1

207 35 0
                                    

Aku menatap danau indah di depanku dengan senyuman dibalik penutup wajah. Untuk pertama kalinya akhirnya aku bisa keluar dari rmumah yang bisa dikatakan penjara dari pada rumah. Aku tahu, ibu dan ayah melakukannya untuk kebaikanku. Karena kata mereka, ada banyak orang di luar sana yang tidak memiliki kebaikan di dalam hati mereka.

Jadi sejak kecil, mereka menempatkan aku di kurungan yang adalah kamarku. Aku hanya bisa keluar ke belakang rumah. Di mana di sana ada dinding besar yang tidak bisa dipanjat dengan mudah. Ayah memastikan tidak ada yang bisa melihatku sama sekali.

Rumor tentang kecantikan bak dewi milik keluarga Fauss santer terdengar sampai ke pelosok negeri. Semua orang berebut ingin melihatnya.

Siapa pun yang tidak sengaja menatap, akan langsung melanar. Tidak peduli dia sudah menikah atau belu,

Dan kecantikanku sampai ke telinga kaisar sendiri. Kaisar datang menemuiku dan menatapku, kaisar langsung memberikan titah untuk membawaku ke istana setelah aku cukup umut.

Sekarang, aku sudah cukup umur. Besok malam aku akan berangkat ke istana dan menjadi selir sang kaisar. Aku akan berpindah rumah tahanan. Ya, hanya itu yang ada di kepalaku. Berhenti menjadi tahanan keluargaku, aku akan menjadi tahanan suamiku.

Rasanya benar-benar menyesakkan.

Itulah yang membawaku ke hutan ini. Bukan kabur, aku jelas tidak akan pernah mengorbankan kepala keluargaku demi kebebasanku.

Aku meminta izin pada kaisar untuk membiarkan aku menghirup udara bebas sebelum aku benar-benar masuk ke istana dan menjadi selirnya.

Entah bagaimana, kaisar mengerti. Dia memberikann izinnya tanpa banyak drama melalui surat resmi yang dia tulis sendiri. Orangtuaku tidak bekutik. Mereka memberikan izin padaku dengan banyak pengawal yang datang menjagaku.

Aku bahkan tidak dapat menghitung berapa banyak pengawal yang dikirim kaisar.

Saat semua orang lengah, aku membuka penutup wajahku. Aku melepaskan topi yang dan mendesah dengan lega sembari menatap danau yang memancarkan ketenangan itu. Aku tersenyum dengan bahagia.

Seperti burung kecil yang akhirnya diberikan kebebasan, aku merasa benar-benar kehilangan tekanan yang selama ini ada di pundakku. Aku merasa sayapku bisa kukepakkan lagi.

Mataku menatap lurus ke depan, satu cahaya yang datang bola mataku membawaku pada kebingungan siapa pencipta cahaya itu. Aku coba menatap ke depan sana, di mana semak-semak belukar menjadi objek pandanganku.

Itu sebuah pedang. Ada pedang seseorang yang tertimpar sinar mentari. Aku berdiri dan dengan was-was segera memasang kembali penutup wajahku.

Aku berbalik.

"Ada apa, Nona?" tanya sebuah suara.

Aku menatap suara itu, pelayan pribadiku. Kuberikan dia gelengan. Aku tidak mau pelayanku tahu kalau ada yang melihat wajahku tadi. Aku tidak mau membahayakan siapa pun orang yang melihat itu.

"Bisa kita pergi, Jenny?"

Jenny menatap aku sejenak, dia menarik aku ke belakang tubuhnya dan menjadikan dirinya tameng. Seolah Jenny mengerti. Tapi dia tidak mengatakannya. Jenny menatap ke semak belukar, coba mencari siapa di sana.

Aku meraih lengan Jenny dan menahannya. Tidak mau dia menghampiri ke sana dan menemukan siapa pun yang tidak beruntung itu.

"Jenny, aku sungguh ingin kembali."

"Sebentar, Nona."

"Jenny? Sekarang!"

Jenny menatapku, tampak melihat keputusasaan dalam suaraku. Dan itu membawa Jenny pada anggukan. Jenny akhirnya membawa aku keluar dari balik pepohonan. Penjaga ada di sana menatap pada kami berdua.

"Kita kembali," ucap Jenny dengan suara tegas memerintah,

Jenny dikirim padaku saat aku masih berusia sepuluh tahun. Bukan sekedar pelayan biasa, Jenny juga pengawal bagiku. Kaisar tidak percaya dengan pelayan pria, dia akhirnya mengirim wanita untuk menjagaku.

Sudah enam tahun aku bersama Jenny, dia tidak pernah memperlakukan aku dengan buruk. Aku juga selalu menganggapnya kakak karena aku memang tidak memilikinya. Aku suka dengan jenny meski dia selalu menjaga jarak dariku. Tapi aku tahu, Jenny peduli padaku.

Seperti yang dia lakukan sekarang. Dia menurutiku.

Mencuri Selir KaisarWhere stories live. Discover now