¹⁶A : Aneh

37 7 0
                                    

Tomi nih cuy, oleng dulu bentar juseyoo😖

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Tomi nih cuy, oleng dulu bentar juseyoo😖


***


D

ua hari berlalu sejak pertemuanku dengan Baim di barbershop waktu itu. Dan hari ini pun tak kulihat batang hidung Baim yang biasanya selalu datang ke fakultasku sekedar untuk menyapa. Sebenarnya aku bersyukur ia tidak menggangguku, tapi rasanya aneh.

Bukan aneh yang merasa kehilangan gitu, tapi lebih ke rasa bersalah. Aku takut dia sakit hati karena sering kali aku membalasnya dengan ketus. Aku salah juga sih, tidak ramah pada orang baru. Ei, bukan, pada Jaya dan Lalu pun aku juga sering ngegas. Apa mereka tidak tersinggung ya?

Aku menghela napas pelan, sembari berharap mereka tidak tersinggung atas ucapanku. Selain takut pada gelap, aku juga takut menyakiti perasaan seseorang. Karena akan lebih fatal akibatnya jika seseorang merasa tersakiti bahkan terzolimi. Karmanya lebih berat. Namun, tetap saja cara bicaraku sulit sekali untuk diperbaiki, mungkin pelan-pelan aku akan mencobanya. Tidak sekarang, mungkin lain kali.

Yah, tapi beda konteks untuk permasalahan aku dan Alfian waktu itu. Jelas-jelas ia dahulu yang membuat aku kesal. Bahkan sampai menyumpah serapahinya dengan isi kebun binatang. Ah, mengingatnya membuat diriku kembali kesal.

Aku menggeleng-geleng, mencoba membuang jauh-jauh hal yang sudah berlalu. Lagipula sedang ada hal yang lebih penting sekarang, yaitu melakukan revisi terhadap laporan proyek kimfis.

Namun, ada kurangnya. Aku tidak bisa berpikir jernih sekarang. Isi kepalaku menyuruhku untuk stay men-scroll aplikasi berwarna merah itu. Menonton ulang MV K-POP yang aku sukai. Saking fokusnya, aku tidak sadar ada seseorang berada di dekatku.

"Ya?"

Aku mengerjap pelan saat sebuah suara berat menyapa indera pendengaranku. Membuat atensiku teralihkan dari layar ponsel.

"Siapa?" tanyaku yakin tak mengenal orang di depanku ini.

Laki-laki berpipi tirus itu menyodorkan amplop ke arahku. "Ini dari Baim, sekalian dia pengin kamu mampir ke rumahnya."

Aku mengernyit, jelas merasa bingung karena tiba-tiba ada orang yang tidak dikenal menyodorkan surat kepadaku. Apalagi katanya dari Baim. Lha, terus orang ini siapanya dia?

"Siapa ya?" ulangku karena di awal ia tak menjawab.

Cowok itu tersenyum, lantas duduk di depanku. Kembali menyodorkan amplop itu, kini ia biarkan tergeletak di atas meja bundar.

"Saya Tomi, temen Bang Soleh sama Baim. Kita pernah ketemu sekali waktu itu, kalo gak salah di GKB. Kuliah umum itu," katanya memperkenalkan diri.

Aku mengangguk-angguk, walau sebenarnya tidak ingat ia siapa. Setelah mendengar nama Baim tadi, aku langsung mengambil amplop itu. "Ini isinya apa? Kenapa dia ngasih ini kalo nyuruh saya ke rumah dia?" tanyaku runtut.

Not Kovalent Bond✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon