaman rumahnya.

Benar dugaannya, mobil yang membawa pesanannya sudah sampai.

Petugas menghampiri Kanaya yang berdiri di teras. "Nona Kanaya?" Tanya petugas itu. Kanaya mengangguk. "Tolong tanda tangan disini sebagai penerima."

Setelah menandatangani kertas itu, Kanaya tersenyum seraya melihat barangnya di keluarkan dari dalam mobil box.

Motor Kawasaki zx25r berwarna hitam pekat. Body yang mulus dan warna yang kinclong. Benar-benar seperti yang ia inginkan.

Saat gadis itu tengah mengamati setiap inci dari motornya, mobil Marina memasuki halaman. Ia menghampiri Kanaya.

"Lo yakin mau bawa motor? Emang bisa?" Tanya Marina heran. Yang ia tahu Kanaya tidak bisa mengendarai kendaraan roda dua itu. "Bisalah, makanya gue beli."

Marina mengerutkan dahinya. "Baik nona, barang anda sudah kami antar dengan selamat. Kalau begitu kami permisi." Ucap petugas itu dan di persilahkan oleh Kanaya.

"Ini udah bisa gue pake 'kan? Oke, gue berangkat." Kata gadis itu saat mendapat anggukan dari Marina.

Kanaya memakai helmnya. Ia mulai mengetes bunyi motor itu. "Tarikannya enak. Rasanya kangen banget telinga gue dimanjakan deruman kek gini." Bisiknya.

Marina masih mengamati setiap pergerakan gadis itu. Terlalu berbeda jauh.

Kanaya menaikan kaca helmnya untuk pamit pada Marina yang masih diam. Motornya mulai berjalan keluar gerbang meninggalkan Marina dengan pikirannya.

"Kanaya, gak pernah bisa naik motor."

✯✯✯

Kanaya melajukan motornya dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Ia merindukan kebut-kebutan di jalanan. Suara motornya yang meraung membuat beberapa dari pengguna jalan terganggu namun beberapa lagi memandangnya kagum dan iri.

Kanaya semakin melajukan motornya, mengejar gerbang sekolah yang hampir ditutup.

Kanaya memasuki gerbang di detik-detik akhir. Hampir saja dia terlambat. Motornya memasuki halaman sekolah. Karena suaranya yang cukup keras, itu mengalihkan atensi para siswa-siswi yang memang lagi ramai-ramainya berada di halaman sekolah.

"Njir, itu siapa cok? Keren banget."

"Njay, zx25r bray."

KANAYA OR KANARAWhere stories live. Discover now