CHAPTER 4

1.5K 177 53
                                    

Hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening. Rembulan di atas langit tak lelah bersembunyi di balik tebalnya awan. Begitupun dengan gelap yang masih mendominasi, tak ada secarik cahaya apa pun yang terlihat selain remang-remang lampu jalan yang berada dalam jarak sekitar lima puluh meter jauhnya.

Waktu telah menunjukkan pukul tiga pagi. Suasana masih sangat sunyi. Tidak ada suara apapun yang terdengar, kecuali dedaunan yang jatuh oleh hembusan angin lembut yang sesekali datang menerpa dahan.

Andai bisa mengeluh, Jiwoo sudah teramat lelah sekarang, tapi ia bahkan masih belum bisa memejamkan kedua bola matanya dengan tenang. Gadis itu sedang duduk bersandar di jok mobil, ditemani dengan salah seorang anak buah Joan Lee yang masih setia menjaga. Dia sedang menunggu.

"Maaf jika pertanyaanku sedikit lancang, apakah Lee memang sudah sering melakukan hal-hal yang seperti ini? Maksudku, berkelahi dan ... Apa yang dia lakukan sekarang?"

Berpikir sejenak menelaah pertanyaan Jiwoo, laki-laki berpostur jangkung itu terlihat menerka sebelum kemudian mengangguk membenarkan. "Joan Lee dan Suga adalah orang kepercayaan tuan Vhi, yah ... Seperti itulah."

Vhi, nama itu bahkan seperti tidak asing di telinga Jiwoo. Seperti sedang teringat akan sesuatu, namun Jiwoo lupa seperti apa dan bagaimana detailnya. Apakah mereka pernah bertemu sebelum ini? Atau apakah dia hanya sekedar pernah mendengar nama itu tanpa tahu seperti apa sosoknya?

Dark Blue V? Organisasi macam apa itu? Kok bisa bos rentenir tadi sampai tidak berkutik? ——pertanyaan tersebut berlarut brutal di dalam batinnya. Jika ditilik dari suasana yang ada sekarang. Penjagaan ketat, bodyguard, juga senjata. Gadis itu sedikit takut untuk menebak.

Beberapa saat yang lalu, setelah menyelesaikan urusannya dengan pria botak yang membawa Jiwoo, Lee mengajak gadis Yoo tersebut untuk turut serta untuk menemui seseorang. Lee bilang, dia sedang ada urusan. Jadi Jiwoo pun hanya menurut saja ketika Lee menyuruhnya untuk tetap berdiam diri di dalam mobil.

Sejujurnya Jiwoo sedikit terkejut, melihat sisi lain dari seorang Joan Lee yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Jiwoo pikir, selama ini Lee hanya sebatas berurusan dengan kelamnya dunia malam. Menghidangkan minuman serta gadis-gadis bar yang menjadi kegilaan semua orang. Lebih daripada itu, Lee yang sekarang benar-benar terlihat seperti gembong kriminal yang akrab dengan berbagai macam transaksi gelap yang entah apa, Jiwoo sendiri juga tidak tahu.

Tak berniat untuk bertanya lebih lanjut mengenai siapa dan untuk apa Joan Lee beserta anak buahnya berkumpul di tempat tersebut, Jiwoo mencoba menelan rasa keingintahuannya dalam-dalam. Hingga sepuluh menit kemudian, Lee kembali dengan dua buah koper berukuran besar yang ia seret dengan begitu santai.

"Belum tidur?" Pertanyaan itu lolos bersamaan dengan perginya anak buah Lee yang segera berpamitan setelah ia kembali.

"Belum."

"Tidak lelah?" tanya Lee sekali lagi.

"Lelah."

"Baiklah, kamu pulang denganku."

BLACK MONEY DUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang