part 3

42.3K 2K 68
                                    

"Baiklah.. kalau begitu.. berikan dirimu padaku Tn. Allegro"

Allegro mengerjap. Ia kemudian tersenyum dan mengusap kepala Akasia.

"Apa kau ingin aku menjadi ayahmu juga Akasia ? Jika ya dengan senang hati akan kulakukan, tetapi jika lebih dari itu.." Allegro kemudian berdiri dan menatap tajam Akasia. "Lupakanlah" lanjutnya.

***

Esok paginya Akasia bermimpi buruk. Dimimpi itu ia melihat Allegro sedang berdiri dihadapannya sambil menodongkan sebuah pistol tepat dikepalanya.

Akasia terus berlari tetapi Allegro terus mengejarnya dan ketika ia sudah terpojok dan tidak bisa lari kemanapun Allegro melepaskan tembakan itu..

"AKHHHHHHHHH !!!"

"AKASIA ! Bangun Akasia" Adrian terus mengguncang tubuh Akasia hingga mata gadis itu Akhirnya terbuka.

Akasia menggapai bahu Adrian dan duduk menyender dinakas. Napasnya terengah-engah.

"Ada apa Akasia ? Apa kamu bermimpi buruk ?" Tanya Adrian.

Akasia mengangguk. Adrian kemudian menuangkan segelas air dan memberikannya pada Akasia.

"Ini.. minumlah dulu" ujarnya.

Akasia meminum air itu dengan sekali teguk. Rasanya mimpinya tadi begitu nyata. Dan ia tiba-tiba tersadar. Kejadian malam tadi adalah nyata. Saat ketika dirinya secara langsung melihat bagaimana Allegro dengan begitu buasnya menghabisi lawan-lawannya.

Dan rupanya ia pingsan setelah melihat mayat-mayat yang bergelimpangan itu.

"Adrian.. dimana papamu ?" Tanya Akasia kemudian.

Adrian mengernyit. "Papa sudah berangkat kerja.. tapi kenapa kau mencari papaku ?"

Akasia menggeleng teringat akan janjinya semalam pada Allegro. "Tidak, tidak apa-apa"

"Ayo kuantar pulang atau kau masih ingin menginap disini ? Jika ya aku dengan senang hati akan mengijinkannya" papar Adrian.

Akasia tersenyum. "Aku kembali ke mess ku saja, lagi pula hari ini aku harus bekerja"

Adrian menghela napas dan tertunduk. "Yahh.. baiklah, kalau begitu ayo kuantar kau pulang"

***

Akasia terus termenung dimeja kasir tempatnya bekerja. Bahkan ia juga tidak menyadari kalau sejak tadi teman sekerjanya sudah menepuk-nepuk bahunya.

"Akasia ! Heii A.. kaaa.. siaaaa !!" Tegur Anna.

Akasia mengerjap. "I.. iya An ada apa.."

Anna menyilangkan tangannya didada. "Ada apa denganmu ? Tidak biasanya kau seperti ini"

Akasia tertunduk malu. "Hehe.. iya maaf.. aku hanya kurang tidur saja"

"Oh ya.. aku ingin tanyakan itu padamu, kenapa kamu semalam tidak pulang ke mess kita.. aku mengetuk-ngetuk kamarmu tetapi tidak ada jawaban" tanya Anna.

"Oh iya.. aku semalam menginap dirumah teman" jawab Akasia.

Anna mengerling. "Teman apa temaan.. teman tidurkah yang kau maksud hahaaha"

Akasia menepuk bahu temannya itu. Pandangannya kemudian teralih pada tamu yang datang untuk memesan kopi.

"Vanilla latte dua" pinta pembeli itu.

Akasia mengangguk dan segera membuatkannya untuk tamu itu dan ketika akan memberikan kopi cup itu Akasia tanpa sengaja melihat Allegro melalui kaca besar didepannya sedang berjalan melintasi cafe tempatnya bekerja.

Mr. AllegroDonde viven las historias. Descúbrelo ahora