Part 11

29.1K 1.6K 120
                                    

Allegro membuang senjatanya. Melalui sudut matanya yang tajam dilihatnya seorang pria yang menodongkan pistol tepat di belakang kepalanya.

"Jadi kau si pembunuh ulung yang namanya sudah melegenda itu?" hardik pria yang memiliki tubuh nyaris dua kali lebih tinggi dibanding Allegro itu.

"Kembalikan gadis itu padaku." Pinta Allegro. Suaranya terdengar berat dan mengerikan.

Pria jangkung itu terbahak. "You wish, Alleg..."

Belum sempat pria itu menyelesaikan ucapannya, secara tiba-tiba Allegro sudah membalik keadaan. Menohok perut pria itu dengan sikunya dan membanting tubuh pria itu ke tanah.

"OHOKKK!!"

Pistol kini dipegang Allegro. Ia menatap lawannya dengan bengis.

"Tidak, kumohon jangan bunuh aku" pria jangkung itu memegangi perutnya sambil menghiba.

"AKHHH JANGANN!!"

Jeritan Akasia memecah keheningan. Pandangan Allegro kini sepenuhnya teralih pada sebuah pintu yang ada di atas tangga.

Akasia?!

Melihat adanya kesempatan, pria jangkung yang terkapar di tanah berusaha bangkit dan merebut senjata Allegro.

Sungguh sangat disayangkan karena usahanya berbuah sia-sia. Allegro, dengan tanpa diduga melepaskan timah panasnya dan langsung menembus dahi pria jangkung itu.

Tidak dipedulikannya darah yang menciprati wajahnya.

Allegro terus berlari menaiki tangga. Mendobrak pintu besi itu hanya dengan satu kali tendangan.

Kedua matanya terbelalak. Seorang pria berkulit hitam kini tengah berada diatas tubuh gadis itu atau gadisnya.

"Brengsek!!!"

Allegro melompat dan menghantamkan tinjunya ke wajah pria berkulit hitam itu hingga jatuh terpelanting. Dilihatnya Akasia yang tengah menangis sesenggukan dengan pakaian koyak.

Kemurkaan mengalir didalam darahnya. Ia harus membunuh para binatang ini. Ia harus.

Tangan Allegro terkepal, pandangannya kembali teralih pada pria berkulit hitam itu serta seorang pria lagi yang baru saja datang.

"Kali ini kalian mati!" Desis Allegro penuh kemarahan.

Pria yang baru datang berusaha menerjang Allegro. Namun dengan cepat langsung ditepisnya. Allegro mencengkeram tangan pria berambut pirang itu, memutarnya dan membanting tubuh pria itu kuat-kuat.

Diambilnya pistol yang terselip di pinggang pria itu dan dengan penuh kemarahan, ia tanpa ragu melubangi kepala pria berkulit hitam yang telah berani menindih gadisnya.

Allegro menginjak kuat-kuat leher pria berambut pirang yang tadi berusaha menyerangnya. Dengan tatapan bengis seolah tanpa ampun. Hingga napas pria pirang itu tersengal dan tak lagi bergerak.

"Tuann..."

Suara Akasia seolah menyadarkan Allegro. Ia melepaskan pria yang sudah tak bernyawa itu dan bergegas menghampiri Akasia.

"Aku takut tuan... hiks" wajah Akasia dibanjiri air mata.

Rasanya saat ini Allegro ingin mati saja. Melihat tubuh Akasia yang gemetar serta memar-memar yang disebabkan oleh pria tadi membuatnya dipenuhi rasa bersalah.

Allegro meraih tubuh gadis itu kedalam pelukannya. "Maafkan aku, tidak seharusnya aku meninggalkanmu Akasia."

Akasia menangis sesenggukan. Bahkan rasanya ia begitu sulit hanya untuk mengeluarkan suara.

Mr. AllegroWhere stories live. Discover now