CHAPTER 19

1K 168 86
                                    

"Yoo Jiwoo, dua puluh dua tahun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Yoo Jiwoo, dua puluh dua tahun."

Wanita berseragam hitam lengkap dengan nametag kepolisian bergumam lirih. Keningnya berkerut tak habis pikir, menatap kartu identitas yang baru saja Jiwoo tunjukkan.

"Wali?"

"Untuk apa menanyakan itu? Aku sudah dewasa."

"Kalau aku bertanya, jawab saja dengan jujur! Apa kau tahu dengan siapa kau berhubungan?"

Jiwoo menjawab tanpa ragu, "Ya."

"Pacarmu itu ... dia pernah dipenjara selama dua tahun karena kasus tabrak lari dan mengemudi di bawah pengaruh minuman beralkohol. Lalu, sekarang apa? Bercinta tanpa tahu tempat? Kau yakin dia pria baik-baik?"

Tak acuh atas informasi yang baru saja ia terima. Kedua manik Jiwoo merotasi pelan. Jelas dia tak peduli. "Memangnya kenapa? Apakah seks juga diatur negara sekarang?"

Cukup berani. Jawaban tegas Jiwoo bahkan membuat Lee tak tahan untuk menyunggingkan senyum. Dalam hati Lee memuji - that's my girl! - Terucap lewat kerlingan nakalnya sesaat setelah Jiwoo menjawab judgement tak bermutu tersebut. Ya, tidak bermutu sebab Lee anggap terlalu mengorek privasi yang seharusnya tak perlu diurusi oleh bedebah-bedebah berseragam yang menyebut diri mereka sebagai polisi.

"Ini bukan perkara seksnya. Aku bahkan tidak peduli jika kalian mau jungkir balik atau loncat dari atas awan, aku tidak peduli! Yang menjadi masalah adalah mercusuar itu bukan tempat wisata malam. Kau tidak lihat kah, plakat bertuliskan dilarang masuk kecuali petugas?"

Kali ini Jiwoo tidak bisa mengelak. Fakta bahwa dia mengabaikan tanda peringatan dan justru menggunakan tempat tersebut untuk bersembunyi, bahkan merunjuk kepada tindak asusila saja sudah salah. Karena itulah Jiwoo segera menunduk meminta maaf. Dengan berani, ia mengakui kesalahanya.

"Jadi, bisa kau jelaskan kenapa mobilmu bisa terbakar semalam?"

"Aku yang membakarnya." Joan Lee menyahuti pembicaraan tersebut tanpa ditanya. "Kupikir dia berselingkuh dariku, jadi aku membakar mobilnya karena kesal."

Kebohongan macam apa itu? Jiwoo sedikit terperanjat, hampir saja meloloskan tawa membelot. Andai itu terjadi, akting tegas Joan Lee bisa dipastikan akan menjadi sia-sia belaka.

"Nona Yoo, pacarmu membakar mobil. Dan kau masih bisa tersenyum di saat-saat seperti ini? Kau baik-baik saja?"

"Tidak, dia hanya salah paham. Kami sudah menyelesaikan masalah itu. Benar kan, Jeon?" Joan Lee mengangguk mengiyakan.

"Jadi, karena itukah kau masih bisa menikmati waktu di atas mercusuar, sedang mobilmu sendiri sudah menjadi abu?"

"Ya, anggap saja begitu. Toh dia juga tidak akan keberatan untuk membelinya lagi nanti," sahut Jiwoo yakin. Tanpa beban, tanpa rasa bersalah. Baginya, drama pagi ini terasa begitu menyenangkan. Persetan dengan rasa malu yang menggelayut. Diakui pacar oleh Joan Lee adalah poin pentingnya.

BLACK MONEY DUSTWhere stories live. Discover now