16 || Rekaman cctv

9.8K 573 47
                                    

Hai, selamat malam semua.

Happy reading..



Seorang pemuda berjalan tertatih memasuki sebuah tempat pemakaman umum, menuju sebuah gundukan tanah yang nampak sangat terawat.

Ia meletakan sebuket bunga di atas gundukan tanah itu. Pemuda itu duduk di samping makam, tangannya terulur mengelus lembut batu nisan yang sudah terpasang sejak tiga tahun lalu.

"Halo, bang. Gimana kabar lo?" Sapa pemuda itu pada nisan yang bertuliskan nama Michel Gerardo.

"Gue harap lo udah ketemu Mama sama Papa." Tangan pemuda itu beralih mengelus rumput-rumput kecil yang sengaja di tanam di atas makam.

"Ah, kalian curang. Di sana kalian bisa ngumpul, sedangkan gue sendirian disini." Pemuda itu mengingat kembali bagaimana hangatnya keluarga mereka dulu.

"Gue udah gak punya siapa-siapa, bang. Anak-anak udah gak ada, kita semua bubar." Ia mengingat bubarnya mereka semua beberapa bulan lalu.

"Gue pengecut, adik lo pengecut bang." Adu pemuda itu.

"Gue gak berani ngungkapin rasa suka gue ke orang yang gue sayang. Hanya karena gue benci sama abangnya."

"Gue benci abangnya karena dulu waktu lo bener-bener butuh bantuan dia, dia gak ada buat lo. Berakhir lo ninggalin gue sendirian disini, lo orang terakhir yang gue punya bang, makanya gue sebenci itu sama dia."

"Tapi, justru karena rasa benci itu, gue hampir kehilangan orang yang gue sayang lagi karena kesalahan anggota gue. Dia hidup tapi gue gak bisa liat senyum manis itu lagi, gak bisa liat dia ketawa, marah, ngomel, dan tingkah-tingkah absurd dia lagi." Senyum tipis terbit di wajah tampan itu saat ia berhasil mengingat bagaimana lucunya perempuan yang ia suka.

Namun, sedetik kemudian senyum itu berubah sendu. Ia menyesali perbuatannya.

Pemuda itu menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan yang bertumpu di lutut yang ia tekuk.

"Cepat bangun ... Ra." Lirihnya.

✯✯✯

"Gimana, seneng gak?" Tanya pemuda itu pada pacarnya yang berjalan tepat di sampingnya.

"Seneng banget!!" Jawabnya dengan penuh semangat. "Ini quality time terbaik kita." Perempuan itu memeluk lengan sang pacar.

"Makasih ya, Sen. Udah ajak jalan-jalan, beliin ini itu, makan, nonton. Semuanya kamu turutin."

Arsenio melingkarkan tangannya di pinggang Helena. "Selagi aku bisa, aku bakalan ngasih apapun yang kamu mau, Hel."

"Baik banget sih pacar aku!!" Dengan gemasnya Helena mencubit pipi Arsenio sampai membuatnya mengaduh.

"Aduh sayang, sakit." Arsenio memegang pipinya yang memerah karena cubitan Helena.

"Greget aku tuh."

"Tapi sakit."

Cup

"Di sun biar cepet sembuh." Arsenio membulatkan matanya mendapat kecupan secara tiba-tiba dari sang pacar. Bibirnya berkedut menahan senyuman yang hampir merekah.

"Sembuh." Ucapnya seraya menunjuk pipinya.

Helena tertawa melihat bagaimana lucunya Arsenio yang salah tingkah.

KANAYA OR KANARAWhere stories live. Discover now