Difitnah

17 6 0
                                    





"Gia, apa kau yakin dengan ini?" Tanya Dian ketakutan.

Gia tidak menggubris nya, ia memasukkan beberapa batang rokok dan bungkusnya ke dalam sebuah tas. Di kelas yang sepi mereka melakukan hal itu. Jendela-jendela yang terbuka mengisi ruangan kelas dengan sejuk.

Dian jadi merinding, Tiara mengkerutkan kening nya dengan muka datarnya seakan itu hal yang biasa.

Gia menutup resleting tas itu dan menaruhnya di tempat semula.

"Tiara, kenapa kau diam saja?" Ucap Dian masih terus mengomel.

Tiara menggeleng kepala. Gia malah menatapnya tajam.
"Hari ini ada penyidakan, kakakku akan menggeledah kelas ini. Dan setelah ia menemukan ada bungkus rokok di tas Amelia, aku yakin kakakku akan menghukumnya dan Kean tidak akan berani melawan karena ini peraturan sekolah."

Gadis itu tersenyum licik. Dian menunduk.

"Lihat saja nanti,"ucap Gia.

.....

Bel istirahat berbunyi, bersamaan dengan waktu para OSIS menuju ke kelas mereka. Semua murid disuruh keluar dari kelas, mereka hanya bisa melihatnya melalui jendela.

Tas-tas mereka dibuka dan barang-barang di dalamnya dicek satu persatu. Beberapa menit berlalu, awalnya diluar kelas semuanya ramai berbisik-bisik beberapa khawatir ada barang mereka yang akan disita.

Lalu, hening seketika saat langkah kaki Ketua OSIS keluar dari kelas mereka. Tatapan mata semuanya tertuju padanya, terdiam seolah mereka bisu.

"Siapa pemilik tas ini?" Ketua OSIS mengangkat tas itu agak tinggi agar semuanya biasa melihatnya.

Akhirnya mereka pun menatap Amelia. Dengan begitu Amelia menatap Ketua OSIS dengan kebingungan.

"Iya, itu punya saya, ada apa?" Ucap Amelia, maju beberapa langkah berhadapan dengan ketua OSIS itu.

Geo sang Ketua menghela nafas, membuka resleting tas itu dan menjatuhkan isi tas itu dengan sengaja.

Beberapa Putung rokok jatuh keluar dari tas itu. Amelia menatap nya terkejut begitu pula seisi kelas. Gia tersenyum licik di sana, ia merasa rencananya berhasil.

Dengan tenang Geo menatap wajah Amelia. Padahal anggota OSIS lainnya menatap tak percaya dengan muka masam.

"Amelia...." Lirih Kean. Ia juga sama terkejut nya, ia bahkan tidak yakin itu punya Amelia.

Kean sudah merasa curiga, melirik Gia yang sedang asik menertawakan Amelia yang sudah tidak berdaya difitnah.

Tangan Kean mengepal, tapi ia tahan sekuat mungkin agar tidak melakukan apapun.

"Amelia, ikut kami!" Ujar guru BK, menatap Amelia dengan wajah yang damai, tersenyum tipis.

Amelia menggeleng, "t-tapi, ini bukan aku Bu!"

"Sudah tidak usah membantah, sudah ada buktinya!" Hendri menimpali.

"Ayo..." Ucap Geo.

Amelia dituntun oleh guru BK menuju ruangan.

Di ruang guru BK, Amelia menundukkan wajahnya. Ia diinterogasi karena kesalahpahaman. Amelia tidak bisa membantah.

"Sekali lagi, saya bertanya. Apa kamu merokok?" Tanya guru BK dengan lembut.

Amelia menggeleng, bukan dia pelakunya pasti ada yang menaruh putung rokok itu ke dalam tasnya. Mata Amelia berkaca-kaca. Tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang.

Geo menghela nafas berat, sudah hampir setengah jam mereka di sini. Geo mendekat di sebelah Amelia, melihat kepala gadis itu yang menunduk.

"Kalau bukan kamu, lalu siapa? Bukankah buktinya ada di dalam tasmu," ucap Geo tegas, menatap dingin Amelia.

Amelia meremas ujung bajunya. Ia tidak tahu siapa orang jahat yang berusaha menfitnah nya.

"Permisi ...." Suara ketukan dari pintu, Kean masuk kedalam.

"Ada apa?" Tanya Geo, menatap tajam Kean seakan mereka musuh bebuyutan.

"Sepertinya saya bisa meluruskan masalah ini..." Ujar Kean, lalu ia menoleh ke belakang, menatap tiga gadis itu yang tertunduk malu.

"Kami....kami.." ucap Gia terbata-bata, mengutuki dirinya karena harus mengakui kesalahannya.

"Kami bersalah....kami yang memasukkan rokok ke dalam tas Amelia!" Ucap Dian, tidak tahan karena ditatap tajam oleh Kean.

"Iya, aku juga salah...aku tidak bisa menghentikan Gia.." ucap Tiara.

Geo melotot ke arah adiknya itu. Kean tersenyum miring.
"Lihat.... sekarang siapa yang bersalah?"

"Astaga, jadi kalian yang menfitnah Amelia....pantas saja saya agak curiga kenapa anak rajin seperti Amelia ini membawa benda terlarang di sekolah!" Bentak guru BK.

Amelia merasa lega, ia akhirnya bisa bebas. Ia menatap Kean dengan tatapan terimakasih. Kean tersenyum manis.

Geo menatap adik kembarnya itu dengan perasaan marah, ia sangat malu.
"Gia, apa kau bisa berhenti membuat ulah dan mempermalukan kakakmu ini!" Ucap Geo marah.

Gia menunduk, mengkerutkan keningnya.

"Aku kan sudah bilang jangan buat onar atau buat masalah lagi! Dasar tidak berguna!" Ucap Geo.

Gia menatapnya tidak percaya. Baru kali ini ia mendengar kakaknya semarah itu.

Geo masuk ke ruangan dan mendekati Amelia.
"Aku minta maaf. Kean benar ...." Sambil menatap Kean juga, "kakak macam apa aku ini sampai membiarkan adiknya salah...aku tidak akan mengulangi nya lagi....aku jamin dia tidak akan sekolah di sini lagi."

"Kak!! Jangan seenaknya sendiri apa maksudnya!!" Teriak Gia malah menguping pembicaraan mereka.

Geo meliriknya kesal, "aku akan panggil ayah, biar ayah tahu prestasi anak emas nya ini."

Gia tertunduk malu, melirik Amelia penuh dendam. Lalu, Kean membalasnya, "sudah aku bilang jangan mengganggunya lagi..."













SHY GIRL : AMELIAWhere stories live. Discover now