part 8

27.8K 1.7K 110
                                    

"Akasia.."

"Akasia.."

Kedua mata gadis itu terbuka. Napasnya terengah-engah sambil menatap sekeliling. Tubuhnya kembali lemas, rupanya ia tertidur. Dan suara berat yang memanggil namanya tadi.. hanyalah ilusi seperti yang selalu terjadi dihidupnya belakangan ini. Allegro.. lenyap begitu saja bak ditelan bumi.

Sambil berusaha bangkit dari tempat tidur, Akasia kemudian melangkah menuju kamar mandi. Membersihkan tubuhnya sebelum mulai bekerja kembali. Gadis itu memutuskan untuk mengambil cuti dari kuliahnya.

Akasia seolah kehilangan semangat untuk melanjutkan hidupnya kembali. Tanpa Allegro.. tanpa Adrian.

Selesai mandi Akasia mencari pakaian seadanya yang bisa digunakannya. Gadis itu bukan penyuka fashion seperti perempuan pada umumnya. Mungkin karena sepanjang hidupnya selalu diisi dengan keprihatinan makanya dirinya agak tidak perduli pada penampilannya.

Sungguh disayangkan mengingat fisik gadis itu yang memang pada dasarnya cantik.

Akasia menatap dirinya yang terbalut handuk didepan cermin. Mengamati luka bekas tembakan itu. Diantara kulit putihnya yang sepucat kertas, luka itu terlihat begitu mencolok.

Air matanya kembali mengalir diwajahnya. Sudah sebulan Allegro menghilang bak ditelan bumi. Dan sudah selama itu juga lah Adrian tidak terdengar lagi keberadaannya.

Tok tok

Gadis itu menoleh kearah pintu dan melihat Ana, teman kerjanya sedang menjulurkan kepalanya dari balik pintu.

"Akasia.. sudah waktunya kita berganti shift" ujar Ana.

Akasia hanya diam sambil mengangguk. Sementara Ana yang tahu betul kondisi rekan kerjanya itu hanya bisa tersenyum tanpa bisa berbuat banyak.

***

Seorang wanita terus mengawasi Akasia dari kejauhan. Menatap gadis itu sambil beberapa kali menyeruput kopinya.

Tatapannya yang begitu terasa membuat Akasia yang sejak tadi sedang membersihkan meja menoleh kearahnya. Mata mereka saling bertatapan sejenak.

"LILY" teriak Akasia spontan dan segera menghampiri Lily.

"Sejak kapan kau disini ?" Tanya Akasia.

Lily mengedikkan bahunya. "Sudah cukup lama, bagaimana kamu bisa menyadari keberadaanku kalau sejak tadi kamu bekerja sambil melamun begitu"

Akasia hanya tersenyum singkat mendengar perkataan Lily.

"Hei gadis kecil.. sepertinya kamu semakin bertambah kecil saja" ujar Lily sambil memperhatikan perubahan pada tubuh Akasia yang semakin kurus.

Akasia menunduk sejenak. "Ah iya.. aku agak kurang sehat belakangan ini" jawab Akasia berbohong.

Lily kembali menyeruput kopinya. "Apa karena Allegro"

Mendengar nama itu membuat jantung Akasia berdegup keras. Ia memutuskan untuk tidak menjawabnya dan hanya tersenyum.

Lily menghela napas dan merogoh sesuatu dari saku celananya.

"Ini"

Akasia memperhatikan secarik kertas yang disodorkan Lily diatas meja.

"Apa ini ?" Tanya Akasia. Sebelah tangannya mengambil kertas itu dan memperhatikan tulisan yang ada diatasnya. "Alamat siapa ini ?" Tanyanya lagi.

Lily bangkit. "Si bodoh yang membuatmu seperti ini ada disana"

Mata Akasia terbelalak sambil kembali memperhatikan tulisan itu.

Mr. AllegroWhere stories live. Discover now