CHAPTER 25

1.1K 134 95
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Fuck!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Fuck!"

Direktur muda bernama asli Kim Taehyung itu mengerang sedikit keras. Tubuhnya tergerak memompa jauh, menenggelamkan hasrat yang telah lama tak tersalurkan kepada sesosok gadis yang Joan Lee bawakan untuknya.

Berniat untuk memeriksa sebelum kemudian menjual bunga barunya kepada klien, Vhi justru terjebak oleh getar nafsunya sendiri.

Sial memang. Ciuman seduktif dari gadis malu-malu yang duduk di pangkuannya membuat Vhi mulai kehilangan arah. Tak sampai hati untuk menghindar, Vhi justru tertarik untuk bergerak semakin maju. Menghempaskan keraguan yang sempat membayang. Rasa bersalah atas kegagalan cintanya bersama Im Lea terbayar lunas oleh desah kesakitan sang gadis. Mau bagaimana lagi? Hasrat tetaplah hasrat. Tak peduli dengan siapa ia melakukannya. Lagi, Vhi hanya menganggapnya sebagai kegiatan penyaluran kebutuhan biologis yang normal.
  
Nami, gadis muda itu mencengkram pasrah pundak kokoh di hadapannya. Pria yang entah bagaimana tiba-tiba saja hadir untuk menikmati tubuh moleknya malam ini. Sadar jika yang ia hadapi saat ini bukanlah sosok sembarangan, gadis itu berusaha keras untuk tidak mengeluh. Namun, sesekali ia juga tak bisa menahan diri untuk tidak berteriak.

"Tuan, aaahhhh!!!" jeritnya. Tidak sengaja. Membuat Vhi kontan memelankan ritme permainan. Sedikit menekan untuk membuat sang gadis menjepit dengan lebih dalam lagi.

Vhi meraih wajah kembang penggoda itu untuk mengangkat wajah. "Sakit?" tanya Vhi meraba.

Bercak kemerahan yang tercecer di atas seprei tak lagi ia pedulikan. Terlihat begitu dingin hingga membuat Nami tidak bisa berkata-kata lagi. Pesona matang itulah penyebabnya. Getar itu menjadi kian tak tersentuh manakala Vhi kembali berbisik, "Seseorang memesanmu secara khusus. Sayangnya, aku lebih membutuhkanmu malam ini. Jadi, jangan malu-malu. Anggap aku sebagai pelanggan pertamamu, Nami-ssi. Mendesahlah ... Buat aku senang!" titahnya.

"Ba-baik, Tuan!" jawabnya mengangguk.

Air mata yang bercucuran adalah bukti bahwa apa yang Nami katakan itu nyata adanya. Akan tetapi, Vhi tidak peduli. Dirinya tetap tersenyum menikmati. Baginya, santapan tetaplah santapan. Tak peduli apakah gadisnya kesakitan atau tidak. Asal bukan Lea yang menangis, Vhi tidak akan pernah mencoba untuk menahan diri.
     
"Bagus! Sekarang, buka mulutmu ..."    
     
  
   
    

BLACK MONEY DUSTWhere stories live. Discover now