Bab 14. Ernie Mengadakan Perjanjian

33 7 3
                                    

KEDUA pemuda yang sekamar dengan Ernie muncul lagi di pantai. Mereka berjalan menuju dermaga. Ernie masih terus sibuk mengecat di anjungan kapal. Semuanya kelihatan persis seperti dua puluh menit sebelumnya. Tapi bagi Bob, segala-galanya sudah berubah.

Mrs. Denicola yang tua berbicara tentang adanya bahaya.

Di pinggir jalan raya, beberapa ratus meter dari dermaga ada sebuah kawasan perbelanjaan kecil-kecilan. Bob melihat bahwa di situ ada pasar swalayan kecil, sebuah tempat cuci pakaian dengan peralatan otomatis, dan sebuah kantor real- estate. Ia juga melihat sebuah bilik telepon di depan pasar. Dengan segera ia ke sana, lalu memutar nomor telepon kantor Trio Detektif.

Dengan segera pula Pete menjawab. Begitu mendengar suara Bob, ia langsung bertanya, Semuanya beres?"

Ya, kurasa bisa dibilang begitu. Tapi wanita tua itu—Mrs. Denicola yang tua—ia mengatakan padaku bahwa ia bermimpi tentang aku. kau ingat, menantunya mengatakan bahwa mertuanya biasa memimpikan hal-hal yang betul-betul terjadi? Nah, dalam mimpinya tentang aku, dilihatnya aku dalam bahaya. Aku berada di suatu tempat di mana segala-galanya bergerak dan berjatuhan. Seperti sedang ada gempa. Ia mengatakan, aku tidak boleh ada di sini. Menyeramkan, ya?

Sesaat tidak terdengar jawaban. Kemudian Pete berkata, He, Bob! Jika mimpi wanita tua itu kemudian ternyata sungguh-sungguh terjadi, mungkin lebih baik jika kau pergi saja dari sana. Bagaimana, aku perlu datang untuk menggantikan?"

Itu kan cuma mimpi, kata Bob. Itu dikatakannya lebih banyak untuk menenangkan perasaannya sendiri.

Baiklah. Tapi hati-hati, ya! kata Pete.

Itu sudah pasti, kata Bob berjanji. Aku belum ingin pergi saat ini. Kelihatannya sebentar lagi akan ada sesuatu. Masih ingat kedua pemuda yang tinggal bersama Ernie? Mereka mondar-mandir terus di dermaga, berbicara dengan Ernie dalam bahasa Spanyol. Kelihatannya ada sesuatu yang membuat mereka bersikap begitu gelisah.

Sebuah mobil pick up muncul di jalan raya. Kendaraan itu berjalan larnbat-lambat, lalu membelok masuk ke pelataran parkir perusahaan Denicola dan berhenti di situ. Seorang laki-laki bertubuh jangkung dan langsing, dengan pakaian kerja dan kain drill turun dan mobil itu lalu berja!an menuju dermaga.

Jangan jauh-jauh dari telepon, kata Bob. "Nanti aku menelepon lagi."

Bob keluar lagi dari bilik telepon. Banyak mobil dan berbagai jenis diparkir berderet-deret di pinggir jalan raya. Bob berjalan kembali ke arah dermaga dengan berlindung di balik deretan kendaraan itu.

Sementara itu laki-laki jangkung yang baru datang tadi sudah sampai di tempat Ernie serta kedua kawannya, di samping Maria III. Bob berhenti sebentar, untuk memperhatikan Ernie berbicara dengan orang itu. Tampang Ernie nampak marah. Ia berbicara sambil menggerak-gerakkan tangannya.

Bob beringsut ke sudut sebuah mobil kombi yang sedang diparkir, lalu turun ke pasir dan langsung menuju ke bawah dermaga.

Keempat orang yang ada di samping kapal penangkap ikan tidak melihatnya. Dengan segera Bob sudah sampai di tempat ía menaruh sepedanya tadi. Tapi ia terus berjalan, sampai ke batas air.

Sesampai di sana ia berhenti, lalu memasang telinga. Ia bisa mendengar suara keempat orang itu berbicara. Tapi tempat mereka berada masih terlalu jauh. Lagi

pula bunyi ombak memecah terlalu dekat. Jadi Bob tidak sampai bisa menangkap kata-kata yang diucapkan keempat orang itu.

Kening Bob berkerut. Andaikan Ia bisa menangkap kata-kata yang diucapkan, kemungkinannya ia tetap takkan mengerti, karena barangkali mereka berbicara dalam bahasa Spanyol.

Tapi kemudian didengarnya langkah orang di atas kepalanya. Orang-orang itu berjalan mendekat.. Mereka berhenti sebentar untuk berbicara. Kedengarannya seperti sedang bertengkar. Lalu berjalan lagi, makin lama makin dekat. Akhirnya mereka sampai tepat di atas kepala Bob. Setelah itu ia pun ikut berjalan di bawah lantai, sambil mendongak dan mendengarkan. Langkahnya tidak kedengaran, karena ia berjalan di pasir.

[1981]  (31) Trio Detektif : Misteri Pengemis Bermuka RusakWhere stories live. Discover now