Chapter 8 - My Seraphina

50 3 0
                                    

Happy reading 🌹
*****

Kevin

Aku bersiul saat memasuki gedung Keyz fit club seraya menenteng ransel. Wow! Rasanya menyenangkan bisa berkeliling kota Jakarta mengendarai mobil. Yah ... walaupun masih dengan Fero yang duduk di belakang kemudi. Sungguh, melihat Fero menyetir mobil dengan kerennya membuatku tidak sabar ingin segera menyelesaikan les dan membuat Surat Izin Mengemudi di Indonesia.

Aku sendiri tidak menyangka, sering berjalan-jalan dan pergi bersama Fero saja bisa membuat mood-ku membaik dan tentu saja aku merasa bahagia. Benar kata Fero. Indonesia tidak seburuk yang aku kira.

"Morning, Sani," sapaku pada pegawai yang berjaga di meja depan, tempatnya menunggu dan menyapa pelanggan yang datang.

"Pagi, Pak Kevin," sapa Sani dengan ceria.

"Sudah ada pelanggan datang?" tanyaku karena melihat ada tiga buah mobil lain di halaman gedung.

"Betul sekali! Ada pelanggan baru juga lho, Pak!"

"Whoa! Really?"

"Kemarin cowoknya udah ke sini. Terus hari ini ngajakin ceweknya. Daftar member juga kok!"

Aku tersenyum mendengar penuturan Sani. Dalam hati aku sangat bersyukur, karena bisnis dengan sumber modal dari mama bisa berjalan. Dari awal, aku sama sekali tidak berekspektasi tempat fitnes ini akan ramai. Namun, dengan bantuan Fero dan sepupu lain yang ikut mempromosikan, bisnisku bisa dibilang sangat ramai. Jujur, hal ini melebihi ekspektasiku mengingat aku adalah orang baru dan belum punya relasi di Jakarta.

"Ini ya Pak, data yang bikin member," kata Sani seraya menyodorkan data-data pelanggan. "Ini data yang dari semalam. Ditambah dua orang yang daftar pagi ini."

"Oke, Sani. Nanti biar diurus Pak Fero. Thank you so much ya!"

Aku segera melenggang memasuki ruangan di belakang front desk. Ruangan kecil yang bisa ku gunakan untuk beristirahat atau mencari kesibukan melalui laptop.

Ku hempaskan tubuh ke kursi kerja, lalu meletakkan kertas-kertas berisi data pribadi pelanggan untuk diinput nantinya. Aku tertarik membaca nama-nama pelanggan baru yang telah mendaftar member.

"Seraphina Venezia," ucapku perlahan.

Seraphina. Sebuah nama yang terus membayangiku setelah pindah ke Indonesia. Aku tahu, banyak nama yang sama di belahan dunia ini. Namun, saat membaca nama ini, pikiranku langsung tertuju pada Seraphina yang ku temui beberapa waktu yang lalu.

Aku segera melepas jaket bomber, menyisakan kaus adidas putih polos dan celana pendek nike berwarna hitam. Kali ini, aku harus memastikan sendiri apakah benar nama yang ku baca barusan benar-benar orang yang ingin ku temui.

Aku membuka pintu ruangan, melangkahkan kaki dengan tergesa menuju lantai dua, menggeser pintu ruang gym dengan cepat. Aku mengamati sekeliling dengan saksama. Sungguh beruntung suasana masih relatif sepi, jadi aku bisa lebih teliti mengamati orang-orang yang ada di sana.

Dan mataku tertuju pada satu titik. Di salah satu alat leg press machine, ada seorang perempuan dengan rambut diikat ponytail. Aku tidak asing dengan punggungnya. Feeling-ku mengatakan, itu adalah Seraphina-ku. Mengenakan legging dan bra khusus olahraga berwarna mint. Sialan! Aku jadi mengingat saat Seraphina mengenakan bikini berwarna pink kala itu. Sepertinya, warna-warna cerah sangat cocok untuk kulitnya yang seputih susu.

Perlahan, aku melangkah mendekat seraya memikirkan sapaan yang akan terlontar dari bibirku. Namun, tinggal beberapa langkah lagi, lidahku mendadak kelu. Please, Vin! Kamu bukan laki-laki cupu yang tidak pernah mengajak seorang perempuan berkenalan!

REASON (TAMAT)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum