KETUA OSIS

28 8 0
                                    








Hari ini Kean menatap bangku yang biasa ditempati Amelia telah kosong. Padahal hampir jam tujuh gadis itu tidak menampakkan batang hidungnya.

Kean terheran-heran, saat ia memasuki kawasan rumah Amelia ia tidak melihat kehadiran Amelia sama sekali. Mungkin hari ini dia sakit.

Hingga waktu pun berlalu pelajaran pertama telah dimulai. Kean masih berharap dia datang. Tapi, harapannya sirna.

Gadis-gadis yang suka membully Amelia terlihat mencari mangsa lainnya untuk disakiti. Mereka memang tidak pernah berhenti mengganggu orang.

"Sayang banget....Amel enggak masuk..." Ucap Gia.

"Mulai deh....biarin aja, anak yatim itu..." Ucap Dian.

"Kamu bilang apa tadi?!"

Mereka bertiga langsung menoleh, suara berat itu membuat mereka terkekeh walaupun wajah Dian sebenarnya terlihat agak ketakutan.

"Ngapain Lo! Ikut campur aja, tersinggung pacarmu diejek!?" Maju Gia, dia memang yang paling berani menindas orang walaupun targetnya lebih tinggi dan kuat darinya.

"Dia bukan pacarku, tapi aku enggak mau kalian mengganggu orang lain. Itu enggak baik, jangan mentang-mentang kalian anak orang kaya yang tinggal di rumah mewah dan dijemput pake mobil setiap hari harus mengejek orang yang hidup biasa aja.... kalian sama-sama makan pakai nasi!" Ucap Kean bertubi-tubi.

Gia berdecak, kesabarannya setipis tisu. Mungkin bisa jadi dia akan memukul orang di depannya itu.

Kean memang anak yatim diantara anak yatim lainnya yang dahulu nasibnya mungkin sama seperti Amelia. Mungkin kini ia tidak dibully, tapi bila ada seseorang mengejek masalah orang tua ia merasa pantas untuk marah.

"Kalian pengin aku laporin ke BK!" Ancam Kean. Menatap mereka satu-satu.

Mereka malah tertawa. Kean jadi kesal lalu, menampar Gia tidak peduli posisinya sekarang. Memang tidak boleh memukul wanita, tapi Kean sudah muak harus bertatapan dengan gadis nakal seperti Gia.

"KEAN!" Teriak Atta entah dari mana ia datang. Lelaki tubuh gempal itu kaget saat melihat Kean main tangan dengan gadis yang terkenal paling terpengaruh di sekolahnya.

'gawat!' batin Atta, menarik Kean untuk mundur.

Sedangkan Gia, terdiam menatap sengit lawannya, ia menyentuh pipinya yang panas.

Dian tidak ambil diam, menyolot.
"A*Jing! Ya Lo! Main tangan sama cewek!"

Sedangkan Tiara menenangkan Gia. Kean mengkerutkan kening, menatap Gia yang pura-pura menangis. Kemudian, mereka jadi dikerumuni oleh orang-orang yang melihat pertengkaran itu terjadi.

"Sudahlah Kean, biarkan saja....nanti kamu dapat masalah!" Ucap Atta.

Kean melepas cengkraman Atta.
"Apaan sih, Ta. Kamu biarkan mereka menggenggu orang lain! Kamu menganggap perbuatan mu itu bener? Gitu?"

Atta menelan ludah.
"Tapi,...mereka itu..."

"Sudah cukup!! Enggak usah sok jadi pahlawan!" Suara bariton terdengar.

Semua orang di sana terdiam. Hening. Pria di belakang Kean membuat terkejut Atta. Dia adalah ketua OSIS, matanya tajam dan memiliki wajah yang tegas, berdiri tegap lebih tinggi dari Kean.

Kean mengenali sosok itu walaupun posisinya ia masih murid baru. Kean pernah melihatnya di status medsos sekolahnya.

Gia langsung berulah, "aduh sakit kak....orang itu mukul aku..padahal aku cuman ngobrol doang sama teman aku..."

Kean meliriknya tajam. Ketua OSIS menatap Kean dari atas ke bawah seakan menghina penampilan nya padahal seragam mereka sama.

"Jadi, kamu yang nganggu adik aku ya?" Ucapnya tegas.

Atta sudah merinding dari tadi, ia berbisik.
"Itu kakaknya Gia namanya Geo Agung Permana, dia orang bisa berantem.... hati-hati makanya aku suruh kamu jangan macam-macam...."

"Kamu bisu ya! Diam aja daritadi....beraninya sama cewek..." Ledeknya.

Kean tersenyum miring, "siapa bilang?"

BUK!

Atta melongo, begitupula dengan orang-orang yang melihatnya. Suasana menjadi tegang.

"Bisa-bisanya kamu membela adikmu yang salah, kakak macam apa kamu.....kalau aku salah abangku malah menonjokku dua kali!"

Lelaki itu menyentuh hidungnya yang berdarah, Kean sudah ancang-ancang, Atta ketakutan setengah mati. 'gawat...gawat...gawat....sialan Kean!' batin Atta.

"Sialan!!"

"Kenapa maju sini!" Tantang Kean.

Geo berdiri, melihat darah yang menetes dari hidungnya. Ia tiba-tiba terkekeh.

Mengelap darahnya. "Dasar....baru pertama kali aku lihat ada orang yang berani menantang OSIS..." Ucap Geo seakan mengakui kalau Kean cukup hebat. Ia lalu mencegah teman-teman yang ada dibelakangnya agar tidak maju. Ternyata ia suka main keroyokan.

Geo menatap adiknya itu dengan datar.
"Dia sekarang urusanmu aku enggak mau main-main lagi," lalu, ia menatap Kean sambil tersenyum miring dan ia langsung berbalik pergi, begitu juga teman-teman nya yang sesama anggota OSIS.

Kean menghela nafas, orang-orang di sana makin terkejut saat mengetahui Ketua OSIS langsung kabur setelah ditantang gelut.

Gia semakin pucat, menyuruh geng nya agar seperti kakaknya. Namun, Kean tidak berhenti sampai situ.

"Hei kalian! Mulai saat ini Amelia tanggungjawab ku....jangan berani mengusiknya lagi!" Ucap Kean.

"Cih! Terserah Lo bego!!" Ucap Gia kabur.

Atta menatap Kean.
"Kamu enggak apa-apa bro?"

"Iya....dahlah ke kantin...aku laper!" Ajak Kean.

Beberapa saat kerumunan itu bubar setelah Kean dan Atta pergi. Di dalam hati Kean merasa takut dan bangga sekaligus.

'keren banget gue,' batin Kean.







SHY GIRL : AMELIAWhere stories live. Discover now