Bab 20. Akhir yang Dahsyat

31 6 2
                                    

Seluruh ruangan itu terhuyung!

Lampu-lampu pecah terbanting di lantai. Kabel-kabel listrik yang meretas menyebabkan timbulnya percikan api di mana-mana.

Eileen Denicola berdoa, memohon agar jangan sampai terjadi kebakaran. Sementara itu semakin banyak api memercik. Tiba-tiba seluruh ruangan diselubungi kegelapan—kegelapan yang penuh dengan bunyi kayu berderak dan decitan paku-paku yang tercabut.

Sekali lagi seluruh ruangan terhuyung. Mrs. Denicola yang tua terpekik. "Tolong!" teriak Pete. Tolong, tolong!"

Tapi tidak ada yang datang.

"Sebentar lagi seluruh tebing ini akan longsor! kata Eileen Denicola. Dan baru saja ia berkata begitu ketika bangunan itu meluncur lagi sedikit dengan gerakan terhuyung-huyung, menyebabkan kursi-kursi berjatuhan dalam gelap.

Pete jatuh terbanting ke tempat tidur, sementara kursi yang diduduki Jupiter terguling ke samping.

Mrs. Denicola? seru Jupe. Anda tidak apa- apa?"

"Jika aku yang kaumaksudkan, keadaanku biasanya lebih baik, jawab wanita tua itu. "Di mana kau, Eileen?"

"Di lantai," jawab Eileen.

Polisi mestinya sudah harus muncul sekarang! kata Jupe. Mestinya Mr. Bonestell sudah berhasil menghubungi mereka. Bagaimana keadaanmu, Bob? Oke? Kau, Pete?

Oke, kata Bob dengan napas sesak. Aku di sini, kata Pete dari tempat tidur.

Mereka menunggu lagi. Semua memasang telinga. Jupiter mendengar bunyi air mengalir. Bunyinya lebih dekat daripada bunyi hujan yang menderu di atas atap. Jupe meringkuk pada posisi miring. Tanganriya terasa sakit, karena terikat ke kursi ia merasa tubuhnya pelan-pelan menjadi basah. Tercium olehnya bau lumpur bercampur bau bahan kimia. Sesaat ia bingung. Tapi detik berikutnya ia memejamkan mata karena putus asa.

Kolam renang mulai retak dindingnya? Air dari situlah yang mulai mengalir ke dalam kamar. Jika kolam itu benar-benar pecah nanti, akan datang air berton-ton membanjiri mereka!

"He! Dari mana datangnya air sebanyak ini?" Itu suara Pete.

Eileen Denicola berteriak minta tolong. Rupanya ia juga menyadari apa yang akan terjadi.

Tiba-tiba terdengar suara orang berseru di luar. Di sana! Mereka ada di sana!"

Terdengar bunyi orang berusaha membuka pintu. Tapi tidak bisa, karena macet.

Sekali lagi terasa segala-galanya terhuyung. Kaca jendela yang menghadap ke kolam pecah berantakan. Serpihannya terpental ke dalam kamar. Kemudian ada cahaya terang. Dua orang berdiri di lereng, dengan membawa senter. Terdengar lagi suara berteriak-teriak, sementara semakin banyak air mengalir ke dalam kamar.

Mrs. Denicola! teriak Jupe. Bantu Mrs. Denicola dulu!

Seorang polisi jalan raya masuk lewat jendela yang sudah tidak berkaca lagi, disusul oleh seorang petugas pemadam kebakaran. Ketika petugas itu melihat mereka yang terikat pada kursi-kursi, ia terkejut dan berseru, Ada apa di sini?

Tapi hanya itu saja yang dikatakannya. Kedua petugas itu dengan cepat membawa Mrs. Denicola ke luar, masih dalam keadaan terikat ke kursi. Wanita tua itu berdoa terus. Sementara itu bertambah banyak orang bermunculan. Eileen Denicola diusung keluar, lalu menyusul Jupe dan kedua temannya. Dalam beberapa detik saja mereka sudah dibebaskan dari ikatan. Mereka bergegas menuruni lereng tebing, jatuh bangun dan tersandung-sandung. Jatuh, dibantu berdiri, lari, lalu jatuh lagi.

Jalan raya di bawah ditutup untuk lalu lintas. Bunyi mesin-mesin berderu mengisi suasana malam itu. Lampu-lampu sorot bergerak-gerak kian kemari, menerangi tebing. Anak—anak dan kedua wanita itu buru-buru dibawa oleh para penolong mereka ke tempat aman di seberang jalan.

[1981]  (31) Trio Detektif : Misteri Pengemis Bermuka RusakWhere stories live. Discover now