CHAPTER 16

1.3K 164 96
                                    

"Jangan berikan permenmu kepada orang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan berikan permenmu kepada orang lain ... selain aku."

Yoo Jiwoo memejamkan kedua matanya lelah. Tubuhnya sedikit terhuyung. Sedikit payah untuk terus bergerak, ia berusaha memencet angka delapan pada tombol lift sementara lengannya yang lain sibuk menopang tubuh Joan Lee yang terkulai setengah sadar di bahu kiri.

"Brengsek! Bisa-bisanya dia tertidur setelah menciumku seperti tadi," gerutunya pelan. Kedua bola matanya memutar jengah mengingat. Dengan mudahnya, Lee berbicara seolah itu tak kan meninggalkan bekas apa pun di hati. Bagi Jiwoo itu menyebalkan.

Joan Lee hampir saja menyunggingkan senyum, jika saja Jiwoo tidak menghentikan gumaman kekesalannya. Batin Lee, bisa-bisanya dia mengatakan hal seambigu tadi. Lee menyadari kekeliruan yang ia lakukan. Ciumannya lah yang membuat Jiwoo salah paham. Andai Lee bisa menahannya sedikit saja. Padahal saat itu dia hanya sedang tergoda untuk mencium bibir lembab yang terlihat begitu menggiurkan. Lee tidak tahan mendengar ocehan Jiwoo yang terus menerus menyimpulkan berbagai hal dengan ujung pikirannya yang sempit.

Joan Lee membiarkan dirinya larut dalam kepura-puraan yang dia ciptakan. Rasa-rasanya seperti ia bahkan tak lagi sanggup untuk membuka mata. Lee malu sekali. Dia pikir, dengan memejam layaknya pria mabuk yang tak tahu apa pun, setidaknya itu bisa menyelamatkan titik gengsinya yang hampir sekarat. Sekarat sebab telah berkata yang bukan-bukan, atau sekarat karena tak bisa menahan godaan (?)

Yoo Jiwoo membawa Joan Lee pulang ke apartemen. Ini adalah malam kedua dia menginap di sana. Berbeda dengan malam sebelumnya, gadis itu memperlakukan daddynya dengan cukup sadis.

Jiwoo mengambrukkan tubuh Lee ke atas ranjang. Cukup kasar. Dia mengumpat berkali-kali. Bertepatan dengan itu, bunyi renyah dari kepala yang terantuk membuat gadis bersurai panjang tersebut kontan menyilangkan kedua tangan.

"Ahhh!" Lee mengeluh memegangi dahi, membuka mata dan sedikit memijit. Saat itulah dia sadar, kebohongannya terkuak seketika.

"Sudah kuduga, kau hanya berpura-pura tidur. Bajingan!"

Demi Neptunus dan seluruh planet yang ada di luar sana, Joan Lee tak kuasa menyembunyikan wajah di balik bantal. Dia tertawa, mendapati bahwa sosok yang ia kira masihlah begitu polos ternyata tak lagi mudah tertipu, seperti dulu.

"Kau mempermainkanku?" tanya Jiwoo menghakimi.

Sekarang Jiwoo mengerti. Maksud dari kata-kata Joan Lee kemarin. Semakin intim hubungan yang mereka lalui, sisi lain yang belum pernah terlihat perlahan terkuak satu persatu.

"Apakah menyenangkan ... mempermainkanku?" tanya Jiwoo yang mulai marah.

Joan Lee masih saja tertawa, ia mengangguk membenarkan. Baiklah, ini adalah poin menyebalkan lain yang Jiwoo benci. Bahkan saat marah pun, ia merasa begitu bodoh karena tak sanggup melawan.

BLACK MONEY DUSTWhere stories live. Discover now