03_Anak yang tak diharapkan

839 429 830
                                    

Hallo!💜🍇


Suara brankar benar-benar memecah kesunyian rumah sakit cinta melati, dua suster dan satu dokter beserta suami dan ibunya mendorong brankar menuju ruang persalinan. Rasika, memegang tangan suaminya dengan peluh-peluh yang sudah mengucur.

"Sayang bertahan ya..".

Setelahnya pintu ruang persalinan ditutup dan menyisakan dua orang diluar.

"Bu..". Suara sendu Rakanda terdengar sangat mengiris hati.

Putri mengusap air mata menantunya. "Nak,, kau tau kan' Rasika wanita kuat?. Dia pasti bisa nak..".

Rakanda menyatukan kedua telapak tangan sambil memohon doa kepada tuhan, supaya istri dan anaknya selamat.

Sementara didalam, suster dan dokter benar-benar telaten dalam mengambil tindakan operasi. Rasika tidak bisa lahiran normal, sangat tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya, itulah mengapa manusia hanya bisa berencana tetapi tuhan yang boleh menentukan takdir sebenarnya.

Putri berdiri mondar-mandir, sangat gelisah. Rasika merupakan anak tunggalnya dan yang Putri punya didunia ini hanya Rasika, Putri benar-benar sangat khawatir dengan keadaan anaknya yang harus lahiran prematur sebab kondisinya yang harus melahirkan sebelum tanggal yang disesuaikan tetapi tadi air ketubannya sudah pecah.

Satu jam setelahnya bayi cantik yang memiliki fisik sempurna berhasil terselamatkan, betul-betul titisan Rasika.

"Kok bayinya tidak menangis dok?". Dokter menoleh ke suster dan beralih menepuk-nepuk pelan bokong bayi, mencoba membantu bayi supaya bisa menangis. Hal ini memang umum dilakukan dokter, untuk mengetahui bayi tersebut normal atau mengalami kecacatan.

Dua menit berlalu bayinya benar-benar tidak menangis, dokter langsung memasukkan bayi itu ke inkubator untuk memberikan kehangatan dan membantu bayi itu supaya bisa bernafas, karena bayi yang lahir prematur bisa dalam kondisi memperhatikan jika tidak dimasukkan kedalam inkubator.

"Kalian bersihkan sisa-sisa persalinan bu Rasika, biar saya dan suster Sila yang menangani bayi ini".

Suster yang ada disana hanya mengangguk patuh.

Dokter dan suster keluar dari ruangan dengan mendorong inkubator, Rakanda dan Putri langsung berdiri dan bertatap wajah dengan dokter.

Rakanda dan Putri menghampiri malaikat kecil yang berada didalam inkubator. "A-anak saya tidak apa-apa dok?". Tanya Rakanda memastikan.

Dokter diam dan menyuruh suster itu untuk keruangan terlebih dahulu supaya dapat menangani bayi itu dengan cepat, dan dokter juga harus memberi tau ayah dan nenek dari bayi itu sebelum ia memberitahu ibunya yang masih dalam kondisi tidak sadar terkait kondisi anak mereka, tanpa melakukan pemeriksaan pun dokter sudah dapat menyimpulkan sesuatu dan sesuatu itu adalah hal pahit yang harus mereka terima.

Rakanda dan Putri duduk dihadapan wanita yang mengenakan jas putih itu, sepertinya hal yang dibahas akan sangat serius.

"Begini.. pak, bu. Terkait kondisi bu Rasika yang harus melahirkan secara prematur dan kurang dari tanggal yang ditetapkan membuat bu Rasika kehabisan banyak darah. Tapi ibu dan bapak tenang saja, rumah sakit ini menyiapkan banyak darah, dan bu Rasika juga sedang ditangani".

"T-tetapi kondisi Rasika tidak apa-apa kan' dok?".

Dokter itu mengangguk mantap menanggapi pertanyaan wanita paruh baya dihadapannya.

"Lalu bagaimana dengan kondisi anak saya dok?". Kali ini Rakanda yang bersuara.

"Memang bayi prematur tidak sama dengan bayi cukup bulan, bapak dan ibu tidak perlu berkecil hati karena bayi prematur bisa tumbuh dengan baik--".
Dokter itu sedikit menjeda ucapannya dan semakin membuat Putri dan Rakanda penasaran dengan ucapan selanjutnya.

[1]SEMBAGI ARUTALA Where stories live. Discover now