CHAPTER 7

1.5K 173 100
                                    

Dark Blue Club, 20

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dark Blue Club, 20.40 KST

Seorang wanita dewasa berpenampilan cukup rapi sedang terduduk di depan meja bar. Wanita itu terlihat tenang, meneguk sedikit demi sedikit minuman berwarna pekat yang tersaji dalam gelas berkaki yang ada di hadapannya seraya melirik benda pipih menyala yang tengah bergetar. Dia mengabaikannya.

"Tidak diangkat?"

"Tidak perlu, tidak penting."

"Tapi, sepertinya itu dari nyonya Kim?"

"Aku tahu. Dia hanya akan memakiku sebagai jalang lalu menyuruhku untuk menjauhi putranya," sahut Lea tanpa berbasa-basi. Gurat kegetiran wanita berusia lima tahun lebih muda dari Suga tersebut sudah cukup menggambarkan betapa peliknya hidup yang sedang ia jalani.

Beberapa saat yang lalu, Vhi dan Lea datang ke klub bersama. Namun, karena sebuah urusan mendadak yang tidak bisa ditunda, Vhi yang terpaksa meninggalkan istrinya sendirian. Tak apa, Vhi sudah sering seperti itu. Dia memakluminya.

Beberapa saat termangu dalam suasana hiruk-pikuk bar yang cukup ramai. Suga yang merasa khawatir mencoba memberanikan diri untuk bertanya, "Are you ok?"

Lea mengerti. Suga tidak sedang berbasa-basi menanyakan kabarnya.

"Entah kamu akan menyangkal atau bagaimana, yang jelas menurut pandanganku, kau tidak sedang baik-baik saja."

Lea tersenyum membalas, "Darimana kamu menyimpulkan kalau aku tidak baik-baik saja? Kamu lihat aku? Aku hidup berkecukupan sekarang. Aku bisa mendapatkan apa pun yang kumau. Suamiku mencintaiku dengan tulus, dan aku juga menjalani hari-hariku dengan baik. Yah... begitulah."

Suga tahu itu hanyalah jawaban blokade. Tak bermaksud untuk ikut campur dalam urusan orang lain, pria bermarga Min tersebut segera menarik batas akan pertanyaannya. Seperti, tidak sopan bukan jika menanyakan kehidupan orang lain begitu saja? Akan tetapi keduanya bahkan bukanlah orang asing. Mereka sudah kenal selama bertahun-tahun. Meski begitu Im Lea tetap saja tidak berubah. Selalu saja membangun benteng dan tak ingin menjadi terlalu dekat dengan orang lain di sekitarnya.

Sebenarnya Lea itu ramah. Dia adalah pribadi yang cekatan dan memiliki cukup banyak relasi. Dia pandai sekali bergaul dengan kalangan atas yang notabene membutuhkan keahlian basa-basi serta elegansi yang cukup tinggi. Hanya saja, terkadang dia memang sedikit menutup diri untuk hal-hal semacam ini.

Sempat berbincang beberapa saat lamanya, Lea segera mengunci mulut rapat-rapat dan mengalihkan perhatian ke arah lain begitu ia melihat Joan Lee muncul dari balik meja.

"Hyung, aku bawa satu ya?"

Sebotol whisky bertuliskan Martell Cordon Blue pada salah satu sisi menjadi pilihannya malam ini. Kandungan alkohol yang cukup tinggi membuat Joan Lee tersenyum saat masukkannya ke dalam paperbag.

"Kau belum ke sana?"

"Setelah ini," jawab Lee cuek. Diliriknya Lea yang sedang duduk bersilang kaki. Dingin. Tak ada tanda-tanda keakraban sama sekali di antara mereka berdua, terlebih setelah putus hubungan lebih dari empat tahun lalu. Saling melempar tak acuh dan berlaku seperti tak saling mengenal, meski sejatinya cukup sering bertemu. Joan Lee dan Lea memang selalu saja begitu, terjebak dalam suasana canggung yang mereka ciptakan sendiri.

BLACK MONEY DUSTWhere stories live. Discover now