CHAPTER 15

1.4K 194 103
                                    

"Apa itu tadi? Rachel? Siapa yang memberimu nama itu? Bukankah sudah kubilang tadi, menjauhlah dari DBV!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa itu tadi? Rachel? Siapa yang memberimu nama itu? Bukankah sudah kubilang tadi, menjauhlah dari DBV!"

Joan Lee menyilangkan kedua tangannya kesal. Tajam, sorot matanya mengkilat menuntut penjelasan. Keduanya baru saja berdamai beberapa jam yang lalu. Namun, apa yang terjadi sekarang tidak jauh beda dari keadaan mereka kemarin-kemarin. Kekesalan Joan Lee dibuat tumpah sekali lagi.

Jiwoo bangun dari tempat duduknya. Gurat keseriusan nampak jelas di wajah sang gadis. Dia sedang berusaha menjelaskan, "Aku mengerti. Aku akan menjauh. Tapi, apa salahnya? Aku hanya kebetulan bertemu dengan seseorang yang kukenal, dan dia memanggilku Rachel. Itu saja!"

Joan Lee menyipitkan kedua ekor matanya menilai. Ia tidak lantas percaya begitu saja. Selama ini Jiwoo sudah terlalu banyak berdalih, maka tidak heran jika di kemudian hari Lee merasa ragu. Dia lebih banyak menerima kebohongan ketimbang jujurnya Si Gadis.

"Kalau begitu, apa maksud Suga hyung menyuruhmu memilih warna tadi?"

Jiwoo menganga sejenak. Dia bingung. Agak takut sebenarnya, tapi dia tetap harus mengatakan, "Itu ... temanku ..."

"Oke, teman?"

Atensi Joan Lee yang menguat membuat Jiwoo diserang gugup tiba-tiba. Terdapat kata berulang yang tak sengaja lolos. Terlihat sekali bahwa dia sedang merasa terpojok oleh pertanyaan tersebut. "I-iya, temanku ... itu ... dia membelikanku ... mobil."

"Mobil?" Joan Lee pikir dia salah dengar. Ternyata tidak. "Teman macam apa yang membelikan mobil tanpa alasan? Kau menerima gratifikasi?"

"Tidak!" sahut Jiwoo.

"Lalu?"

"Aku tidak tahu. Aku sudah menolaknya. Tapi dia bilang itu adalah ucapan terima kasih karena aku pernah menolongnya. Yahh, meskipun itu tidak sebanding daripada apa yang pernah kuberikan."

"Ohh, astaga!" Joan Lee memijit lelah pangkal hidungnya. Seperti sedang terpikirkan oleh sesuatu. Lee tidak ingin berprasangka buruk, tapi dugaannya kali ini jelas memiliki landasan logika yang tak bisa disanggah.

"Apakah itu Vhi?"

Yoo Jiwoo menoleh kaget. Betapa polosnya, "Bagaimana kau tahu?"

"Bagaimana kau tahu, apanya? Kau bercanda? Aku tidak pernah melihatmu berdiri didekat seorang chaebol pun!" ledek Lee. Realistis.

"Ahh ... benar juga. Temanku rakyat jelata semua. Mina juga," gumam Jiwoo pelan. Dia lupa fakta itu.

Joan Lee mengembuskan puncak kekhawatirannya sekali lagi. Jika diamati dengan saksama, dada bidang pria itu terkulai sedikit turun. Sebenarnya Lee sudah menduga ... Jika itu berhubungan dengan Suga, maka urusan tersebut sudah pasti tak kan jauh-jauh dari sosok bernama Vhi. Lee tidak suka, berurusan dengan bosnya diluar perkara pekerjaan. Sedikit sensitif sebab pria Kim itu pernah mengobok-obok masa lalunya.

BLACK MONEY DUSTWhere stories live. Discover now