33

15.8K 1.3K 36
                                    

~Happy Reading~

Meta keluar kamar sudah dengan rapi dan wangi, untuk memenuhi undangan keluarga Satria tempo hari.

"Kamu ke sana bawa apa?" Ibu yang semula menonton TV mengikuti anaknya ke dapur, wanita itu sudah mendengar keluarga Satria berkunjung dari minggu lalu.

"Aku udah buat se-toples cookies," kata sang anak dengan menunjukkan se-toples kue kering, dan memasukkan nya ke paper bag.

"Dadah buu." Meta melambaikan tangan sambil berjalan menuju keluar rumah.

Kali ini Ayahnya yang sedang menonton TV menoleh,"Iya, jaga image ya Ta." Pesan lelaki itu walaupun tau anaknya bahkan sudah sampai luar pagar rumah mereka.

"Padahal nggak ada yang perlu di jaga, anaknya anggun gini," kata Meta sambil terus merapikan rambutnya, pasalnya malam ini cukup berangin.

"Aduh." Untung saja adegan hampir terjun bebas ke tanah itu tidak ada yang melihat, mungkin Ayahnya benar jika dia harus jaga image juga nanti.

Meta sudah pernah bilang belum jika kebun rumah Satria itu indah sekali, bahkan jika malam hari, saat ini saja dia masih terkesima berjalan di jalan masuk dengan lampu cantik di kanan dan kiri seolah menyambutnya.

Rumah itu sengaja di buka, dan Meta  menengok ke dalam, "Assalamualaikum, selamat malam."

"Waalaikumsalam, sini-sini." Suara dari arah dapur menuntun gadis itu datang, menyusul dua wanita lain yang sibuk menyiapkan bumbu, daging dan beberapa sosis.

Suara ribut juga datang dari samping dapur, Satria sedang memasang alat panggang dan menata tempat duduk untuk mereka. 

Setelah meletakkan paper bag, dia mendekat ke keduanya,"Meta bantu apa tante?"

"Ambil sayur aja ta, kata Satria tadi biar seger sih, berani?" tanya Mama menunjuk samping rumah.

Walaupun kebun tetapi penerangannya sangat cukup menurut Meta, belum lagi Satria juga sedang di luar kan tidak jauh dari tempatnya untuk mengambil sayur,"Berani dong."

Dengan keranjang dan pisau, Meta ke kebun untuk mengambil Selada, berjongkok di sana memilih daun yang menurutnya paling bagus di antara semua yang segar itu. Selesai dengan penataan tempat Barbeque mereka, Satria menyusul gadis itu ke bawah, karena sedari tadi melihat Meta selain sibuk mengambil sayur juga sibuk berulang kali memperbaiki rambutnya yang tertiup angin.

"Kamu kenapa nggak pakai ikat rambut." Suara Satria tidak keras, tetapi berhasil membuat Meta terlonjak kaget, lelaki itu merapikan rambutnya menjadi satu, dan masih menggenggam rambut itu.

Terlalu deg-degan dan kaget, Meta bingung sekali dengan lelaki di hadapannya,"Hah?"

Tanpa menjawab lelaki itu menunjuk lagi tumbuhan selada di hadapan mereka dengan dagunya, mengisyaratkan gadis itu untuk melanjutkan kegiatannya memetik sayur.

'Sedikit lagi Meta, sesikit lagi.' Rapalnya menyemangati diri sendiri, Satria tepat di belakangnya memperhatikan dia memetik selada dan memegangi rambutnya. 

"Lanjut kesana." Mereka berdiri, Satria merapikan rambut gadis itu dan setelahnya mengambil alih pisau untuk selanjutnya mengambil brokoli siap panen.

Ketika mereka kembali ke atas, Mama dan Syakira sudah memanggang beberapa daging dan sosis, Meta mencuci sayuran untuk selanjutnya di olah dan di makan bersama. 

"Ini, coba dulu." Gadis itu mengangguk, mengambil sepotong daging, dicelupkan nya ke saus dan di bungkus dengan selada.

Satria melanjutkan memanggang beberapa lagi berbagai bahan yang mereka persiapkan, sampai akhirnya mengundang teguran dari Kakaknya.

Flower Romance [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang