²⁹E : Etdah Gini Amat!

27 4 0
                                    

Sepertinya lagi caoek, ygy😶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya lagi caoek, ygy😶



***



Pulang dari warnet tadi membuat aku teringat surat dari Baim yang belum kubaca. Setelah sampai rumah aku langsung mencari keberadaan surat itu. Ternyata aku menyelipkannya di buku kimfis.

Aku mulai membacanya. Tertera namaku di sana, dengan kalimat awalan yang membuatku tersenyum tipis.

From : Baim
To : Ryana Adistya

Halo, Ryana Adistya. Apa kabar? Kangen gak sama saya karena gak ngapelin kamu beberapa hari ini? Hehe pastinya kangen lah ya. Secara saya tuh, cowok idaman banget hehe.

Sebenarnya saya pengin ngomong langsung sama kamu, tapi saya lagi sibuk-sibuknya di fakultas karena bentar lagi UAS. Duh, gak nyangka ya udah mau berakhir aja semester 5 ini. Eh, malah ngelantur. Balik lagi, ada yang mau saya omongin. Tapi entah kapan, intinya selesai baca surat ini.

Saya gak peduli seberapa sibuk saya, yang penting saya bisa ketemu kamu begitu kamu minta ketemuan. And sorry lagi, saya ngirim lewat temen saya suratnya. Sebenarnya bisa lewat chat, tapi saya rasa kurang ber-damage kalo lewat sana. Apalagi setiap saya chat, pasti kamu read doang.

Iya-iya gak penting memang. Soalnya saya nyepam stiker aja hehe, pasti bakal bingung balasnya. Tapi saya seneng, soalnya cuma kamu yang gak blokir saya walaupun nyepam. Tuh, kan, jadi makin sayang hehe.

Yayang, kasih saya waktu buat nyiapin diri ya. Begitu kamu abis baca ini, chat saya dulu. Biar saya siapin mental.

Selesai membacanya, aku terdiam. Masih mencerna tiap kata yang Baim tulis dalam surat itu. Aku kembali menilik kalimat akhirnya, membuat aku buru-buru mengambil ponsel di atas meja belajar. Lantas mengetikkan pesan untuk laki-laki itu. Meminta bertemu di kampus besok pagi, jika ia luang.

Setelah pesan terkirim, aku meletakkan kembali ponsel itu. Memilih beranjak keluar kamar untuk menenangkan diri. Pikiranku rasanya penuh malam ini. Padahal baru tadi aku merasakan senang karena traktiran bang Hanan. Yah, sebelum mendapat pesan dari Lalu tentunya.

Aku menuju kamar Juan, berniat menanyakan isi pesan itu sekali lagi. Dan bertanya, mengapa Lalu mengirim itu pada Juan, bukan padaku.

"Bang Al nyuruh Kak Aya buat menghindar kalo ketemu sama cewek yang namanya Sonya itu," ucap Juan setelah aku melontarkan pertanyaanku.

"Kenapa?"

Juan menggeleng, membuat aku paham. Bagaimana pun Sonya terlihat santai saat berbicara denganku, ada kemungkinannya ia melewati batas saat mengetahui bahwa aku tidak benar-benar menjauhi Lalu.

Aku menghela napas lelah begitu keluar dari kamar Juan. Entah kenapa aku merasa sangat lelah hari ini. Bukan hanya fisik, melainkan hatiku juga. Sepertinya besok pagi aku harus benar-benar menyiapkan diri, karena aku tak tau apa yang kemungkinan terjadi besok.

Not Kovalent Bond✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang