luka yang belum sembuh

17 6 0
                                    








"Amelia aku dengar Kean di UKS...." Ujar Lisa saat berada di samping Amelia, di perpustakaan.

Amelia terkejut, "kenapa dia?"

"Pingsan, terus katanya dia mau bunuh diri..."

Amelia melotot, "kenapa? Masa sih..." ujarnya cemas.

Lisa mengangguk.
"Iya, dia langsung dibawa ke UKS. Tapi, sekarang dia sudah di kelas."

Amelia terdiam, rautnya berubah. Lisa berusaha untuk tidak kebablasan hingga Amelia khawatir, "kalau gitu kita cek di kelas yuk....siapa tahu sudah baikkan," Amelia diam lalu, mengangguk.

Kelas masih sepi, guru-guru ada rapat, sebelumnya memang tidak ada yang menyadari kalau Kean pingsan di kelas. Hanya Atta dan Yono yang kebetulan lewat dan menyadari nya.

"Loh, kok sepi. Apa guru masih rapat?" Lisa bertanya-tanya.

Amelia menghampiri meja Kean. Dia sedang memainkan ponsel, rambutnya acak-acakan, biasanya rapi. Dari jauh Amelia akui Kean cukup tampan apalagi membiarkan rambutnya apa adanya.

"Kean...."

Kean kaget, hampir saja ponselnya jatuh. Kean tersenyum padahal sedaritadi dia cemberut.

" Kamu sendirian, mana Atta dan Yono?"

"Oh ya....kemana ya mereka?" Melihat sekeliling. Kean malah balik tanya, baru sadar dia ditinggal sendiri.

"Mending ke perpustakaan sama kita, kamu suka baca novel kan?" Ucap Amelia. Padahal dia hanya menebak.

Pipi Kean memerah. Baru diajak sudah salting.
"Iya, aku suka baca novel....ayo, ke perpus," Kean bersemangat. Amelia, gadis pemalu mendadak mulai berani mengajak Kean.

Di perpustakaan dingin, AC menyala tanpa Kean sadari. Tapi, cukup sejuk dibandingkan di kelas tadi. Amelia cukup teliti memilih buku dan langsung membacanya. Kean bingung. Dia lebih suka novel fantasi.

Namun, tidak ada satupun yang baru di sini. Dia memang sering membaca buku di sini tanpa Amelia sadari. Hampir semua habis dibaca, padahal perpustakaan ini besar.

"Sudah ketemu?"

Kean terperanjat, tiba-tiba Amelia sudah ada di samping nya. Kean menggeleng.
"Emang buku tentang apa yang kamu suka?" Tanya Amelia.

'buku tentang cerita hidup kita heheh....tidak Kean fokus' batin nya. Kean pun ragu, dia hampir sudah selesai membaca semuanya.

TING TONG!
'PERHATIAN! KELAS AKAN SEGERA DIMULAI DIMOHON SISWA SISWI UNTUK KE KELASNYA MASING-MASING!"
TING TONG!

Suara renyah speaker itu menggelegar. Kean berhenti, "seperti nya kita harus ke kelas.."

"Yah! Baru baca setengah!" Lisa kesal.

....

Sepulang sekolah, di depan gerbang sekolah motor Kean berhenti. Dia cuman mau mengecek luka tangannya, ia sengaja menggulung lengan bajunya. Bagi perempuan ini nampak mencuri perhatian, aturan sekolah juga melarang bagi siapapun untuk menggulung lengan bajunya.

Baru kali ini dia seperti itu. Lukanya sudah beres, tapi luka dihatinya belum. Andai waktu berjalan sedikit lebih lambat agar matanya bisa menatap lama wajah itu.

Memberi tumpangan saja sulit untuk diterima. Bahkan Kean tidak mengerti jalan pikiran gadis itu.

Dia tersenyum. Gadis itu menunggu jemputan. Diam-diam melihat. Dia bisa lama di sini. Dia membuka kamera ponselnya dan memotretnya. Tersenyum lagi. Lalu, dia baru bisa pergi.

Di rumah, dia sudah empat puluh kali push up. Kaosnya basah oleh keringat, dia berhenti. Melepas bajunya. Menatap cermin. Membuka ponsel.

Mengunggah foto baru di Instagram nya lagi. Kali ini posisinya dia pakai jaket tapi, resletingnya dia buka hingga menampakkan perutnya. Wajahnya biasa ditutupi.

Dia tiduran, nafasnya tidak teratur. Tiba-tiba pintu terbuka. Kean kaget, menutupi tubuhnya dengan selimut dia tidak biasa menunjukkan tubuhnya ke kakaknya.

"Ngapain ditutupi! Seperti aku tidak tahu aja!" Abangnya duduk di kursi didekat meja belajar.

"Ngapain!" Serunya ingin segera dia usir.

"Kau pikir aku tidak tahu. Kamu meninju orang lain sampai pingsan!" Ucap abangnya langsung. Tanpa basa-basi.

Kean melotot, langsung duduk.
"Tahu dari mana?!"

"Tahu dari sumedang.....ya elah! Aku mengikuti mu, kemarin aku ingin nge-gym juga...malah ditinggal!"

Kean menunduk, tidak habis pikir ia tidak tahu akan ketangkap basah. Abangnya menginterogasi nya. Wajahnya berubah serius.
"Tapi, keren sih.....hahahaha!" Lalu, tertawa keras.

Kean jadi mengangkat kepalanya. Mencibirnya. Abangnya itu pura-pura meninju, melayangkan tinjunya ke udara seakan semua adegan kemarin terekam ulang.

Kean melongo. "Lalu, abang diam aja!"

Abangnya meliriknya, cemberut. Berpikir sejenak, mengangkat kedua bahu.
"Iya!! Emang aku mau ikut campur? sadis banget kamu kemarin," dia tertawa lagi sampai matanya berair.

Kean mengusir kakaknya itu. "Pergi sana! Menganggu saja!"

"Oke.....oke aku pergi..." Abangnya mengalah dan pergi keluar kamarnya. Tanpa ditutup kembali pintunya.

Kean kesal dan berjalan untuk menutup pintu kembali. Ia sudah takut tadi, hampir saja ngompol. Abang sialannya itu.

"Dasar enggak ada akhlak..."











SHY GIRL : AMELIAWhere stories live. Discover now