18

18.7K 1.6K 63
                                    

~Happy Reading~

"Yo Mas!" Arya terus membalas sapaan-sapaan yang datang setiap orang yang mengenalnya melewati rumah.

"Ngapain Ar?" Salah satu teman bermainnya sedari kecil berhenti di depan pagar menyapanya, tumben sekali Arya nongkrong seperti manusia tidak ada kerjaan di depan rumah.

Sementara hari sudah mulai sore, jadi remaja itu menunjuk langit jingga,"Menikmati senja aja."

Temannya itu tertawa keras,"Gaya mu senja-senja."

"Nanti malem ngopi yak!" Lanjutnya menunjuk di depan, arah jalan pos ronda biasa mereka nongkrong bersama sambil menjaga desa.

"Iyo, gass." Arya mengacungkan jempolnya setuju.

Setelah berjaga beberapa saat lagi, matanya menangkap sepasang manusia dan motornya mendekati rumah, setelah berhenti sayup-sayup terdengar suara,"Makasih ya, hati-hati." Arya pura-pura tidak melihat dan mendengar mereka saja.

"Iya." Dari ujung mata Arya melihat lelaki masih dalam balutan helm dan jaket itu mengangguk.

"Duluan Ar." Merasa di ajak bicara, Arya baru mengangkat kepalanya dan tersenyum mengangguk, melambaikan tangan pada Satria.

"Nih." Meta menyodorkan kantong berisi paket ayam goreng kesukaannya.

Wajah Arya mendadak cerah, "Tau aja pengen ini, makasih." Padahal setiap hampir setiap hari di kosan dia memakan ayam juga, bedanya ayam yang paling sering di makan adalah satu paket ayam geprek seharga 15 ribu, makanan wajib mahasiswa.

"Gimana nggak tau, kamu update di story gini." Meta menunjukkan sederet tulisan dari story aplikasi chat Arya 'Fried Chicken enak nih ☺️'.

Saat Satria berinisiatif membeli ayam goreng setelah melihat itu, Meta ingin sekali menggitas adiknya saat itu juga. Hari berikutnya di sore hari, dengan alasan olahraga Arya keluar rumah dengan setelah olahraga berlari ke satu sisi jalan.

Arya emelankan langkahnya ketika sampai di perkebunan miki Satria, melihat dari kejauhan ke dalam greehouse apakah yang dia cari ada di sana, tetapi tepukan di bahunya mampu membuatnya berjingkat kaget,"Kamu ngapain Ar?"

"Eh, lihat-lihat aja kayaknya makin seger nih bunganya," katanya pura-pura melihat bunga-bunga dalam greenhouse dengan bangga.

Satria tidak menunjukkan ekspresi yang berarti, dia hanya menatap bingung antara Arya dan greenhouse nya,"Sama aja, perawatan kita masih sama kok."

"Ehehe." Arya menggaruk tengkuknya canggung.

Satria berjalan menuju greenhouse di ikuti Arya,"Makasih ayamnya ya mas." 

Satria memasuki salah satu greenhouse, melihat-lihat tanamannya hari ini,"Iya, padahal mau dibeliin buah aja, kamu suka junk food sekarang?" Tiga tahun mengenal remaja itu, dia tau Arya suka dengan makanan rumahan sehat dan buah-buahan.

"Nggak mas, sesekali aja sih paling ayam geprek seminggu dua kali." Alasan Arya, padahal dia dibekali alat masak sederhana dan bahan masakan setiap pulang ke rumah.

"Makanan enak dan hemat mas, namanya juga anak rantau yang penting makan aja dulu." Yah ada benarnya sih, kehidupan di kost makan teratur sudah baik sekali.

"Lagian ke rumah pacar sesekali bawa yang beda mas, jangan buah atau martabak aja, terlalu mainstream," sambung Arya di susul dengan tawanya.

"Belum pacar." Jawaban Satria kali ini menghentikan tawa Arya saat itu juga.

"Apa?" tanya-nya tidak percaya.

Berdecak tidak percaya dengan wajah serius melihat Satria yang sibuk mengamati tanaman,"Mas ini kurang sat set."

Flower Romance [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang