04_Pundar

834 401 778
                                    


Guys!!
Ada yang dengerin lagunya Glen Samuel
"Tatap aku sebentar" gaa??
Baguss' bgtt asli!!-🤍







"Kalau aku adalah anak yang tidak diharapkan kedua orang tuaku, kenapa aku tidak mati saja saat itu Tuhan!?".

Naya meremas rok yang dikenakannya untuk meluruhkan rasa sakit dihatinya.
Hari ini sudah seminggu setelah hari ulang tahunnya, tapi Naya masih belum bisa menerima kenyataan yang ada. Hubungannya dengan uti juga sudah membaik walaupun tidak sehangat dulu, karena Naya selalu menghindar dan lebih memilih menutup diri dikamar.

Tringg!!

Gadis itu menoleh kekanan dan kekiri, mengelap sisa-sisa air mata yang masih membasahi pipinya. Naya berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kelas, biasanya untuk menghabiskan waktu istirahat Naya lebih memilih pergi ke perpustakaan tapi karena Naya sekarang lagi sedih jadi Naya duduk dibawah pohon rindang.

Karena tidak mungkin Naya menangis di perpustakaan.

Naya berjalan melewati koridor sekolah, sebenarnya bagi sebagian orang Naya itu tidak dianggap sebagai sampah yang menjijikkan. Walaupun Naya memiliki kekurangan, tapi Naya adalah gadis yang baik. Tidak pernah mengusik orang lain dan selalu pasang badan untuk orang yang membutuhkan.

Hanya saja banyak orang-orang yang terkena hasut anak-anak lysandra, secara fisik Naya itu gadis sempurna. Wajah Naya itu benar-benar seperti putri Yunani, sangat anggun dan cantik.
Naya juga gadis yang cerdas, buktinya Naya selalu mendapat juara kelas.

Kalaulah Naya tidak terlahir sebagai anak yang bisu mungkin Naya akan menjadi putri sekolah, tapi Tuhan itu adil dibalik kekurangan manusia pasti ada kelebihan yang Tuhan titipkan.

"BISU!".

Naya menoleh dan sedikit meringis kala surai hitamnya dijambak sampai Naya hampir mengeluarkan air mata.

Anak-anak lysandra langsung membawa Naya ke gudang belakang sekolah dengan sangat kasar, Naya ditarik lalu dijatuhkan begitu saja ke lantai berdebu sampai kepala Naya kebentur meja.

"Apa lagi ini?".

Naya memegangi kepalanya lalu memberanikan diri menatap Sandra.

"Gimana disana?".

Pria yang memiliki alis tebal dan bibir tipis itu hanya bisa menampilkan senyum palsunya.

"Ada beberapa masalah disana". Balasnya.

Devara mengangkat alisnya. "Maksud lo?".

Daren mengambil gitar dan mulai memainkannya. "Lo tau? Waktu awal gw tiba disana, mereka itu benar-benar mau ngejatuhin mental anak-anak Bumi putih".

"Gila si! Takut banget ga menang ya mereka? Haha~". Sharos tertawa remeh sembari bertepuk tangan.

"Ya lo tau lah, mau seribu cara pun anak-anak Langit biru ngejatuhin mental atau berbuat curang sama anak-anak Bumi putih ya mereka tetap ga akan bisa menang".

Devara menarik sudut bibir. "Ibaratnya tuh mereka ada dibawah kaki kita".

Daren menepuk bahu Bimo, pria yang memiliki wajah blasteran dan lesung pipi itu masih fokus menatap layar ponselnya. "Aduhh, ada apa si Ren?".

Tanya Bimo tanpa menatap Daren.

"Gw ketemu Alexa disana".

Bimo langsung menutup ponselnya dan menatap mata jelaga milik Daren. "Terus?".

"Lo serius udah move-on?".

Bimo menggeleng. "Susah banget buat gw ngelupain Alexa, ya walaupun sebenarnya rasa cinta gw perlahan-lahan mulai terkikis si".

Plak!
Plak!

Sandra menampar kedua pipi Naya dengan sangat keras, sekali lagi Naya hanya bisa menangis dan menangis. Pipinya terasa sangat panas, bahkan menimbulkan warna merah.

"Bangsat! Gara-gara lo gw dan teman-teman gw dapet nilai C dari pak Ilham!!". Sandra berucap dengan nada tinggi.

"Oh jadi karena itu mereka marah, padahal mereka cantik tapi kenapa pemalas sekali. Kenapa harus aku yang selalu mengerjakan tugas-tugas mereka?".

Dengan sarkas Eve menunjuk Naya. "Lo pasti cuma alasan kan' beberapa hari ini ga masuk supaya bisa bikin nama kita jelek di depan guru-guru?".

Naya menggeleng.

Memang tiga hari ini Naya tidak masuk sekolah, karena sedang sakit. Naya juga sempat diberi peringatan oleh Sandra dan kawan-kawannya lewat chat, tapi Naya tidak terlalu memikirkannya karena menurutnya masalah hidupnya jauh lebih penting.

"Dasar bisu!".

"Jelek!".

"Miskin!".

"Ga punya orang tua!".

"Udahlah soal Alexa ga perlu kita bahas, karena yang terpenting sekarang gimana caranya band sekolah kita bisa menang di final".

Bimo mengangguk setuju dengan ucapan Sharos.

Devara mengambil gitar milik Daren dan mulai memainkannya. "Gw mau nembak cewek". Ujarnya spontan.

Ketiga temannya itu hanya bersikap biasa, karena Devara memang terkenal sebagai pria yang suka memainkan hati wanita. Tapi anehnya walaupun fakta tentang Devara sudah tersebar luas di sekolah Bumi putih, tetap saja para gadis-gadis di Bumi putih tidak peduli dengan hal itu.

Ya walaupun Devara memang tampan dan tajir, tapi kan..

"Basi!".

__🍉

Gitar milik Daren terjatuh dan senarnya terputus, Daren yang sudah merasa kesal langsung berteriak sarkas.

"LO BUTA YA!?? KORIDOR SELUAS INI BISA-BISANYA LO NABRAK GUE!?".

Daren mengambil gitarnya dan memeriksa kondisi gitar itu. "BANGSAT!!! LO TAU GA KALO HAL YANG LO LAKUIN INI FATAL HAH!?".

Naya terisak, gadis itu hanya bisa meremas rok sekolahnya. Kenapa hari ini nasibnya sangat sial, sudah mendapat hinaan dan tamparan dari Sandra dan teman-temannya ditambah sekarang ia harus berurusan dengan pria yang tak dikenal.

Koridor ini sangat sepi, suara Daren benar-benar menggaung disini. Daren berkacak pinggang, matanya memerah menahan amarah. Gitar ini benar-benar gitar kesayangannya, gitar ini adalah hadiah dari kedua orangtuanya karena Daren berhasil memenangkan lomba menyanyi waktu berumur lima belas tahun.

Mungkin banyak orang yang berpikir sepele, apalagi Daren itu orang berada. Daren bisa saja membeli gitar yang lebih mahal dan lebih bagus dengan jumlah banyak, tapi untuk mendapatkan gitar itu tidak mudah.

Bukan soal harga tapi soal perjuangan Daren mendapatkan gitar itu.

Daren memperhatikan Naya dari atas sampai bawah. "Aku tidak pernah melihat gadis ini sebelumnya, apa dia murid baru?".

Naya yang sudah sangat risih ditatap oleh Daren langsung berlari sekencang-kencangnya dan tidak memperdulikan teriakan Daren.

"Sialan!! Liat saja nanti!".




Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Don't expect much
better think for yourself and make yourself happy🍉




[1]SEMBAGI ARUTALA Where stories live. Discover now