13

20.7K 1.7K 54
                                    

~Happy Reading~

Meta keluar dari kantornya membawa tanaman anggrek yang dia beli di event kampus saat itu, menarik perhatian satpam yang berjaga,"Loh kenapa di bawa pulang mbak?"

"Layu gini pak, kasian." Ini kesalahannya, dia tidak membawa pulang tanaman itu selama liburan dan alhasil dia layu kekeringan.

"Walah, yaudah hati-hati." Meta mengangguk, untung saja motornya matic dan memiliki space untuk membawa bunga itu tanpa ribet, dan tidak terlipat dalam jok motor.

Sampai di rumah, Meta masih berusaha menyirami bunga itu dengan rasa frustasi, bunga cantiknya bahkan sudah tidak ada, seperti tidak ada harapan untuk hidup. 

Tiba-tiba terlintas satu ide di otak cantik Meta, dengan segera dia cek cadangan cookies buatannya,"Masih aman."

Di ambilnya semua sisa yang ada, beberapa hari lalu dia membuat lumayan banyak untuk dibawa Arya kembali ke perantauan. 

Dengan segera membawa cookies dan bunga anggreknya keluar rumah,"Bu, aku keluar bentar ya." Hari ini tidak ada agenda mencari Imeng ke greenhouse, karena kucing itu sudah berguling-guling di bantalnya sedari sore.

Gadis itu berulang kali membaca tulisan tangannya yang dia tempel di pot bunga dengan sticky notes, sengaja tidak mencantumkan nama, malu sekali karena dulu dibilang jika perawatannya mungkin sedikit susah, tetapi Meta tetap nekat membelinya dengan percaya diri.

'Tolong jaga dan obati dia, sepertinya dia butuh penanganan profesional, akan kubayar dengan cookies ini :)'

Meta meninggalkan potnya di meja dalam suatu greenhouse, jam seperti ini para pekerja sudah pulang dan mungkin hanya akan ada pengecekan malam nanti, jadi dengan secepat mungkin dia segera kembali ke rumah dengan mengendap-endap.

Dari rumah Satria yang berada di sebrang kebunnya tentu terlihat dari atas sana, lelaki itu heran siapa yang baru keluar dari greenhouse di jam seperti ini, ini diluar jam kerja.

Pagi-pagi sekali, seperti biasa Satria keluar rumah bertujuan untuk lari pagi, tidak lupa mampir ke greenhouse untuk melihat-lihat perkembangan tanamannya. Memasuki greenhouse ke 2 dia terhenti melihat satu pot anggrek dan beberapa cookies di meja, Satria mendekat dan meneliti daun, akar dan media tanam si anggrek untuk memastikan apa yang terjadi dengan tanaman sekarat itu, dan menemukan notes yang tertempel di sana.

"Sadar juga pilihannya tidak tepat," gumamnya sambil sedikit tertawa, lalu membawa pot beserta cookies disana bersamanya.

Di luar dia langsung bertemu dengan pak Mardi, salah satu karyawan yang paling dekat dengan Satria, ibaratnya tangan kanan lelaki itu,"Ah, pak aku udah cek keduanya, bapak bisa cek yang terakhir aja ya, aku mau siap-siap ke kampus dulu."

"Oke mas," jawab pak Mardi dengan acungan jempol, Satria tersenyum dan berpamitan dengan sopan dari sana.

Di jam istirahat kantor, Satria mengambil pesanannya dari ojek online di loby gedung fakultas, baru pagi menjelang siang ini dia terfikir membeli sesuatu dalam totebag kuning itu.

Ketika mulai duduk di ruangannya, dia di kagetkan dengan rekan dosen yang kubikelnya berada tepat di sebelah kanan mengintip ke mejanya,"Apa tuh?"

Satria menghindari kontak dengan lelaki di sebelahnya, menyimpan kembali barang yang baru akan dia keluarkan dari paperbag,"Bukan urusan kamu, Ryan." 

"Ayolah, masih kaku aja." Walaupun masih di cecar godaaan, Satria sibuk mengotak-atik laptopnya.

"Cuma lego." 

Mendengar jawaban singkat rekan kerjanya, lelaki itu justru tertawa semakin mendekatkan diri dengan Satria yang semakin menggeser kursinya menjauh,"Sesukanya kamu sama tanaman, kamu ngapain beli legonya? kamu lebih jago ngerawat yang asli."

Flower Romance [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang