part 2

41.4K 2.3K 146
                                    

Warning : cerita ini mengandung unsur kekerasan ( 21+ ) jangan ditiru apalagi dipraktekkan !!!

***

"Jangan lakukan itu" ujar Allegro sambil menatap Akasia dalam-dalam. Tatapan hangat yang diperlihatkannya ketika ada Adrian mendadak berubah.

Akasia terdiam membeku dalam genggaman Allegro.

"Merunduk Akasia !" Teriak Allegro tiba-tiba.

Dorr

Sebuah tembakan tanpa suara tiba-tiba melintas dikepala Akasia dan mengenai sisi kolam renang. Beruntung Allegro bergerak cepat dan menarik tubuh Akasia hingga bersama-sama berguling ditangga.

"Kau tidak apa-apa Akasia ?" Tanya Allegro cemas.

Akasia yang kini berada dibawahnya langsung menggeleng cepat. Allegro lantas bangkit dan menarik tangan Akasia sambil merunduk dan setengah berlari menuju kamar ganti.

Sesampainya didalam mata Allegro menatap sekeliling. Dengan kasar ia menarik tangan Akasia agar mengikutinya. Allegro berhenti didepan sebuah cermin yang tergantung di dinding. Dengan gerak cepat Allegro langsung menggeser cermin itu dan memperlihatkan sebuah lemari besi seperti brankas dibaliknya.

Akasia yang terengah-engah menatap bingung pada brankas itu. Dilihatnya Allegro memasukan sandi untuk membuka brankas itu dan dalam sekejap lemari besi itu terbuka.

Mata Akasia terbelalak. Ada banyak uang dan yang lebih mengejutkan Tn. Allegro langsung mengeluarkan sebuah pistol dari dalam lemari besinya. Dengan cekatan diisinya peluru-peluru itu kedalam pistol yang ada ditangan kirinya.

Satu hal yang akhirnya diketahui Akasia kalau Allegro ternyata seorang yang kidal.

"A.. ada apa ini tuan ?" Tanya Akasia kebingungan.

Drap drap drap

Beberapa langkah kaki terdengar dari arah luar. Sudut mata Allegro menyipit sambil melihat kearah pintu masuk. Sepenuhnya menyadari kalau mereka terjebak didalam satu ruangan segi empat itu.

Allegro melihat sebuah lemari yang ada disudut dan menarik Akasia untuk masuk kedalam lemari itu.

"Diam dan jangan keluar bila tidak kusuruh" perintah Allegro.

Akasia mengangguk. Wajahnya pucat pasi.

Langkah kaki itu semakin mendekat dan Allegro langsung menutup pintu lemari.

***

Akasia merasa amat takut. Tubuhnya gemetar hebat didalam lemari yang berukuran sempit itu. Apa yang terjadi sebenarnya. Kenapa ada yang menembak kami. Pikir Akasia bingung.

Akasia kemudian mengintip dari balik celah-celah lemari yang usang itu. Allegro dengan masih hanya menggunakan kimononya berdiri berhadapan dengan lima orang laki-laki bertubuh besar.

"Berani benar kalian menyusup masuk kedalam kediamanku" ujar Allegro.

Salah seorang laki-laki dengan rambut diikat melangkah maju.

"Hari ini kau harus mati Allegro !" Ucapnya dengan suara yang berat.

Allegro tersenyum miring. "Coba saja kalau kalian bisa.. berani bertaruh aku bahkan bisa membunuh kalian dengan tangan kosong ?" Tantang Allegro.

Kelima orang itu saling bertatapan dan memutuskan untuk membuang jauh senjata mereka.

Allegro tak lagi tersenyum. Tatapannya terfokus pada salah seorang pria berkepala pelontos yang maju terlebih dahulu. Pria itu mengertakan lehernya kekanan dan kekiri hingga menimbulkan suara krek yang cukup keras.

Mr. AllegroWhere stories live. Discover now