Nol⁵ [Para Cogan Patah Hati]

31 7 0
                                    


Part spesial untuk para coganku😆

Jangan lupa vote pokoknya shshs

Happy reading~


***

Langit sudah menampakkan senjanya, akan tetapi tiga laki-laki jomlo itu sedari tadi panik mencari keberadaan orang sama. Terlebih siang tadi mereka mendapat kabar dari teman sekelas Baim bahwa orang yang mereka cari bertengkar dengan Sonya, si mantan gebetan Lalu.

Kini ketiganya sedang menunggu Alfian. Berharap cowok Lombok Barat itu bersama dengan Ryana—orang yang sedang mereka cari.

"Gimana?" tanya Baim dengan raut khawatir.

Jaya menggeleng, ia mendapat balasan dari Alfian bahwa Ryana tidak bersama dengan cowok itu. Membuat Baim dan Lalu mendesah pelan. Semakin merasa khawatir karena tidak tau keberadaan cewek berambut sebahu itu.

"Rumah temennya? Siapa tuh namanya yang deket sini?" Baim lagi-lagi bersuara, membuat Jaya dan Lalu menggeleng kompak.

Pasalnya mereka juga sudah mencari ke rumah Yura, tetapi di sana hanya ada Yura dan pembantunya. Sudah juga mereka mengunjungi rumah Dona, tetap saja presensi Ryana tidak terdeteksi. Entah menghilang ke mana cewek itu. Bahkan di rumahnya pun tak ada. Hanya ada Juan yang sibuk bermain gim dengan Jiwa.

Jaya mendesah lagi, bingung harus mencari Ryana ke mana lagi. Pun bingung kenapa ia ikut menjadi korban blokiran cewek itu. Padahal seingatnya, ia tak pernah melakukan kesalahan apa pun pada Ryana.

Belum sempat Jaya membuka mulut untuk bertanya, seorang pemuda yang ditunggu-tunggu datang dengan napas tak beraturan. Sepertinya ia berlari dari arah parkiran FKIP menuju gedung GKB.

"Kalian berarti kena blok juga?" tanya Alfian setelah mengatur napasnya.

Ketiganya mengangguk sebagai jawaban. Enggan menjelaskan kenapa mereka kena blokir.

"Tadi Rya berantem sama siapa?" Baim menunjuk ke arah Lalu membuat pemuda sipit itu menatapnya sinis. Jelas merasa tersindir.

Alfian beralih menatap Lalu, meminta penjelasan. Karena ia tau, Ryana yang ia kenal tidak akan memblokir dirinya jika bukan masalah besar. Pasti telah terjadi sesuatu, begitu pikirnya.

Lalu menghela napas pelan, mau tak mau mengalah untuk bercerita. Laki-laki itu memperbaiki posisi duduknya agar bersandar pada tembok di belakangnya.

"Yaya tadi berantem sama Sonya, temen saya dulu di SMA. Kata salah satu temen saya yang lihat, Sonya bawa-bawa nama saya sambil jambak Yaya. Yaya gak terima, makanya dia tonjok Sonya," jelas Lalu yang mendapat anggukan dari Baim dan Jaya.

Berbeda dengan Alfian yang bertepuk tangan. Membuat ketiga lainnya menatapnya datar. Namun, setelahnya menunjukkan tanda peace dengan jarinya.

"Rya kalo di SMP soalnya dulu gitu, gak nyangka aja masih ke bawa sampai kuliah gini," sahut Alfian sambil menggeleng-geleng pelan.

"Ke cewek?" beo Baim jadi penasaran.

"Ke cowok juga. Dulu dia sering masuk BK malah, tapi gak tau juga kenapa jadi anak kesayangannya kepsek," jawab Alfian seraya mengedikkan bahu.

Ketiganya mengangguk saja. Tak minat membahas masa lalu Ryana. Karena keadaannya sekarang sedang di lingkupi rasa khawatir. Takut-takut jika Ryana kenapa-napa.

"Sadar gak sih, karena kalian nyatain perasaan makanya Ryana menghindar?" Jaya bersuara setelah diam lama. Kini menampilkan wajah yang tak kalah serius dengan ketiganya.

Not Kovalent Bond✔Onde histórias criam vida. Descubra agora