part 4

37.9K 1.7K 65
                                    

Allegro melempar jasnya asal begitu tiba dirumah. Dengan wajah kusut ia kemudian menuang vodka kedalam gelasnya dan meminumnya hanya dengan sekali teguk.

Ia menghela napas kasar dan dan dilemparnya gelas itu kearah perapian hingga menimbulkan percikan api. Kali ini ia benar-benar tak menyangka. Valent ternyata telah kembali dari meksiko dan kembalinya Valent pastinya bukanlah tanpa alasan.

"ARGHHH !!" teriak Allegro kesal. Lelaki itu kemudian berbalik dan menatap orang yang sejak tadi mengikutinya. "Kenapa kau terus mengikutiku Akasia ?!" Tanyanya.

Akasia hanya berdiri diam diambang pintu. Matanya tak lepas dari Allegro. "A.. aku hanya mencemaskan tuan" jawabnya jujur.

Dengan langkah cepat Allegro menghampiri Akasia. Sebelah tangannya kemudian menarik tubuh Akasia dan mendorongnya dengan kasar ke dinding.

"Apa kamu masih kurang jelas dengan perkataanku sebelumnya Akasia ?" Tanya Allegro dingin.

Akasia mengulum bibirnya dan menggelengkan kepalanya.

"Jika demikian kenapa kau masih saja mengikutiku ?" Desis Allegro, wajahnya kini hanya berjarak beberapa centimeter dari wajah gadis itu.

Akasia menatap lekat Allegro. "Aku tidak takut ! Aku tidak pernah takut pada apapun" jawab Akasia dengan lantang.

Entah Allegro harus mengatakan apalagi kepada gadis yang ada dihadapannya ini. Hanya dengan sekali lihat Allegro sudah langsung tahu gadis seperti Akasia adalah gadis yang keras kepala.

Prok Prok Prok (jadi apaaaa... #maaf abaikan)

Seorang wanita bertubuh tinggi dan memiliki wajah yang cantik tiba-tiba datang dan bertepuk tangan.

Allegro menoleh dan melepaskan Akasia. Ia kemudian tersenyum miring melihat kedatangan wanita itu.

"Suatu kehormatan bagiku bisa dikunjungi orang sepertimu" sambut Allegro.

Akasia mengerjap bingung.

Wanita itu kemudian melangkah dengan anggun mendekati Allegro. "Siapa gadis kecil itu "

Allegro melirik sekilas pada Akasia dan kembali melihat wanita itu. "Gadis ini.. adalah teman anakku" jawab Allegro.

Akasia terbelalak. Teman.. anaknya dia bilang.

Wanita itu kemudian terkekeh. "Begitukah.. kupikir dia mainanmu"

Allegro kemudian mendekati wanita itu, merangkul pinggang wanita itu dan mencium pipinya. "Dia masih anak-anak lily" kilah Allegro.

Tangan Akasia mengepal dan tubuhnya gemetar menahan amarah ketika melihat Allegro menyebutnya anak-anak dan mencium wanita itu. Dengan setengah berlari ia lalu menghampiri mereka dan menarik tangan Allegro kuat-kuat agar menjauh dari wanita itu.

Allegro mengerjapkan matanya menatap bingung pada Akasia yang tiba-tiba menarik tangannya. Sedangkan Akasia hanya tersenyum singkat dan beralih menatap wanita itu. Ia kemudian mengulurkan tangannya.

"Kenalkan.. namaku Akasia dan aku bukan hanya teman dari anaknya tetapi aku juga TEMAN DEKATNYA" ujar Akasia penuh penekanan.

Wanita terbahak. "Hahaha.. hei nak kau lucu sekali.. jadi namamu Akasia eh ?"

Apa yang wanita ini tertawakan. Pikir Akasia bingung. Ia kemudian mengangguk.

Wanita itu menjabat tangan Akasia. "Aku Lily.. bisa dikatakan sebagai mantan partner Allegro"

Akasia mengernyit bingung. "Partner ? Partner apa ??" Tanya Akasia penuh selidik.

Wanita itu terdiam sejenak, matanya seolah sedang membaca ekspresi Akasia dan dalam sekejap ia menemukan jawabannya. "Hei nona muda.. kau tidak mungkin sedang cemburu padaku kan ?!"

Mr. AllegroWhere stories live. Discover now