Bab X : BOOMMM!!! Ledakan Amarah Romlah!

740 67 10
                                    

"Dasar perempuan tak tahu diuntung!!!" Romlah membuka pintu pondok dengan sentakan kasar, lalu melangkah masuk dengan bergegas. Tentu saja aku terkejut melihat tingkahnya itu. Ada apa lagi ini? Sambil membatin, kususul langkah perempuan itu.

Dengan gerakan yang sangat cepat, Romlah menyambar bungkusan plastik bawaan Mbak Halimah tadi yang masih teronggok diatas meja. Merobek plastik pembungkusnya, mengeluarkan susunan rantang yang ada didalamnya, lalu membawanya keluar sambil berseru memanggil ketiga ekor anjing piaraan kami yang tengah asyik bergelung di depan tungku. Kelima hal itu Romlah lakukan dengan gerakan yang sangat cepat, membuat aku yang melihatnya hanya bisa terbengong tak mengerti.

"Kliwon! Pahing! Wage! Ini ada makanan enak untuk kalian!" Romlah menumpahkan semua isi rantang itu ke tengah tengah halaman. Beberapa potong ayam goreng, opor ayam, nasi serta aneka lauk pauk yang lainnya, kini berserakan diatas hamparan rerumputan yang basah oleh embun.

Tak perlu diperintah untuk kedua kalinya, ketiga ekor anjing piaraan kami itu segera menyerbu ke halaman. Anehnya, ketiganya itu hanya mengendus endus sebentar aneka makanan yang serba lezat itu, lalu segera berbalik masuk kedalam pondok sambil menggeram lirih, tanpa sedikitpun tertarik untuk mencicipinya. Hal itu jelas membuat aku yang menyaksikannya merasa heran bukan kepalang.

"Kau lihat Bang? Bahkan anjingpun tak sudi mencicipi makanan yang serba lezat itu! Abang tau kenapa?!" Tanya Romlah berapi api sambil menatapku dengan sangat tajam. Sebelah tangannya menunjuk nunjuk aneka makanan lezat yang berceceran itu. Aku masih terbengong, tanpa tau harus menjawab apa.

"Karena makanan itu beracun Bang!" Romlah membanting susunan rantang yang kini telah kosong itu.

"Racun?!" Tanpa sadar aku menggumam.

"Ya! Racun Bang! Racun yang akan membuat Abang mabuk kepayang kepada perempuan itu, kalau sampai Abang menyantap makanan ini! Perempuan sundal tak tahu diuntung itu, dia berusaha memeletmu Bang!" Nada suara Romlah semakin meninggi, dengan nafas memburu serta dada turun naik menahan luapan emosi. Sangat mengerikan! Belum pernah aku melihat Romlah sampai semarah ini.

"Emmm ...,, darimana kau tahu kalau makanan itu beracun Lah?" Setengah ragu, aku memberanikan diri untuk bertanya, sambil menggaruk kepalaku yang tak gatal.

"Darimana katamu Bang?! Aku perempuan Bang! Aku istrimu! Dan kau masih bertanya darimana aku tau kalau ada perempuan lain yang berusaha merebutmu dariku dengan cara kotor dan menjijikkan seperti ini?! Kau sudah tak percaya lagi padaku Bang?! Atau kau benar benar sudah terpengaruh oleh perempuan sialan itu?!"

Aku kembali terdiam.

"Kenapa diam Bang?! Abang akan membiarkan perempuan itu terus terusan mengganggu kehidupan kita?! Dua kali Bang!!! Dua kali sudah perempuan itu mencoba untuk mencelakai kita!!!" Romlah semakin histeris, sementara aku masih terdiam, didera oleh ketidakmengertian akan apa yang baru saja diucapkan oleh istriku tersebut.

"Baik!" Romlah kembali berkata, dengan nada yang semakin tegas. "Kalau memang Abang tak mau ambil tindakan, biar aku sendiri yang akan menyelesaikan masalah ini!"

Romlah mendorongku dengan kasar, hingga aku terjajar beberapa langkah kebelakang. Dengan langkah lebar, perempuan itu lalu melangkah masuk kedalam pondok, menyambar golok yang terselip di dinding, lalu meraup kunci mobil yang tadi kuletakkan diatas meja. Sadar bahwa Romlah tidak main main, aku bergegas berusaha untuk menahan perempuan yang tengah kalap itu.

"Romlah!!!" Benakku keras, membuatku terkejut sendiri mendengar suaraku. Seumur umur, belum pernah aku berkata sekeras ini kepada Romlah.

"Apa yang akan kaulakukan heh?!" Sentakku dengan suara yang sedikit aku lunakkan.

Short Story Kedhung Jati 4 : Pondok Kayu Di Tengah LadangWhere stories live. Discover now