part 9

31.1K 1.7K 114
                                    

"Apa yang kau lakukan Allegro ?!" Teriak Valent ketika masuk kedalam kamar itu. Pandangannya kemudian terpaku pada sesosok wanita yang tergeletak dilantai.

Sementara Allegro hanya diam sambil terus mendekap bayi itu didalam pelukannya.

"Kau membunuhnya ?!" Teriak Valent lagi, kali ini ia mendekati tubuh wanita itu dan memeluknya erat. Meratapi kematian wanita itu. Kemarahan memenuhi pikirannya dan tanpa aba-aba ia mengarahkan pistolnya ke arah Allegro. "Kembalikan anak itu padaku!" Ujarnya lagi.

Allegro menatap datar pada Valent dan dengan cepat mengarahkan pistolnya juga tepat ke dahi Valent.

"Jatuhkan senjatamu atau kau juga akan mati" desis Allegro.

Valent menggeram marah dan menarik pelatuknya. "Kubunuh kau Allegro !!"

Dorr

Darah mengalir dari tubuh Valent dan seketika itu juga pandangannya kabur. Tubuh lelaki itu ambruk. Diantara kesadarannya yang nyaris hilang, matanya kembali memandang wanita yang sudah terbujur kaku dihadapannya. Dan cairan bening itupun mengalir diwajahnya.

***

Valent bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju wastafel. Lelaki itu membasuh wajahnya dengan air beberapa kali dan pada kali terakhir ia termenung.

Dalam setiap tidurnya hanya kejadian itulah yang selalu melintas dimimpinya. Moment ketika Allegro membunuh orang yang sangat disayanginya dan merebut sesuatu yang seharusnya menjadi miliknya.

"Tuan"

Valent menoleh dan mendapati anak buahnya sudah berdiri dibelakangnya sambil membungkuk.

"Saya ingin melaporkan kalau tuan Adrian sama sekali tidak mau makan" ujar pria berbaju hitam itu.

Valent mengambil handuknya dan mengusap wajahnya.

"Lagi ?" Tanya Valent.

Anak buahnya itu mengangguk.

Valent menghela napas kasar. "Bawa dia kepadaku" perintahnya.

***

Allegro berjalan pelan dilorong losmen tempatnya menginap. Sebelah tangannya memegang tas Akasia dan sebelah tangannya yang lain dimasukkan kedalam saku celananya.

Sementara Akasia terus mengikuti dari belakang sambil terus memperhatikan punggung pria itu. Didalam pikirannya terus bergumul.

Apa Allegro juga mencintaiku.. tapi tadi dia menciumku.. dan dia mencegahku untuk pulang..

"Akasia.." panggil Allegro.

Tetapi gadis itu tidak menyahut dan hanya menundukkan kepalanya.

"Hei" ulang Allegro sambil mengusap kepala Akasia.

Akasia mengerjap. "Ya.. ya tuan"

Allegro mengedikkan kepalanya ke arah pintu kamarnya yang sudah dibukanya. "Kita sudah sampai, kenapa kau tidak masuk ?"

Akasia tersenyum canggung. "Ah.. i.. iya tuan" jawabnya sambil ngeloyor masuk kedalam kamar Allegro.

Suasana yang kikuk dan canggung begitu terasa dimana Allegro sendiri justru bingung harus bersikap bagaimana terhadap Akasia.

Tadi, dengan tanpa pikir panjang dan mengabaikan sepenuhnya peringatan-peringatan yang terus berteriak didalam pikirannya, ia malah mencium gadis itu. Lagi. Hal yang seharusnya bisa dihindarinya.

"Tuan.." panggil Akasia.

Allegro yang sedang meletakkan tas Akasia diatas tempat tidur menoleh.

Mr. AllegroWhere stories live. Discover now