BAB 3. 1020

19 15 8
                                    

Taman Sakura, keindahannya tidak pernah gagal memanjakan mata. Udara segar berpadu dengan wewangian bunga mampu menenangkan diri. Satu tahun menghabiskan waktu di Wilayah Timur, tidak membuatku bosan dengan lingkungannya. Sayangnya mulai besok aku harus tinggal di Wilayah Selatan, area murid kelas dua.

Wonderland Academy adalah sekolah alam yang terletak di Pulau Surga. Pulau ini memiliki empat wilayah, Wilayah Timur untuk murid kelas satu, Wilayah Selatan untuk murid kelas dua, Wilayah Barat untuk murid kelas tiga, dan Wilayah Utara untuk para guru. Ajaibnya tiap wilayah memiliki empat musim abadi, Wilayah Timur adalah tempat paling nyaman karena memiliki musim semi abadi, tempat paling indah dan subur.

Setiap tahun setelah ujian akhir, seluruh murid dan guru berkumpul di Taman Sakura yang berada di Wilayah Timur. Pendataan ulang murid, pelepasan para alumni, serta penyambutan murid baru, semuanya dilakukan di Taman Sakura. Taman yang memiliki beraneka ragam bunga, tempat terindah di Pulau Surga, tempat pertama yang akan dilihat para murid baru, dan tempat terakhir yang dilihat para alumni.

Sayangnya perasaanku tidak senyaman tempat ini, pikiranku tidak setenang suasana di sore hari ini. Aku termenung menatap ujung pantai yang berwarna jingga, hasil dari pantulan langit sore yang hangat. Sendirian, setelah mengusir dua murid laki-laki yang berniat menemaniku. Aku hanya ingin sendirian, menenangkan hati yang sedang berduka setelah ditinggal dua rekan yang aku sayangi, berpisah selamanya karena kini mereka terisolasi di pulau misterius.

Perhatianku teralihkan saat sayup kudengar suara helikopter mendekat. Dalam sekejap aku memfokuskan mataku ke arah langit, berharap helikopter itu cepat sampai dan mendarat dengan selamat di pulau ini. Helikopter yang sudah mengantar para alumni keluar dari pulau ini, kini kembali membawa para murid baru.

Setahun yang lalu, aku turun dari helikopter itu bersama sembilan teman sekelasku. Rasanya aneh saat hari ini melihat hanya sembilan orang yang turun dari sana. Bukankah setiap tahun ada sepuluh murid baru di Wonderland Academy? Kedatangan kami setahun yang lalu sudah digemparkan dengan hilangnya satu alumni di hari kelulusannya, dan tahun ini ada satu murid baru yang hilang.

Aku yakin dia hilang, karena sekolah antik ini tidak mungkin mengubah peraturan secara tiba-tiba, apalagi peraturan itu sudah ada sejak satu abad lamanya. Sebentar, aku mulai meragukan kemampuan luar biasa dari penglihatan super tajamku. Aku tidak bisa menemukan adikku di antara para murid baru. Padahal jelas-jelas tahun lalu dia sudah menerima undangan dari Wonderland Academy, berarti dia sudah resmi menjadi murid Wonderland Academy tahun ini, tapi kenapa dia tidak ada?

Bukan hanya aku, para senior dan guru pun sama bingungnya. Mereka bertanya-tanya tentang jumlah murid baru yang kurang. Sekali lagi indra pendengaranku menangkap percakapan rahasia. Salah satu guru mendekat ke arah murid baru, mengarahkan mereka untuk duduk di tempat yang sudah disiapkan, lalu dia kembali ke arah helikopter dan bertanya tentang jumlah murid baru. Ternyata pilot itu juga tidak tahu, sejak dia datang ke tempat dia menjemput para murid baru, jumlah mereka hanya sembilan, dan tidak ada yang memberitahu apapun kepadanya.

Aku tidak peduli jika saja bukan adikku yang hilang. Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Ayah bilang kalau anak dari alumni Wonderland Academy harus bersekolah di sini juga, karena itu aku dan adikku terdaftar secara otomatis sebagai murid di sekolah ini. Adikku bahkan terlihat sangat bahagia saat mendapat undangan Wonderland Academy, tiket masuk ke sekolah ini, tapi kenapa sekarang dia tidak datang?

Di satu sisi aku bersyukur karena adikku tidak dibawa ke sekolah yang berada di pulau aneh ini, setidaknya dia tidak akan menjadi korban seleksi alam. Di sisi lain aku khawatir, tidak ada celah untuk bebas dari sekolah ini, kami tidak bisa menolak menjadi murid Wonderland Academy. Terkurung di sini membuatku sama sekali tidak tahu apa-apa tentang dunia luar. Tidak ada alat komunikasi, tidak tahu kabar tentang keluarga kami, setiap hari hanya fokus belajar dan berlatih, ini benar-benar penjara yang sempurna.

Di malam setelah pesta penyambutan, aku dan rekan-rekanku berkumpul di gua yang merupakan tempat terlarang wilayah timur. Aku datang bersama 1012, murid yang dulu diculik oleh 977 agar dia bisa menyamar menjadi murid kelas satu. Awalnya 1012 tidak ingin ikut campur dalam misi kami menyelidiki tentang seleksi alam, tapi karena dia terlanjur terlibat dengan kami, akhirnya dia ikut membantu dengan menyumbangkan idenya, itu saja, karena dia terlalu penakut.

977 adalah kakak dari 1001. Ayah mereka adalah korban seleksi alam. Singkatnya, 977 adalah alumni yang menghilang satu tahun lalu, dia bersembunyi di gua tempat terlarang wilayah timur, area murid kelas satu. Alasannya karena ingin menyelidiki tentang seleksi alam sekaligus melindungi adiknya yaitu 1001. Entah bagaimana caranya, dia menggantikan 1012 sebagai murid kelas satu, sedangkan 1012 diminta bersembunyi di gua.

1001 murid yang tidak terlalu pandai. Dia gagal menguasai tiga mata pelajaran, karena itu dia diminta menjadi asisten guru selama satu tahun untuk mengajar kelas satu sampai dia menemukan tiga mata pelajaran yang paling dikuasai. Karena itulah aku yang saat itu kelas satu bisa mengenal dirinya dan bisa dibilang kami lumayan akrab.

Rasa penasaran membuatku mengawasi gerak-gerik 977, hingga akhirnya aku mengikutinya ke gua. Di sana sudah ada murid kelas dua yang juga mencurigai 977. Dan akhirnya kami berdua diajak menyelidiki tentang seleksi alam. Sejak itu tim kami terbentuk. Satu tahun berlalu, kami berhasil menemukan jalan menuju pulau sebelah, tempat disembunyikan para korban seleksi alam. 977 dan 1001 bertukar posisi dengan para korban seleksi alam agar bisa pergi ke pulau itu. 977 bertukar posisi dengan 983, sepupunya yang ternyata seorang mata-mata.

Seusai ujian dan penyambutan murid baru, kami berkumpul kembali di gua ini, sekaligus menjelaskan tentang rencana kami kepada 983 yang kini masuk dalam tim kami menggantikan 977. Seperti sebelumnya, kami sepakat untuk melakukan penyelidikan secara terpisah, dan saling bertukar informasi pada malam sebelum ujian tahun depan.

Sebelum berpisah, aku sempat bertanya pada 983 tentang kemungkinan murid tidak jadi sekolah di Wonderland Academy. Katanya kalau kabur sekalipun pasti akan ditemukan dan tetap dipaksa untuk sekolah di sini. Fakta itu semakin membuatku mencemaskan adikku. Apa mungkin adikku sudah meninggal? Sepertinya hanya itu alasan yang tepat untuk menjelaskan masalah ini. Tidak, semoga ada alasan lain. Adikku masih hidup, iya, aku sangat yakin dia masih hidup. Mungkin hanya tertunda satu tahun karena ada masalah, aku akan menunggu kedatangannya tahun depan. Senyumku merekah saat memikirkan kemungkinan terbaik, tapi tetap saja air mataku jatuh tanpa bisa kupaksa berhenti.

SELEKSI ALAM 2 [END ✓]Where stories live. Discover now