Siapa Musuhku

16 5 0
                                    





"Aku sudah tahu kok!" Ucap Atta, menatap Kean yang tidak lama setelah itu mendongak.

Kejadian tadi siang di UKS. Kean tergiang-giang ucapan Atta saat itu. "Yono yang memberi tahu ku!" Ucap Atta, masih kesal dengan Kean.

Mengingat hal itu Kean terdiam. Di kamarnya, hawa semakin dingin karena sudah malam. Kean tidak pernah memberitahu siapapun tentang masa lalunya, bagaimana Yono tahu? Apakah Atta hanya mengarang saja?

Kean cemas, memeluk bantal. Kalau begitu dia harus bertanya ke Yono. Dia membuka ponselnya. Mencari nomor kontak Yono.

"Halo, Yono!" Setelah tersambung telpon nya.

"Iya, Kean ada apa? Kamu sudah baikkan?"

"Iya, sudah baikkan kok. Lukanya juga sudah kering." Kean menggigit bibir, apa ia harus bertanya?

"Aduh, Kean jangan membuat kami khawatir. Apa benar kau ingin bunuh diri? Aku tidak menemui mu tadi."

"Tidak apa-apa Yono. Aku baik-baik saja, aku tidak akan melakukan itu lagi...."

Diseberang sana Yono menghela nafas berat. "Baguslah kalau begitu, emang ada masalah apa sampai kamu menelpon? Tumben banget."

Kean diam sejenak. Lalu, mulai bertanya, "apa yang kau bicarakan tentang aku ke Atta? Dan bagaimana kau tahu?"

"Hah?! Apa maksudmu?"

"Yang kemarin, Atta bilang padaku kalau kau tahu masa lalu ku..."

"Ooh....aku cuman ngarang kok, bercanda doang!" Diseberang sana Yono terkekeh. "Oh....ya kamu udh belajar belum? Besok ujian kan?"

Kean terdiam. Kenapa tiba-tiba Yono mengganti topik?. "Yono....kenapa kau harus mengarang semua yang kamu bicarakan ke Atta?"

"Duh...gimana ya....aku hanya heran karena kamu tiba-tiba menjadi rajin...tidak perlu dipikirkan oke, bilang pada Atta kalau itu semua hanya bercanda hehe."

Kean berpikir sejenak, mungkin hanya dia yang di sini yang berlebihan.

"Baiklah.....aku cuman memastikan, maaf mengganggu. Aku juga mau belajar ini....aku tutup dulu ya," sambungan telponnya ditutup.

Kean menaruh ponselnya di atas meja. Bernafas lega, dia mungkin terlalu banyak pikiran sehingga masalah sepele ini perlu dikhawatirkan. Padahal memang tidak mungkin Yono tahu, Kean tidak pernah sekalipun cerita mengenai masa lalunya sebab terlalu pahit untuk diceritakan.

Diliriknya lengannya, luka goresan itu masih terlihat walaupun sudah mengering. Kean tidak habis pikir dengan perbuatannya di sekolah. Membuat teman-temannya merasa cemas saja.

......
Di keesokan harinya Kean berangkat sekolah, matanya tampak lelah, bergadang karena mimpi buruk. Dia pergi ke kelasnya, masih sepi karena baru jam setengah tujuh.

Kemarin, Amelia telah mengajaknya ke perpustakaan. Hari ini, Amelia mengajaknya lagi. Tetapi, Kean tidak mau,  hari ini dia ingin belajar di kelas saja. Satu jam lagi bel berbunyi, tanda mulainya ujian kenaikan kelas.

Kean belajar sambil menunggu Atta dan Yono datang. Tidak lama setelah itu, Yono datang lebih dulu. Kean disapa olehnya, Kean tersenyum. Diliriknya buku yang dipegang oleh Kean, bisa dilihat itu buku biologi. Yono berdecak karena bukunya tertinggal di kamarnya.

"Buku ku ketinggalan....astaga," ucap Yono frustrasi.

Kean tersenyum. Yono memang cukup ceroboh. "Barengan aja sama aku..." Digesernya buku itu agar bisa berbagi dengan temannya.

"Kamu sudah sampai situ? Wah....pasti semalam kamu sudah bergadang sampai matamu lelah gitu.." tunjuk Yono pada mata Kean yang cukup lelah.

Padahal sebenarnya Kean bergadang karena mimpi buruk. Jadi, ia sedikit kesulitan untuk konsentrasi dalam belajar semalam, makanya dia belajar sekarang.

"Apa ketua OSIS itu tidak menganggu mu lagi?" Tanya Yono tiba-tiba.

"Kadang....tapi, aku tidak masalah dengan itu."

"Maaf ya, aku jadi membicarakan mu dari belakang, aku tidak bermaksud. Soalnya sejak kejadian kamu menonjok ketua OSIS aku jadi penasaran apakah dulu kamu juga anak brandal....hehe.." Yono langsung membahas yang lain.

Kean terdiam.

"Soalnya tidak ada satupun yang berani di sekolah ini untuk menonjok ketua OSIS, bahkan guru sekalipun. Dia seperti penguasa sekolah..." Lanjut nya.

Kean menyimak. Yono hanya tersenyum kecut.
"Kamu baru beberapa bulan masuk sekolah ini jadi, kamu mana tahu. Selain itu, bukan hanya dia yang akan menjadi musuhmu..."

Kening Kean menurun, mulai terhipnotis oleh ucapan Yono. "Bukan hanya dia yang menjadi musuhku?"

Yono mengangguk. Lalu, dia berhenti saat Atta datang ke kelas. Menyapa mereka.
"Ada apa ini? Belajar?" Atta menaruh tasnya lalu, menghampiri mereka. Duduk bersebelahan Kean.

"Iya.... sebentar lagi bel, kamu telat sih..." Kekeh Yono, ekspresi nya berubah. Awalnya dia berwajah serius lalu, sekarang menjadi biasa saja.

"Motorku mogok, jadi pakai ojek online deh..."

TING TONG
'DIMOHON SISWA-SISWI UNTUK MENUJU KE RUANG TES MASING-MASING, PENILAIAN KENAIKAN KELAS AKAN SEGERA DIMULAI!!''

Suara dari speaker itu, berisik. Kean masih saja berpikir dengan ucapan Yono satu menit yang lalu. Musuh? Apa dia punya musuh selain ketua OSIS?










SHY GIRL : AMELIAWhere stories live. Discover now