Bab 13. Peringatan

37 6 0
                                    

Asyik juga, kelihatannya," kata Bob Andrews.

Ia berdiri di pinggir dermaga Denicola. Saat itu hari Jumat pagi. Pasang sedang surut, sehingga letak geladak Maria III lebih rendah dari lantai dermaga tempat Bob berdiri. Ernie ada di kapal, sedang mengecat sisi luau bulk anjungan kemudi.

Bob menunggu sesaat. Tapi Ernie tidak menanggapi komentarnya. Bahkan menoleh pun tidak.

Rumah kami dicat, tahun lalu, kata Bob lagi. Aku diperbolehkan para tukang membantu mereka. Aku mengecat bingkai jendela-jendela.

Ernie berhenti bekerja. Ia menoleh ke arah Bob, lalu memandang kuas yang ada di tangannya. Setelah itu ia melangkah mundur menjauhi dinding bilik anjungan, dan menyodorkan kuas pada Bob.

Bob meloncat turun ke geladak. Sambil nyengir diambilnya kuas lalu mulai mengecat dengan hati-hati dan rapi. Ernie memperhatikan sambil tersenyum.

Setelah beberapa menit bekerja tanpa bicara, akhirnya Bob membuka mulut "Wah pasti asyik, ya—bekerja di kapal! katanya.

Ernie hanya mendengus saja.

Aku pernah sekali diajak paman temanku naik perahu motor, kata Bob dengan gaya mengoceh. "Asyik rasanya—tapi kemudian kami sampai di tempat yang bergelombang tinggi. Ia menyambung dengan kisah yang panjang dan kocak, bagaimana ia mabuk laut. Akhirnya Ernie tertawa.

Ya, memang begitulah, kalau orang belum biasa naik kapal, kata pemuda itu. Ia berbicara tanpa logat asing sama sekali. Kalau aku, aku tidak pernah mabuk laut.

Setelah didesak-desak sebentar, Ia menyambung dengan kisah tentang badai paling gawat yang pernah dialaminya. Bob bertanya-tanya seperti anak yang terkagum- kagum, dan Ernie makin lama makin bersikap ramah padanya. Tapi sebelum Bob berhasil mengorek keterangan yang ada gunanya, dua orang pemuda yang sebaya dengan Ernie datang. Mereka bicara dengan Ernie dalam bahasa Spanyol. ketika pemuda itu menjawab, Ia melirik ke arah Bob. Setelah itu ia buru-buru naik ke dermaga, lalu diajaknya kedua pemuda yang datang itu agak menjauh dari Maria III.

Ketika sudah cukup jauh, ketiga pemuda itu lantas berdiskusi. Bob berusaha. memperhatikan mereka tanpa menyolok. kedua pemuda yang baru datang menggerak-gerakkan tangan ke arah pantai, dan seorang dari mereka menuding seperti hendak menunjukkan bahwa ada sesuatu datang dari arah utara. Ernie kelihatan mengangkat bahu, sementara salah seorang pemuda itu mengepalkan tangan dan mengacung-acungkannya ke atas. Yang seorang lagi menunjuk arloji tangannya sambil mengatakan sesuatu dengan bersemangat pada Ernie.

Akhirnya Ernie berpaling, sementara kedua kenalannya pergi meninggalkan dermaga, kembali ke pondok reyot yang menghadap ke jalan raya dan

membelakangi laut. Bob menarik kesimpulan, pasti mereka itulah teman-teman yang serumah dengan Ernie.

Ernie turun lagi ke kapal, lalu meneliti hasil kerja Bob dengan sikap senang. Bagus sekali, katanya dengan ramah.

Anda fasih sekali berbahasa Spanyol tadi! kata Bob. Kawan-kawan Anda juga.

Itu bahasaku yang kedua, kata Ernie dengan nada menyombongkan diri. Kawan-kawanku itu dari Amerika Selatan. Mereka kurang bisa berbahasa lnggris, jadi kami berbicara dalam bahasa Spanyol."

Bob melihat Mrs. Denicola yang tua muncul dari numah yang di dekat pelatanan parkir. Ia membawa baki dengan sesuatu yang kelihatannya seperti termos serta beberapa mangkuk. Ketika sudah separuh jalan dari rumah tadi ke bangunan kecil di mana Eileen Denicola berada, wanita tua itu memandang ke arah Maria III, ia berhenti sejenak. Rupanya ia melihat Bob ada di situ bersama Ernie, sedang kuas ada di tangan Bob. Meski jarak yang memisahkan tempat wanita itu berdiri dan kapal paling sedikit seratus meter, tapi Bob bisa melihat bahwa sikap Mrs.

[1981]  (31) Trio Detektif : Misteri Pengemis Bermuka RusakWhere stories live. Discover now