CHAPTER 20

1.1K 148 77
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiga jam sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiga jam sebelumnya.

"Kau bilang aku berlebihan. Lalu, sudah berapa kali kau tidur denganku? Apakah kau juga menghitungnya?"

Joan Lee tertahan dalam pertanyaan tersebut. Sedikit mengambang, jantungnya bergemuruh menahan amarah. Pedih memang. Lubuk hati ingin membela diri, namun mulut masih jua terbungkam.

"Tidakkah kau berpikir kata-katamu terlalu jauh?" tanya Lee kecewa. Dalam sudut pandangnya, terlalu kejam jika Jiwoo menyamaratakan apa yang dia lakukan dengan yang lain sebab pada kenyataannya tidaklah begitu. Se-obsesif apa pun Lee mengaku, baginya Jiwoo tetaplah Jiwoo. Sosok yang ingin sekali dia jaga seumur hidupnya. Dari manakah kasih itu bermula? Lee juga tak tahu. Yang jelas, dia terlalu menyayangi Jiwoo hingga tak ingin sesuatu yang buruk datang menghampiri gadis kecilnya.

"... Aku tahu, aku bukanlah pria baik-baik. Tapi denganmu? Setidaknya aku cukup tahu diri untuk tidak bertindak semauku. Jadi berhentilah menyamakan dirimu dengan yang lain atau-"

Cup!

Sebuah kecupan bibir baru saja merebut atensi Joan Lee. Maksud hati ingin mengungkapkan perasaan dengan lebih tulus, namun gagal. Gadis itu terlebih dahulu merengkuh kuat pundak daddynya. Berharap jika Lee akan segera menyadari batas kesabarannya kali ini. Kedua sisi bibir Jiwoo kembali melumat dengan sedikit kasar. Membuat berbagai macam kalimat di dalam kepala menghilang tanpa jejak. Musnah sebelum terucap. Runtuh bersama pertahanan hasrat.

"Atau apa?" cecar Jiwoo. Lee terkejut. Entah bagaimana, tubuh kekar itu terdorong jatuh di atas ranjang. Begitu mudahnya hingga gerak cepat sang gadis membuatnya lumpuh seketika.

Segera setelah terbaring di atas ranjang, Jiwoo merayap naik mengungkung pujaan hati, melepas balutan hitam yang menjadi favorit Joan Lee. Sebuah lingerie tipis dengan belahan dada yang begitu menantang. Sangat percaya diri sebab Jiwoo tahu, inilah yang selalu Lee inginkan. Bersenang-senang tanpa mengenal batas dan waktu. Meleburkan gairah menjadi satu. Bukankah seperti itu pengakuannya?

Yoo Jiwoo menyibak surai gelap yang tergerai panjang ke balik punggung. Tatapannya begitu tajam menghunus, sementara sebelah tangannya kini tergerak obsesif meraih tangan Joan Lee, mengarahkan tangan berotot itu untuk meremas buah dadanya yang telah bebas.

BLACK MONEY DUSTWhere stories live. Discover now