15_Hancur

150 54 323
                                    


Annyeong!!☁️


Sandra mengaplikasikan lipstik di bibirnya. "Gue denger selama kita di skors ada murid baru disekolah? Dan dia temenan sama si bisu".

"Yaa, namanya Nuansa Rasia. Nih, lo liat akunnya di Twitter". Evelyn menyerahkan ponselnya kepada Sandra.

Evelyn kembali menyeruput mie Korea kesukaannya. "Kayaknya kita bisa manfaatin Rasia buat bales dendam sama si bisu".

Sandra tersenyum sinis. "Kita harus atur rencana".

"Lo setuju ga, Tika?".

"Tika!".

Tika yang sedari tadi melamun langsung menoleh. "Kenapa?".

"Lo ga simak obrolan gue sama Sandra tadi?". Tanya Evelyn dengan rasa heran.

Tika berdiri dari duduknya, mengambil tas selempang dan ponselnya di atas meja. "Gue balik ya, badan gue rasanya ga enak".

Tanpa menunggu persetujuan dari Sandra maupun Evelyn, Tika langsung pergi dari kediaman Sandra.

"Sial, ada apa sih sama Tika".

🌧️

Setelah melakukan pembiasaan pagi, anak-anak Bumi Putih langsung berhamburan keluar aula. Karena hari ini para guru kembali rapat, maka jam kosong disekolah digunakan para murid untuk melakukan hal lain.

Sandra, Tika, dan Evelyn memilih pergi ke halaman belakang sekolah untuk merencanakan aksi balas dendam kepada Naya. Memang tidak ada kapoknya mereka!

"Gak, gue ga setuju! Pokoknya sekarang apapun yang berurusan dengan Naya gue ga akan mau ikutan". Tolak Tika dengan tegas, saat Sandra dan Evelyn kembali merencanakan hal jahat dengan memanfaatkan Rasia.

Sandra mendorong bahu Tika. "Lo tuh kenapa banyak berubah hah!? Apa karena kakak tiri lo itu?".

Tika mengepalkan tangannya, matanya melotot tajam ke arah Sandra. "Ini ga ada hubungannya sama kakak gue!".

Evelyn menarik sudut bibirnya keatas. "Oh tentu ada! Kak Sharos itu suka sama Naya dan lo ga mau ikut rencana kita kali ini karena lo ga mau ngecewain kak Sharos. Lo tuh harusnya mikir kenapa kak Sharos bisa sebenci itu sama lo!!".

Sandra tertawa lepas, jari-jari lentiknya menyisir rambutnya kebelakang. "Aduhh,, please deh Kartika Smith jangan bego lo! Kak Sharos itu ga akan pernah mungkin ngelupain hal itu, ga akan mungkin Tika! Stop mimpi".

"Bangsat!!". Kartika mendorong Sandra sampai jatuh ke lantai. "Lo tuh kalau ga tau apa-apa tentang keluarga gue ga usah sok tau!". Balas Kartika dengan nada tinggi yang sudah tak tertahankan.

Evelyn membantu Sandra untuk berdiri. Sandra yang tak terima diperlakukan seperti tadi oleh Tika langsung menampar pipi gadis itu dengan sangat kasar. "Denger gue, lo itu cuma anak haram hasil perselingkuhan bokapnya kak Sharos dengan nyokap lo yang miskin itu. Lo tanpa duit dari bokap kak Sharos ga akan mungkin bisa hidup bergelimang harta, yang ada jadi gembel!".

"Oh ya satu lagi, karena kehadiran lo dan nyokap lo.. ibunya kak Sharos meninggal. Lo tuh harusnya inget! Sampai kapan pun kak Sharos ga akan mungkin anggap lo itu adik". Lanjut Sandra dengan kalimat pedasnya yang mampu membuat hati Tika seperti digores pisau.

Tika menghapus air matanya kasar. "Lo pikir lo lebih baik dari gue? Seenggaknya walaupun latar belakang orang tua gue ga baik! Mereka masih anggap gue, mereka masih lihat gue sebagai seorang anak. Mereka ga pernah anggap gue sebagai sebuah kesialan, mereka sayang dan selalu ada buat gue. Sementara lo? Kemana orang tua lo? Minggat dari rumah? Sampai anaknya harus diurus sama pembantu!??".

"Anjing lo!". Sandra yang ingin kembali menampar pipi Tika ternyata sudah didahului Tika yang menampar pipi Sandra dengan kencang.

"Siapa yang hidupnya disini lebih menyedihkan San? Gue atau lo? Jangan cuma karena orang tua lo punya semuanya terus lo bisa seenaknya! Gue ga pernah takut kalau hal ini kebongkar dan satu sekolah tau kisah gue sebagai adik tiri kak Sharos. Gue ga akan pernah mau berurusan sama orang munafik kayak lo yang cuma bisa ngandelin orang tua lo!".

Tika menatap Evelyn yang berdiri disebelah Sandra. "Dan lo..". Tika menunjuk Evelyn. "Urusin sana keluarga lo yang perusahannya mau bangkrut".

Setelah puas berkata seperti itu, Tika memilih pergi untuk menenangkan pikirannya. "Seharusnya gue ga perlu cerita tentang latar belakang keluarga gue, ternyata benar ga ada sahabat yang benar-benar datang dengan tulus mereka hanya penasaran dengan kehidupan gue lalu pergi begitu saja".

🌧️

"Yaampunn aku deg-degan banget Nay". Rasia tidak berhenti senyum sejak tadi, kedua tangannya masih setia memeluk sebuah kotak bekal bewarna biru.

Naya hanya bisa tersenyum. "Inget kata uti, kamu ga boleh marah dan harus tenang". Naya mencoba menetralkan perasaannya sekarang.

"Itu kak Daren". Teriak Rasia kegirangan. Gadis yang memiliki rambut bergelombang itu langsung berjalan menghampiri Daren.

"Pagi kak Daren". Sapa Rasia dengan senyuman manisnya.

Sial, Daren tak memperdulikan Rasia. Bahkan sapaan Rasia pun hanya angin lalu bagi Daren.

"Pagi Mentari-ku". Teriak Daren kepada Naya yang sedari tadi menatap Daren. Pria itu berjalan kearah Naya lalu duduk disebelahnya.

"Kak Daren suka banget bikin jantung aku mau copot". Rasa bahagia benar-benar menjalar ke seluruh tubuh Naya saat Daren menyapanya dengan sebutan Mentari-ku? Ah aneh!!

Rasia? Gadis itu benar-benar diacuhkan oleh Daren. Bahkan saat Rasia memasang wajah temboknya dengan duduk disebelah Daren, Daren masih bersikap acuh.

Naya menatap rasia dengan perasaan sedih. "Aku kasian sama Rasia".

☁️☁️☁️Bikin lebih panasnya kayaknya seruu deeh

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

☁️☁️☁️
Bikin lebih panasnya kayaknya seruu deeh

[1]SEMBAGI ARUTALA Onde as histórias ganham vida. Descobre agora